PERWAKO DISIAPKAN
PADANG, HALUAN — Tawuran pelajar kian meresahkan. Hampir tiap saat ada saja siswa bakuhampeh, meski dipicu persoalan sepele. Dendam berkepanjangan jadi akar masalah. Diperlukan tindakan konkrit untuk menyelesaikannya, agar korban tak bertambah.
Sabtu (24/12) puluhan siswa dari berbagai sekolah baik SMP, SMA maupun SMK terlibat tawuran di kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Imam Bonjol sekitar pukul 11.00 WIB.
Dalam aksi itu, salah satu warga Ulil Amri (16) terkena tusukan. Tetapi tidak diketahui pelaku yang menusuk pemuda putus sekolah itu. Hingga kini korban masih dirawat intensif di ruang IGD Rumah Sakit Tentara Reksodiwiryo, Ganting.
“Saya tidak sempat melihat siapa yang meusuk. Saya hanya jalan-jalan saja sama dengan teman di Imam Bonjol. Saya ingin polisi menangkap penusuknya,” kata Ulil saat ditemui di RS Reksodiwiryo kemarin.
Informasi yang diperoleh menyebutkan, tawuran pecah ketika beberapa kelompok pelajar dari SMK Kosgoro sedang berkumpul di RTH Imam Bonjol, dan bercanda dengan teman-teman sesama sekolah.
Kemudian dari arah Pasar Raya datang beberapa pelajar sekolah lain yang diduga jadi musuh utama mereka. “Mereka saling kejar dan lempar, saya takut jualan saya pecah, saya hanya berteriak agar jualan saya tidak kena,” kata salah seorang penjual jus di RTH Imam Bonjol, Erni (34).
Sementara menurut pengakuan Afriko Pranando (16), siswa SMP Yulian Pratama, saat itu dia sedang jalan-jalan sehabis sekolah dengan temannya di Imam Bonjol, dan dari belakang dia melihat anak SMA berlari-lari sambil membawa senjata. Karena takut, dia juga ikut lari dan langsung tertangkap polisi yang mengetahui tawuran tersebut.
“Saya tidak tahu siapa orang yang tawuran tersebut, dan saat itu saya hanya duduk-duduk saja dengan teman, dan melihat kawan lari, saya pun ikut lari,” kata Afriko yang ikut ditangkap polisi dalam tawuran itu.
Sementara itu, Kanit I SPKT Polresta Padang, Ipda Harmon mengungkapkan, pelajar yang ikut tawuran tersebut berhasil diamankan sekitar sembilan orang pelajar, dan satu orang dirawat di RS Reksodiwiryo.
Mereka yang tertangkap adalah Yulianto (18), Hendra Kurniawan (16), Joni Evanda (16), Afriko Prananto (16), Hendra Pratama (15), Rafi Ramadhan (18), M Ikhsan (17), Jovan Fernando (17), dan Rista Julia Putra (13). Kemudian petugas mengamankan barang bukti berupa tiga buah ikat pinggang, satu pisau, dan satu gunting. Namun, barang bukti yang diamankan tersebut, tidak ada satu pun pelajar yang mengaku membawanya.
“Kami mendapatkan barang bukti tersebut, saat kami mengejar para pelajar tawuran dan pelaku membawa sajam tersebut membuangnya. Namun, pelaku tersebut tidak berhasil ditangkap,” kata Harmon.
Ditambahkan Harmon, pihaknya akan mendata para pelajar sekolah tersebut dan memberikan pembinaan. Kemudian akan disuruh membuat perjanjian, dan diserahkan kepada pihak orang tuanya atau sekolah.
Rancang Perwako
Maraknya perkelahian antar pelajar di Kota Padang belakangan ini, tak hanya memusingkan masyarakat namun juga membuat Dinas Pendidikan Padang kehilangan akal untuk mengatasinya. Untuk itu, instansi bersangkutan saat ini menyiapkan sebuah draft untuk mengantisipasi tawuran pelajar.
“Draft tersebut akan disusun bersama dengan tokoh masyarakat, polisi, DPRD dan juga wartawan. Dan hasil pertemuan itu nantinya akan dijadikan sebuah peraturan walikota (Perwako),” kata kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, Dian Wijaya pada Haluan, Minggu (25/12).
Meski mengaku frekwensi kasus tersebut untuk ukuran Sumatera Barat sangat tinggi, namun secara nasional menurut Dian masih dalam taraf wajar. Akan tetapi, hal itu menurutnya tak akan menjadi alasan untuk mentolerir tawuran yang makin marak belakangan ini.
Melalui Perwako tersebut nantinya, akan ada sebuah payung hukum tegas akan sanksi yang bisa diberikan bagi para pelaku tawuran. Sanksi yang telah ditetapkan selama ini perlu lebih dipertegas karena sepertinya belum mampu menimbulkan efek jera bagi pelaku tawuran.
Dengan melibatkan semua pihak dalam menyusun draft Perwako anti tawutan tersebut, maka nantinya kata mantan kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan itu, akan lahir sebuah semangat dan juga kepedulian untuk mengeliminir tawuran antar pelajar di Kota Padang dan juga Sumatera Barat.
Dinas Pendidikan Kota Padang sendiri kata Dian, saat ini telah mendapatkan masukan dan nama sekolah-sekolah yang “gemar” melakukan tawuran. Hal itu menurutnya sangat penting dalam rangka mempersempit jumlah sekolah yang melakukannya.
“Jumlahnya telah ada di kami, namun tentu tak bisa dipublikasikan. Pastinya nama-nama sekolah yang pelajarnya nyaris setiap saat ikut tawuran tersebut telah ada di benak masyarakat dan juga wartawan,” katanya berdiplomasi.
Draft Perwako anti tawuran tersebut diharapkan Dian Wijaya telah bisa lahir dalam waktu dekat setidaknya awal tahun 2012, sehingga bisa pula secepatnya diterapkan.(h/nas/ted)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar