KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin.JAKARTA, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin menyangkal bahwa kinerja kepengurusannya melanggar statuta. Menurut dia, hal itu adalah fitnah sebagai upaya menggulirkan kongres luar biasa.
"Salah satu caranya, misalnya menuduh PSSI telah melanggar statuta. Padahal, kami tak pernah melanggar statuta. Ini terus terang kami katakan, kami tidak pernah melanggar satu pun dari pasal statuta," kata Djohar kepada wartawan di sela kunjungan ke radio Elshinta, Selasa (20/12/2011).
Djohar dituding melanggar statuta PSSI oleh sejumlah pengurus PSSI dan klub. Salah satunya dalam penetapan 24 tim yang berlaga di level teratas kompetisi musim ini. Kebijakan tersebut dinilai melanggar keputusan Kongres Tahunan PSSI di Bali, Januari 2011.
Para anggota PSSI yang merasa kepemimpinan Djohar tak kredibel lagi akhirnya menggelar Rapat Akbar Sepak Bola Nasional (RASN), Minggu (18/12/2011). Dengan mengklaim bahwa rapat ini dihadiri 2/3 dari jumlah anggota PSSI akhirnya menghasilkan desakan agar PSSI melaksanakan KLB.
Namun, Djohar tak sepakat dengan alasan para peserta RASN untuk mendesak dilakukannya KLB.
"Dasar yang diajukan oleh mereka untuk menuntut KLB adalah fitnah. Kami pun tidak melanggar Kongres Bali karena keabsahan kongres itu diragukan," ujarnya.
Terlepas dari itu, Djohar mengajak semua pihak untuk bersatu demi perbaikan sepak bola. Menggelar KLB, lanjutnya, bukan solusi untuk membenahi internal PSSI.
"Kalau begitu terus, ini enggak akan selesai. Nanti orang yang tidak suka, bisa bikin KLB lagi. Jangan-jangan setahun kita bisa menggelar lima kali KLB. Kami juga menganggap RASN tidak ada sama sekali. KLB tidak semudah itu karena perlu persetujuan FIFA dan AFC," ungkapnya.
"PSSI masih tetap berjalan dan tidak terpengaruh dengan adanya gonjang-ganjing ini. Kami tetap menjalankan kompetisi, fokus pada pembinaan usia muda, dan kompetisi usia muda juga segera bergulir untuk timnas pada masa depan," tandasnya kemudian.
"Salah satu caranya, misalnya menuduh PSSI telah melanggar statuta. Padahal, kami tak pernah melanggar statuta. Ini terus terang kami katakan, kami tidak pernah melanggar satu pun dari pasal statuta," kata Djohar kepada wartawan di sela kunjungan ke radio Elshinta, Selasa (20/12/2011).
Djohar dituding melanggar statuta PSSI oleh sejumlah pengurus PSSI dan klub. Salah satunya dalam penetapan 24 tim yang berlaga di level teratas kompetisi musim ini. Kebijakan tersebut dinilai melanggar keputusan Kongres Tahunan PSSI di Bali, Januari 2011.
Para anggota PSSI yang merasa kepemimpinan Djohar tak kredibel lagi akhirnya menggelar Rapat Akbar Sepak Bola Nasional (RASN), Minggu (18/12/2011). Dengan mengklaim bahwa rapat ini dihadiri 2/3 dari jumlah anggota PSSI akhirnya menghasilkan desakan agar PSSI melaksanakan KLB.
Namun, Djohar tak sepakat dengan alasan para peserta RASN untuk mendesak dilakukannya KLB.
"Dasar yang diajukan oleh mereka untuk menuntut KLB adalah fitnah. Kami pun tidak melanggar Kongres Bali karena keabsahan kongres itu diragukan," ujarnya.
Terlepas dari itu, Djohar mengajak semua pihak untuk bersatu demi perbaikan sepak bola. Menggelar KLB, lanjutnya, bukan solusi untuk membenahi internal PSSI.
"Kalau begitu terus, ini enggak akan selesai. Nanti orang yang tidak suka, bisa bikin KLB lagi. Jangan-jangan setahun kita bisa menggelar lima kali KLB. Kami juga menganggap RASN tidak ada sama sekali. KLB tidak semudah itu karena perlu persetujuan FIFA dan AFC," ungkapnya.
"PSSI masih tetap berjalan dan tidak terpengaruh dengan adanya gonjang-ganjing ini. Kami tetap menjalankan kompetisi, fokus pada pembinaan usia muda, dan kompetisi usia muda juga segera bergulir untuk timnas pada masa depan," tandasnya kemudian.
TERKAIT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar