Sampai hari ini Selasa (28/2), status Siaga Darurat Cuaca Ekstrem masih diberlakukan di Sumbar terhadap kemungkinan terjadinya bencana banjir, longsor, galodo/banjir bandang, angin badai, puting beliung, gelombang Samudera, erosi tebing sungai, abrasi pantai pada 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat.
Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Pemukiman Sumbar mencatat daerah yang dikategorikan rawan longsor di Sumbar mencapai 120 titik. Namun yang berpotensi besar terjadi longsor tercatat 19 titik, masing-masing Bukit Lampu (Bungus), Lembah Anai, Palupuh, Muaro Cubadak, Kelok 9, Pangkalan, Tanjung Balit, Panti, Talu, Lubuk Sao, Kelok 44, Bukik Apik, Sei Landia, Panorama 1, Panorama 2, Lubuk Selasih, Kayu Jao, Air Dingin dan Tanjung Gadang.
Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar mengingatkan, seluruh Pemko/Pemkab di Sumbar mesti mewaspadai bencana yang mengintai sampai adanya pencabutan status siaga darurat cuaca ekstreem. Bagi daerah di sepanjang bukit barisan dan gunung api, harus mewaspadai bahaya longsor. Sedangkan daerah di pesisir pantai dan dataran rendah lainnya mesti mewaspadai ancaman banjir.
Kepala Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Pemukiman Sumbar, Suprapto dan Kabid Kedaruratan dan Kesiapsiagaan BPBD Sumbar Ade Edwar yang ditemui terpisah Selasa (28/2), di Padang menjelaskan, masyarakat diminta untuk selalu waspada, sebab bencana dapat saja terjadi sewaktu-waktu.
“Titik rawan bencana itu dari waktu ke waktu itu ke itu juga lokasinya. Kita telah siagakan alat berat untuk pengamanan serta petugas di lapangannya, terutama di kawasan rawan bencana tersebut. Tetapi alat berat yang kita tempatkan sengaja disembunyikan agar tidak mengudang kecemasan yang berlebihan di tengah masyarakat,” ujar Suprapto.
Meski alat berat dan petugas selalu disiagakan, namun pengguna jalan tetap diminta meningkatkan kewaspadaannya saat melewati sejumlah daerah yang tercatat sebagai daerah rawan bencana itu. Alat berat yang diterjunkan ke lapangan berupa W. Loader dan Excavator. Dari sebaran jalan yang berpotensi longsor itu, alat berat paling banyak ditempatkan di Kabupaten Agam, Pesisir Selatan, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Pasaman dan Kabupaten Pasaman Barat, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Solok, Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Tanah Datar.
Meski demikian, bila hujan lebat mengguyur di sekitar lokasi yang rawan longsor, disarankan kepada pengguna jalan lebih baik tidak melanjutkan perjalanan dan istirahat sejenak sambil berteduh menanti hujan reda di sejumlah pos pengamanan yang terdapat di sekitarnya.
Dikatakan, upaya yang dapat dilakukan dari waktu ke waktu menghadapi ancaman longsor terutama di musim hujan, masih sebatas antisipasi. Sebab tindakan permanen mengatasi longsor tidak mungkin dilakukan mengingat medannya. Pengalihan ruas jalan pun belum dapat dilakukan.
“Misalnya saja kawasan Lembah Anai yang berpotensi tinggi terjadi longsor saat hujan. Tidak ada yang dapat kita lakukan selain mensiagakan petugas dan peralatan di lokasi itu. Mengalihkan rute jalan juga belum dapat dilakukan,” katanya.
Tetapi untuk jangka panjang, akan ditambah satu ruas jalan lagi di atas sungai di Lembah Anai. Sedangkan di Bukit Apit, juga akan dibuat trase jalan baru.
Segera mengungsi
Ade Edwar juga mengingatkan masyarakat bila hujan lebat berlangsung terus menerus selama 3 jam lebih, maka masyarakat yang bermukim di pinggir sungai harus segera mengungsi. Apalagi bila air sungai semakin tinggi dan warnanya semakin coklat.
“Hal itu pula yang dilakukan masyarakat Pasaman. Mereka sangat waspada mencermati air sungai, sehingga korban jiwa dapat dihindari,” terang Ade.
Dan petugas BPBD kabupaten/kota sudah diinstruksikan untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana.
BPBD sendiri juga siap siaga dengan peralatan yang dibutuhkan masyarakat saat bencana, sehingga penanganan bencana dapat dilakukan dengan cepat. (h/vie)
http://www.harianhaluan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar