INSIDEN DI LAUT
KUWAIT, HALUAN — Pasukan Amerika Serikat (AS) dikabarkan melepaskan tembakan ke arah sebuah kapal yang dipenuhi warga Iran. Insiden ini terjadi di wilayah perairan Kuwait.
Seperti dilansir Suratkabar Al-Shahed, Selasa (6/3/) empat orang warga Iran tewas dalam insiden ini. Sementara satu orang lainnya terluka dan satu lainnya hilang.
Berdasarkan laporan, kapal Iran itu mendekati wilayah terlarang dan memang diawasi oleh Angkatan Laut AS. Ketika diminta pergi, kapal Iran itu menolak untuk mematuhi perintah AL AS.
Pasukan gabungan AS-Kuwait dikabarkan masih mencari warga hilang yang Iran. Sedangkan warga yang terluka sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sementara jasad empat orang warga Iran yang tewas sudah dievakuasi ke Iran.
Pihak AL AS sudah melakukan penyelidikan dari insiden ini. Mereka juga menjaga kapal yang dalam kondisi rusak serta mencari tahu apa maksud kapal tersebut memasuki wilayah yang dilarang.
AS-Israel Berisiko
Sementara itu aAnggota parlemen senior Iran mengatakan, jika Amerika Serikat (AS) atau Israel melakukan penyerangan ke Teheran, maka hal itu berisiko pada keamanan kedua negara tersebut. “Tidak diragukan lagi, setiap serangan terhadap Republik Islam akan sama dengan ancaman keamanan yang sangat serius bagi rezim Zionis,” kata Ketua Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri, Alaeddin Boroujerdi, seperti diberitakan Press TV.
“Mereka pasti akan menyadari konsekuensi dari ancaman tersebut. Hari ini, kami jauh lebih kuat dari sebelumnya dalam hal kemampuan militer. Jika Israel melakukan kesalahan apapun, itu akan menghadapi kerugian serius bagi mereka, “tambah Boroujerdi.
Dia membuat pernyataan tersebut, dalam menanggapi pidato Presiden AS, Barack Obama, di American Israel Public Affairs Committee (AIPAC) di Washington, Ahad (4/3) malam.
Mengulang retorika anti-Iran, presiden AS menuduh Teheran mengejar keperluan militer dalam program nuklirnya. AS menekankan dukungannya untuk Israel, khususnya yang terkait dengan dugaan ancaman dari Republik Islam Iran. “Saya telah mengatakan bahwa, jika Iran tidak menghentikan program nuklirnya, kami akan serang, tidak ada cara untuk berunding lagi,” kata Obama.
Sedangkan PM Israel Benjamin Netanyahu menafikan sikap Barack Obama yang memilih jalur diplomasi dalam menangani program nuklir Iran.
Netanyahu mengatakan, kesabaran Israel menunggu hasil nyata diplomasi dan sanksi untuk Iran telah habis.
Hal ini disampaikan Netanyahu pada pidatonya di depan para pelobi Israel-AS di Washington, Senin, 5 Maret 2012. Dia mengatakan bahwa sanksi dan embaro AS tidak efektif, buktinya program nuklir Iran tetap berjalan, bahkan semakin maju. “Israel telah dengan sabar menunggu komunitas internasional menyelesaikan isu ini. Kami telah menunggu diplomasi dan sanksi bekerja. Tidak ada dari kita yang mampu menunggu lebih lama lagi. Sebagai perdana menteri Israel, saya tidak akan membiarkan rakyat hidup di bawah bayang-bayang pembantaian,” kata Netanyahu, dilansir CNN.
Pernyataan Netanyahu ini untuk menjawab komentar Obama yang bersikeras menggunakan jalur diplomasi dalam mengatasi nuklir Iran. Kedua negara yang bersekutu ini yakin Iran tengah membuat bom nuklir. Namun kecurigaan ini dibantah pemerintahan Mahmoud Ahmadinejad. Israel khawatir akan menjadi sasaran utama, terkait dukungan Iran terhadap Palestina dan Hizbullah.
Belum dapat dipastikan kapan Israel akan menyerang Iran. Israel khawatir teknologi nuklir Iran semakin canggih dan semakin tertanam jauh di bunker bawah tanah. Jika ini terjadi maka bom penghancur bunker Israel tidak akan mampu menembusnya. (h/okz/rep)http://www.harianhaluan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar