KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BEREMobil Berplat Timor Leste sementara mengisi Bensin Eceran yang dijual di sepanjang jalan protokol di Kefamenanu, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Selasa (6/3/2012)
KEFAMENANU, Rencana pemerintah yang ingin menaikkan BBM mendapat tanggapan yang berbeda-beda dari seluruh masyarakat Indonesia baik yang ada di kota maupun di pelosok. Ada yang pro dan ada pula yang kontra.
Terlepas dari semuanya itu, ada hal menarik yang terjadi di Kabupaten Timor Tengah Utara, sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT, mengaku kesal dengan adanya mobil yang berpelat nomor Timor Leste yang seenaknya mengonsumsi bahan bakar minyak (BBM) Indonesia yang merupakan hasil subsidi pemerintah.
Wakil Ketua DPRD TTU Hermegildus Bone saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (6/3/2012), mengatakan, pemerintah daerah TTU seharusnya melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk membuat satu regulasi tentang penggunaan BBM oleh mobil berplat asing.
"Harus ada satu aturan yang jelas mengenai pemakaian BBM mobil berpelat Timor Leste yang setiap hari keluar masuk daerah kita dan secara bebas mengonsumsi BBM subsidi kita. Hal ini tentunya sangat merugikan warga yang setiap saat rutin membayar pajak, tetapi hasil subsidi dinikmati bersama warga asing," kata Bone.
"Oleh karena itu, saya minta pemerintah pusat harus turun tangan untuk melihat persoalan ini dengan bekerja sama dengan pihak swasta untuk membangun sebuah stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) di daerah pintu masuk batas negara sehingga menyangkut harga BBM bisa disesuaikan," ungkapnya.
Pantauan media ini di sejumlah ruas jalan protokol, terlihat sejumlah kendaraan berpelat nomor Timor Leste yang masuk ke Kefamenanu, ibu kota kabupaten TTU, selalu mengisi BBM di beberapa pedagang bensin eceran yang dijual di sepanjang jalan protokol, kabupaten yang langsung berbatasan dengan Districk Oekusi, Timor Leste, itu.
Anis, salah seorang pedagang eceran yang sempat mengisi kendaraan berpelat nomor Timor Leste, mengaku sering kali dirinya menjual bensin ecerannya kepada konsumen dengan nomor kendaraan asing, tetapi dirinya tidak mempersoalkan hal tersebut.
"Sudah banyak mobil dan motor dari Timor Leste yang isi bensin eceran saya, namun soal harga sama seperti konsumen lain, yaitu Rp 5.000 per botol," jelas Anis.
http://regional.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar