TRIBUN JOGJA/BRAMASTO ADHY
Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, bekas kediaman Mbah Marijan terhampar di sisi Kali Kuning. Sudah mulai banyak rumah berdiri kembali di dusun yang hancur disapu awan panas. Pemandangan diabadikan dari titik Labuhan Lama di bawah puncak Merapi, Kamis (27/10/2011). (TRIBUN JOGJA/BRAMASTO ADHY)
MAGELANG - Suara seperti musik jathilan (musik tradisional jaran kepang) kembali terdengar di alur sungai yang berhulu di gunung Merapi, Senin (30/1/2012) tepat pukul 22.20. Suara tersebut terdengar penduduk yang tinggal di sekitar Jurang Jero.
Percaya ataupun tidak, menurut kepercayaan penduduk sekitar lereng Gunung Merapi, suara tersebut sebagai pertanda akan datangnya banjir lahar dingin besar atau akan ada bencana.
"Masa Alloh,,, terdengar suara jatilan lagi di belakang rumahku dan belakang rumahku udah nggak ada desa lagi, mudah-mudahan nggak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, dan mudah-mudahan aja ini akan membawa berkah," tulis relawan Merapi, Andik, dalam pesan kepada Tribun Jogja melalui BlackBerry Messenger.
Andik tinggal di Dusun Kembang, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, dan berjarak sekitar 200 meter dari bibir Kali Putih dan Kali Blongkeng atau berada di bawah kawasan Jurang Jero.
Ia juga mengungkapkan, bahwa sebelumnya saat terjadinya banjir lahar dingin hingga menyeret empat truk dan menghanyutkan beberapa rumah di Dusun Karangasem, Desa Blongkeng, Kecamatan Ngluwar tahun lalu, warga sebelumnya mendengar suara misterius tersebut.
"Dulu pas banjir ada armada yang hanyut dan Karangasem kena longsor itu juga sebelumnya ada suara seperti itu," ungkapnya. Sebelumnya, sejak Senin sore kawasan puncak Gunung Merapi memang terjadi hujan.
Ia juga berharap, suara itu bukanlah pertanda akan adanya bahaya yang mengancam. Namun hanyalah sebagai pertanda bahwa alam ini bukan hanya dihuni oleh manusia semata melainkan ada makhluk lain.
"Suaranya itu kadang jelas kadang tidak. Kalau didengerin malah hilang, tapi kalau dianggap tidak memperhatikan malah jelas sekali," imbuhnya. (Tribunjogja.com/Mukhamad Nur Huda)
Editor: Prawira Maulana | Sumber: Tribun Jogja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar