Memotret dengan kaleng bekas? Memang bisa? Mungkin pertanyaan tersebut yang membuat sekelompok mahasiswa pecinta fotografi di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta (IISIP), Lenteng Agung, Jakarta Selatan, untuk mencoba aktivitas menyenangkan tersebut.
Hanya bermodalkan rasa penasaran dan kreativitas tinggi, dengan menggunakan peralatan-peralatan sederhana yang mudah didapatkan, mereka bisa menciptakan sebuah karya yang menarik dan estetis. Loepy Effendi salah seorang praktisi sekaligus pengajar kamera lubang jarum mengungkapkan, langkah pertama untuk memotret dengan kaleng bekas adalah mempersiapkan sejumlah perlengkapan, yaitu kaleng rokok (bisa juga kaleng lainnya), aluminium foil, lakban, kertas foto negatif berukuran 4R, larutan pengembang (bisa didapatkan di toko fotografi), dan sebuah ruang gelap.
"Sisi kaleng diberi bolongan diameternya 1 sentimeter, terus seluruh sisinya dibersihkan dari debu dan di cat semprot warna hitam," ujarnya kepada Kompas.com sambil sibuk melubangi kaleng rokok yang dibawanya, Sabtu (25/5/2012).
Setelah cat kering, aluminium foil sebesar 3x3 sentimeter diletakan di lubang kaleng tersebut dan pada sisinya, ditempel lakban agar melekat dengan sempurna. Selanjutnya, sisi bagian dalam kaleng diberikan perekat untuk menempatkan kertas foto negatif sejajar dengan lubang.
Yang perlu diperhatikan, sang fotografer harus memasukan kertas foto ke dalam kaleng di dalam kamar gelap, karena kertas foto tersebut sensitif dengan cahaya. Jadilah kamera kaleng bekas yang siap digunakan. Namun, tak berhenti sampai disitu, sang fotografer tinggal mencari obyek yang menarik untuk diabadikan.
"Waktu kertas foto sudah dimasukan, lubang jarum itu harus tertutup supaya cahaya nggak masuk. Kalengnya tinggal diarahkan ke obyek yang mau diabadikan," lanjutnya.
Karena sifatnya yang serba manual, kamera dadakan tersebut harus diarahkan ke obyek dengan waktu tertentu, tergantung dengan pencahayaan alami. Jika cuaca cerah, waktu yang dibutuhkan adalah sekitar 30 sampai 40 detik. Semakin kurang cahaya di sekitar, fotografer membutuhkan waktu yang lebih lama untuk merekam obyek tersebut.
"Saat sudah menemukan obyek dan posisi yang pas, usahakan kamera kita jangan goyang. Buka tutup lubang selama waktu yang sudah kita perkirakan, misalnya 30 detik, habis itu tutup lubangnya," lanjutnya.
Untuk proses cetak, siapkan dulu sebuah ruang gelap dengan cahaya yang minim. Didalam ruangan tersebut, disiapkan tiga buah cairan pengembang foto bernama developer, stopbath dan fixer, ketiganya bisa dibeli di toko peralatan fotografi. Seluruhnya ditempatkan dalam tiga nampan terpisah.
Setelah selesai memotret, bawa kamera kita kedalam ruang gelap, buka kaleng secara perlahan dan jangan sampai tangan kita menyentuh kertas foto. Ambil foto menggunakan pencapit dan taruh kertas tersebut di cairan developer hingga membasahi seluruh bagian sambil digoyang-goyangkan.
"Pas proses itu, gambar sudah mulai keluar tuh, untuk waktu di cairan pertama sampai ke cairan terakhir, dihitung-hitung aja sendiri, kalau gambar sudah muncul dan cukup, ya sudah, taruh di cairan berikutnya sampai yang terakhir," lanjutnya.
Ketagihan memotret
Wanda (18), mahasiswi angkatan 2011 jurusan hukum Universitas Indonesia mengaku bingung pada awal-awalnya, namun setelah melihat beberapa temannya berhasil membuat sebuah foto yang menarik, ia pun mencoba berulang-ulang. "Jadi excited gitu, tapi ternyata pas lihat hasil sendiri, eh gagal," ujarnya.
Lain pula bagi Sasha (18), mahasiswi angkatan 2011 jurusan periklanan IISIP Jakarta yang mengabadikan patung berbentuk kuda. Ia yang baru pertama kali memotret dengan menggunakan kaleng bekas, mengaku tahap yang paling sulit dalam memotret dengan kamera lubang jarum adalah menentukan waktu yang tepat untuk mengabadikan obyek. "Kesulitannya, nentuin waktu motretnya sama menentukan posisi kaleng, kan harus pas itu, mangkanya mau coba lagi ini," ujarnya.
Riza Sujadi (23) angkatan 2009 jurusan jurnalistik IISIP, juga mengungkapkan rasa puasnya dengan kegiatan tersebut. "Seneng lah. Yang bikin nagih itu, kita penasaran sama hasilnya nanti kaya apa," ujarnya.
Ia mengatakan selain mengasah imajinasi, memotret menggunakan kamera lubang jarum juga mampu mengetahui proses bagaimana sebuah obyek terekam dan berakhir hingga pada kertas foto, tidak hanya yang selama ini dilakukan dengan isntan menggunakan kamera digital. "Ini bener-benar fun. Kedua, kita menikmati di proses. Kalau digital kan bisa kita hapus seenaknya, kalau ini kan pakai perasaan. Pokoknya bikin ketagih lah," lanjutnya.
Penasaran? Coba memotret dengan kaleng, yuk!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar