KOMPAS.com/RINI PUTRIIbu almarhum Zulfana Askia, bayi empat bulan yang menderita tumor ganas di tulang ekor, Sastri memperlihatkan uang sebesar Rp 1.385.000 dari pembaca Kompas.com.
Ibu almarhumah Zulfana Askia, bayi empat bulan yang menderita tumor ganas di tulang ekor, terharu dan nyaris pingsan setelah kembali menerima bantuan dari pembacaKompas.com sebesar Rp.1.385.000, Kamis (25/4/2012) siang.
Sastri yang baru pulang dari sawah tidak menyangkaKompas.com datang ke rumahnya yang terletak di Lingkungan Caile, Kelurahan Sangiaseri, Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
Sambil mendekap dan memeluk uang bantuan dari pembaca di dadanya, Sastri tak henti-hentinya mengucapkan puji syukur pada Tuhan atas rezeki yang untuk mendiang anak keduanya itu. Di sisi lain, dia merasa sedih meningat putrinya yang meninggal dalam keadaan sakit.
Sastri, yang kembali ditinggal sang suami Abdul Hakim bekerja di Sulawesi Tenggara, mengatakan uang itu akan ditabung dan baru akan digunakan jika ada kebutuhan mendadak.
Ini merupakan bantuan kedua dari pembaca yang diterima keluarga mendiang Zulfana. Bantuan pertama, sebesar Rp 4 juta, diterima Sastri dan Abdul Hakim pada 7 April lalu. Uang itu digunakan untuk membayar utang biaya pengobatan Zulfana.
"Saya tidak tahu mau berkata apa lagi, ini sudah lebih dari cukup buat kami. Saya hanya bisa berkata terimakasi pada pembaca Kompas.com. Terima kasih," ungkap Sastri sembari menitiskan air mata.
Zulfana meninggal di usia empat bulan. Saat dilahirkan, di tulang ekornya terdapat benjolan sebesar telur. Seiring waktu, benjolan itu membesar hingga melebihi kepalan tangan orang dewasa. Karena keterbatasan dana kedua orangtuanya tidak mampu membiayai pengobatan anaknya.
Demi kesembuhan putri mereka, Abdul Hakim yang petani itu hijrah ke Sulawesi Tenggara untuk menggarap lahan perkebunan milik kerabatnya. Abdul Hakim hanya bisa pulang sebulan sekali.
Zulfana sendiri sudah keluar masuk empat rumah sakit di Makassar. Namun tidak satupun yang mampu menangani tumor yang terus membesar itu. Di rumah sakit kelima, asa keluarga itu pupus. Angka puluhan juta rupiah untuk biaya yang diungkapkan pihak rumah sakit membuat mereka mundur.
Sastri mengatakan, pihak rumah sakit di Makassar itu baru mau mengoperasi secara gratis bila Zulfana memiliki kartu Jamkesmas. Sementara Sastri kala itu hanya memiliki Jamkesda dari Pemerintah Kabupaten Sinjai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar