Meski Gubernur Sumbar Irwan Prayitno meyakini bahwa surat edarannya tentang Siaga Darurat Gempa Bumi dan Tsunami yang ditujukan kepada seluruh bupati/walikota se-Sumbar tidak akan mempengaruhi investasi di daerah ini, namun sejumlah investor jutsru mengaku kecewa dengan kabar pertakut itu.
Zulkarnain, salah seorang investor tambang di Kabupaten Solok yang bermukim di Kota Padang, kepada Haluan Senin (7/5), mengaku lemes mendengar berita yang beredar di tengah masyarakat tentang isi surat itu. Sejumlah rekan bisnisnya juga mengungkapkan hal senada.
“Berita itu membuat saya lemes dan was-was. Meski saya tak berniat untuk hengkang dari Sumbar, namun hendaknya informasi yang akan disebar ke tengah masyarakat itu sebelumnya harus sudah melalui kajian teknis mendalam,” kata pria asal Pulau Batam, Kepulauan Riau ini.
Bisnisnya di bidang logam dasar yang dirintis sejak tahun 2007 diyakini tidak akan terusik dengan gempa dan tsunami. Tetapi kantor perwakilannya dan rumah kediamannya berada di Kota Padang. Kabar itu telah membuat panik anggota keluarganya.
Menurut Zulkarnain, yang juga alumnus Teknik Perminyakan Universitas Tri Sakti Jakarta ini, dari kalkulasinya melalui simulasi teknologi, bila terjadi mega trhust itu maka energi yang dikeluarkannya sudah berkurang saat sampai di darat Kota Padang karena banyaknya bemper pulau-pulau di depan Kota Padang.
Bemper yang banyak ini menyebabkan daya dorong air terus berkurang hingga sampai di darat. Bahkan diyakininya, air laut akan meluber hanya sampai Jalan Veteran-Damar-Pemuda dan seterusnya. Tidak seperti yang diperkirakan banyak kalangan.
“Saya kaget dengan edaran kesiapsiagaan itu yang membuat masyarakat panik. Padahal belum tentu juga kejadiannya seperti itu. Hasil penelitian para pakar itu juga masih sebatas prediksi semata yang bisa saja keliru,” tegasnya.
Rekannya yang lain, katanya, salah seorang bos show room mobil juga tapurangah. Kegamangan mewarnai langkahnya ke depan. Namun sejauh ini, belum ada yang berniat hengkang dan menutup usahanya di Sumbar. Semuanya masih bertahan sambil mencermati perkembangan kondisi selanjutnya.
Sebelumnya, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno meyakini, surat edarannya itu tidak akan mengganggu minat investor untuk menanamkan investasinya di Sumbar. Terutama investasi di sektor pertambangan dan sumberdaya alam lainnya. Diperkirakan yang agak terpengaruh hanya sektor perhotelan, tetapi justru usai gempa 2009 lalu cukup banyak investor yang membangun hotel di Sumbar.
“Kita optimis kesiapsiagaan yang kita bangun tidak akan mempengaruhi minat investasi di Sumbar, terutama investasi di bidang sumber daya alam,” katanya. (h/vie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar