RIO DE JANEIRO,Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) mendesak Pemerintah dan Kongres Brasil mengesahkan peraturan perundang-undangan terkait penyelenggaraan Piala Dunia 2014 di negara itu. Pemerintah dan Kongres Brasil bergeming.
Sekretaris FIFA Jerome Valcke mengemukakan desakan itu saat melihat persiapan tuan rumah menggelar piala dunia.
”Sembilan bulan cukup lama. Seperti layaknya seorang bayi, sudah saatnya undang-undang itu lahir,” katanya seperti dikutip kantor berita AFP, Selasa (17/1/2012).
Perbedaan pendapat di antara ketiga lembaga itu mencuat sejak pertengahan tahun lalu. FIFA mengkritik lambannya pembangunan dan perbaikan stadion di 12 kota penyelenggara Piala Dunia serta mengkritik keengganan Pemerintah dan Kongres Brasil meloloskan beberapa aturan penyelenggaraan kompetisi sepak bola empat tahunan tersebut.
Akhir 2011, FIFA mengeluarkan desakan yang sama, terutama mengenai klausul tanggung jawab negara atas kerusakan selama perhelatan piala dunia. FIFA mengusulkan, klausul kerusakan yang terjadi karena bencana alam menjadi tanggung jawab negara dan panitia penyelenggara. Sementara Pemerintah Brasil, yang didukung kongres, mengusulkan, pemerintah hanya bertanggung jawab atas masalah keamanan.
Klausul itu berubah tiga kali sejak diusulkan untuk dibahas di kongres pada Desember. Hingga kini, partai oposisi Pemerintah Brasil menentang klausul usulan FIFA tersebut.
Valcke beralasan, klausul pertanggungjawaban negara saat terjadi bencana alam merupakan fungsi dasar suatu negara. FIFA sebagai organisasi tidak bisa bertanggung jawab atas bencana alam dan dampaknya. ”Hal itu adalah fungsi dasar negara dan pemerintah,” katanya.
Partai oposisi juga menentang klausul usulan Ketua Panitia Khusus UU Penyelenggaraan Piala Dunia Brasil 2014 Renan Filho yang menyatakan minuman beralkohol dengan merek tertentu yang dibolehkan beredar di sekitar stadion penyelenggara pertandingan selama perhelatan Piala Dunia 2014.
Satu-satunya klausul yang disepakati para pihak adalah penurunan harga tiket. Para pihak setuju memberikan potongan harga tiket pertandingan hingga 10 persen bagi murid sekolah dan mahasiswa di setiap laga.
Sementara bagi orang tua atau lanjut usia, potongan harga tiket bisa mencapai 50 persen. Jadi, mereka hanya membayar sekitar 25 dollar AS, setara dengan 46 real (mata uang Brasil) atau sekitar Rp 225.000.
Valcke menyatakan, pemotongan harga untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penjualan tiket di pasar gelap.
Untuk itu, FIFA berharap Pemerintah dan Kongres Brasil dapat mengesahkan UU itu paling lambat Maret 2012.Sumber :
Sekretaris FIFA Jerome Valcke mengemukakan desakan itu saat melihat persiapan tuan rumah menggelar piala dunia.
”Sembilan bulan cukup lama. Seperti layaknya seorang bayi, sudah saatnya undang-undang itu lahir,” katanya seperti dikutip kantor berita AFP, Selasa (17/1/2012).
Perbedaan pendapat di antara ketiga lembaga itu mencuat sejak pertengahan tahun lalu. FIFA mengkritik lambannya pembangunan dan perbaikan stadion di 12 kota penyelenggara Piala Dunia serta mengkritik keengganan Pemerintah dan Kongres Brasil meloloskan beberapa aturan penyelenggaraan kompetisi sepak bola empat tahunan tersebut.
Akhir 2011, FIFA mengeluarkan desakan yang sama, terutama mengenai klausul tanggung jawab negara atas kerusakan selama perhelatan piala dunia. FIFA mengusulkan, klausul kerusakan yang terjadi karena bencana alam menjadi tanggung jawab negara dan panitia penyelenggara. Sementara Pemerintah Brasil, yang didukung kongres, mengusulkan, pemerintah hanya bertanggung jawab atas masalah keamanan.
Klausul itu berubah tiga kali sejak diusulkan untuk dibahas di kongres pada Desember. Hingga kini, partai oposisi Pemerintah Brasil menentang klausul usulan FIFA tersebut.
Valcke beralasan, klausul pertanggungjawaban negara saat terjadi bencana alam merupakan fungsi dasar suatu negara. FIFA sebagai organisasi tidak bisa bertanggung jawab atas bencana alam dan dampaknya. ”Hal itu adalah fungsi dasar negara dan pemerintah,” katanya.
Partai oposisi juga menentang klausul usulan Ketua Panitia Khusus UU Penyelenggaraan Piala Dunia Brasil 2014 Renan Filho yang menyatakan minuman beralkohol dengan merek tertentu yang dibolehkan beredar di sekitar stadion penyelenggara pertandingan selama perhelatan Piala Dunia 2014.
Satu-satunya klausul yang disepakati para pihak adalah penurunan harga tiket. Para pihak setuju memberikan potongan harga tiket pertandingan hingga 10 persen bagi murid sekolah dan mahasiswa di setiap laga.
Sementara bagi orang tua atau lanjut usia, potongan harga tiket bisa mencapai 50 persen. Jadi, mereka hanya membayar sekitar 25 dollar AS, setara dengan 46 real (mata uang Brasil) atau sekitar Rp 225.000.
Valcke menyatakan, pemotongan harga untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penjualan tiket di pasar gelap.
Untuk itu, FIFA berharap Pemerintah dan Kongres Brasil dapat mengesahkan UU itu paling lambat Maret 2012.Sumber :
Kompas Cetak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar