AMUK MASSA DI SAWAHLUNTO
Mapolresta Sawahlunto masih dijaga ketat pihak keamanan. Tiga polisi diperiksa Propam Polda Sumbar. Kerugian akibat kerusuhan antara warga dan pihak kepolisian itu mencapai Rp4 miliar.
SAWAHLUNTO, Tiga anggota kepolisian Polresta Sawahlunto menjalani pemeriksaan, yang dilakukan Propam Polda Sumbar, terkait penyebab munculnya kerusuhan antara warga dan pihak kepolisian di ‘Kota Arang’, yang terjadi Kamis (24/11) malam.
Ketiga anggota kepolisian tersebut masing-masing berinisial ‘A’, ‘S’, dan ‘C’, yang diduga berasal dari Satuan Lalu Lintas Polresta Sawahlunto. Situasi dan kondisi Mapolresta Sawahlunto sendiri, semenjak setelah penyerangan dari ribuan masyarakat, pada Kamis malam itu, telah kembali tenang.
Meski kondisi telah tenang, namun Mapolresta yang berada di kawasan Karang Anyar Desa Santur itu, masih dijaga ketat pihak keamanan, khususnya dari pihak Brimob yang bersenjata lengkap.
Terkait masalah penyebab terjadinya kerusuhan, Wakapolres Sawahlunto, Kompol. Paisal Anwar ketika ditemui Haluan, Jumat (25/11) mengatakan, pihak Propam Polda Sumbar juga tengah melakukan penyelidikan.
Khususnya untuk korban jiwa, lanjut pria yang baru saja menjabat Wakapolres Sawahlunto selama satu bulan terakhir itu mengatakan, dari pihak warga masyarakat hingga saat ini belum terpantau.
Sedangkan dari pihak kepolisian, ujar Paisal, ada yang terkena lemparan batu yang dilakukan warga. Sementara untuk kerugian sendiri, Paisal mengatakan Satlantas Polresta Sawahlunto telah habis terbakar.
Kebakaran yang menimpa kantor Satlantas yang hanya terpaut sekitar 300 meter dari Mapolresta itu, tidak bisa dielakkan. Karena tidak adanya pengamanan. Bahkan, untuk berkas dan dokumen yang ada di kantor tersebut, tidak satu pun yang bisa terselamatkan.
Paisal yang baru saja dimutasi dari Polresta Sijunjung itu mengaku, ketika terjadi kerusuhan, pihaknya hanya berkekuatan 80 orang, baik yang berseragam kepolisian maupun Dalmas.
Sementara, perkiraan massa yang datang melakukan penyerangan, ujarnya mencapai 3.000 orang. Sangat-sangat tidak sebanding dengan jumlah pihak kepolisian yang berada di kantor tersebut.
Paisal mengatakan, sebelum terjadinya pembakaran kepolisian sudah melakukan koordinasi dengan beberapa tokoh masyarakat. Namun, luapan emosi warga tidak dapat terbendung, dan memuntahkan dengan aksi pelemparan maupun pembakaran.
Total kerugian yang diakibatkan dari kerusuhan dan pembakaran yang terjadi, setidaknya mencapai Rp4 miliar. Khusus di Satlantas saja, kerugian yang diderita mencapai Rp3,5 miliar.
Kebakaran yang menghanguskan seluruh kantor Satlantas itu juga melanda beberapa kendaraan. Mulai dari kendaraan Ford Ranger senilai Rp400 juta, ditambah dengan mitsubisi kuda dan kijang pick up. Selain itu, juga ditambah dengan beberapa kendaraan yang terkena tilang.
Khusus untuk kendaraan masyarakat yang ikut terbakar, Paisal mengatakan menjadi tanggung jawab kepolisian. Kerugian terbesar terjadi, terbakarnya alat simulator, yang baru saja datang ke Sawahlunto dua hari lalu, dan nilainya pun mencapai Rp1,2 miliar.
Pagi usai kebakaran, sebagian besar warga Sawahlunto terlihat berbondong-bondong melihat lokasi bekas kebakaran, yang kini hanya tersisa puing-puing. Sementara pelayanan untuk pengurusan surat izin mengemudi (SIM) yang belum beberapa lama bisa dilaksanakan di Sawahlunto, kini tidak bisa lagi. Sebab, seluruh peralatan untuk pembuatan SIM, hangus dan ludes dibakar sijago merah.
Selain itu, Paisal kini menjadi pimpinan tertinggi di Mapolres Sawahlunto itu juga mengatakan, pihaknya tengah melakukan evaluasi terhadap tugas kepolisian kepada seluruh anggota kepolisian yang ada di Mapolres Kota Sawahlunto.
Sementara itu, Wakil Walikota Sawahlunto, Erizal Ridwan yang terjun langsung dalam membendung amuk massa, Kamis malam itu meminta masyarakat lebih tenang, dan menyerahkan penyelesaian sesuai dengan aturan dan hukums yang ada. “Kita minta masyarakat untuk lebih tenang dan membiarkan penyelesaian masalah tersebut, sesuai dengan aturan dan hukum yang ada,” ujar Erizal Ridwan.
Tokoh masyarakat Talawi, Emeldi mengatakan, saat ini tidak ada pergerak, di tengah warga Talawi. Berkemungkinan, dalam waktu dekat atau pada akhir pekan ini, para tokoh masyarakat akan berkumpul untuk mencari penyelesaian yang terbaik.
“Dalam waktu dekat, tokoh-tokoh masyarakat Talawi akan berkumpul untuk membicarakan penyelesaian yang terbaik, dalam menyikapi permasalah yang timbul saat ini,” ujar pria yang juga wakil rakyat di DPRD Sawahlunto itu.
Gubernur Prihatin
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengaku prihatin dengan peristiwa amuk massa di Sawahlunto yang berakhir dengan aksi pembakaran. Untuk itu, Pemko Sawahlunto diminta segera turun tangan menenangkan dan menyabarkan masyarakatnya.
Persoalan yang terjadi sebelumnya dan kemudian memicu amuk massa tersebut, harus diusut tuntas. Siapapun pelakunya harus diproses sesuai hukum yang berlaku. Masyarakat harus percaya pada kerja aparat penegak hukum dan jangan bertindak anarkis.
“Kita harapkan Pemko Sawahlunto segera turun tangan menenangkan masyarakatnya dan minta masyarakat agar bersabar dan menahan diri tidak terjebak pada tindakan anarkis,” kata Irwan di Padang Jumat (25/11), memanggapi aksi pembakaran Satlantas di Sawahlunto. (h/dil/vie)(haluan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar