KJRI Jeddah
Para tenaga kerja Indonesia saat berkumpul di shelter TI di Jeddah
PASEH - Penantian panjang Jumri (69) berakhir sudah. Jenazah anak kandungnya, Yani Suryani (39), tiba di Kampung Cijengkol, RT 01/13, Desa Cipaku, Kecamatan Paseh, Jumat (13/1/2012) dini hari. Selama setahun lebih, Jumri dan keluarganya menunggu kedatangan jenazah Yani. Ia menerima kabar kematian Yani pada 22 November 2010.
"Yani berangkat ke Arab 29 Maret 2010. Enam bulan kemudian, kami mendapat kabar dia meninggal dunia. Selama enam bulan itu, kami tidak bisa menghubungi Yani. Setiap kami menghubungi ke tempat majikan Yani, majikannya bilang tidak memiliki pembantu rumah tangga asal Indonesia," ujar Jumri saat ditemui di kediamannya.
Yang membuat Jumri kian sesak adalah kondisi jenazah anaknya begitu mengenaskan. Hasil visum dari Direktorat Urusan Kesehatan Daerah Thaif serta Direktorat Medical Forensik Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi tertanggal 11-11-1431 H menyebutkan bahwa di beberapa bagian tubuh Yani terdapat 21 luka yang tersebar dari kepala hingga betis.
Di sekitar muka dan leher, misalnya, terdapat lima luka. Di badan, termasuk di dada dan puting susu, terdapat empat luka. Di bagian tangan, terdapat tiga luka. Di bagian paha hingga kaki terdapat tujuh luka dan di bagian punggung terdapat dua luka.
Dalam surat yang ditandatangani oleh dokter spesialis forensik daerah Thaif Ahmad Abdul Hadi Fayid serta dr Isham Abdul Salam Adul Gafur itu, keterangan luka-luka tersebut dikonfirmasi kembali oleh Badan Investigasi dan Penuntut Umum kepada Saher Naser Al Yahya, putri majikan Yani, dan kepada Madi Asi, pengemudi majikan Yani.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom | Sumber: Tribun Jabar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar