PADANG, Pelatih Pelatih Semen Padang Nil Maizar mengakui mengambil pelajaran dari dua kali hasil imbang di kandang menghadapi Persibo Bojonegoro dan Persiba Bantul. Dua tim asal Jawa Timur dan Jawa Tengah ini cenderung memainkan pola negatif football kala menghadapi Kabau Sirah yang dianggap memiliki penyerang tajam.
“Saya nilai, tim sudah bermain sesuai instruksi. Bola mengalir baik dari bawah, tengah lalu ke depan. Hanya saja, begitu sampai di depan, empat pemain bertahan lawan ditambah gelandang menjadi penghalang. Saya akan evaluasi dengan hasil ini,”sebut Nil menjawab pertanyaan Haluan.
Salah satu langkah yang dilakukan untuk evaluasi itu adalah penyelesaian akhir terhadap peluang yang tercipta. “Anda lihat sendiri kan, anak-anak mampu menciptakan peluang. Sayang, tak jadi gol. Kalaupun lolos dari jangkauan kiper, bola malah membentur gawang,”kata Nil lagi.
Saat menghadapi Persiba, arsitek tim asal Bantul ini memang dikenal punya strategi jitu untuk memainkan pola bertahan. M.Basri, sebut Nil, memang punya kekhususan strategi bertahan. Karenanya, diyakini pembesut Semen Padang asal Payakumbuh ini, pola lawan yang bermain seperti ini ia yakini akan ditemui lagi saat bermain di kandang.
Mengapa melawan Persema Malang bisa menang besar? Pelatih yang pernah merumput bersama Sparta Praha, Republik Ceko menyebut saat itu lawan berani bermain terbuka dan ikut menyerang ke pertahanan Semen Padang yang dikomandoi David Pagbe. Karenanya, penyerangnya leluasa membombardir pertahanan lawan.
Secara umum Nil juga mengakui, permainan timnya hari ini tidak seperti biasanya. Gebrakan awal yang mematikan dan selama ini menjadi ciri khas permainan SP, tidak terlihat di awal pertandingan. "Di babak kedua kami lebih baik, tapi Persiba justru memilih memperkuat pertahanan, sehingga kami gagal dapat gol," kata Nil. (h/mat)HALUAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar