JAKARTA, Atas hasil tak pernah menang di ajang Pra Piala Dunia 2014, pelatih timnas senior Indonesia, Wim Rijsbergen menuai cercaan. Dibantai 4-1 oleh Iran di kandang sendiri, PSSI tetap bersiteguh mempertahankan pelatih asal Belanda tersebut.
Terbaru, pada laga kualifikasi Piala Dunia 2010 menjamu Iran di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (15/11) malam, Indonesia menyerah 1-4. Ini melengkapi lima kekalahan dalam lima pertandingan yang dilakoni Indonesia di babak kualifikasi.
Hasil buruk ini tentunya menjadi tanggungjawab Wim Rijsbergen sebagai pelatih. Kinerja Wim pantas mendapat rapor merah. Karena itu sudah selayaknya dievaluasi. Suara-suara yang meminta ia dipecat sudah semakin santer terdengar.
Saat kalah di laga awal dari Iran 0-3 dan Bahrain 0-2, Wim beralasan tim yang diturunkan belum pilihannya, melainkan warisan pelatih sebelumnya Alfred Riedl. Namun ketika Wim mendapat kesempatan membentuk tim pilihannya, hasilnya pun setali tiga uang. Beberapa pemain tua yang jadi pilihannya tak cukup menjadikan timnas lebih solid.
Sayang, harapan publik sepakbola Indonesia agar Wim dilengserkan dari kursinya, sulit terwujud. Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin Husein, memastikan tak akan memecat Wim.
Orang nomor satu di PSSI itu justru menilai Wim tidak gagal. “Wim akan tetap kami pertahankan, dan ini bukan sebuah kegagalan. Lolos ke putaran tiga menjadi keberhasilan Wim, setelah terakhir saat Pra Piala Dunia 1986,” ujar Djohar, seperti yang dilansir tribunnews.com.
PSSI mengontrak Wim selama dua tahun atau sampai 2013. Ia menjadi pelatih setelah pengurus PSSI yang baru secara kontroversial memecat Riedl. “Lagipula, dia menangani tim ini juga belum lama, jadi tidak bisa dibilang gagal. Kami tidak akan memecatnya,” tandasnya.
Wacana untuk mengangkat Rahmad Darmawan menjadi pelatih timnas senior pun mentah. “Rahmad sudah ditugaskan untuk membentuk dan menangani tim SEA Games 2013,” tegasnya. (trb)HALUAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar