TEMPUH JALUR TAK LAZIM
Dua pendaki Gunung Marapi yang menempuh rute tak wajar, dinyatakan hilang sejak Rabu lalu. Hari ini pencarian intensif dilakukan.
Setelah seorang mahasiswa UNP hilang dan ditemukan pingsan di pinggang Gunung Talamau Pasaman Barat beberapa waktu lalu, kali ini giliran dua pendaki dinyatakan hilang di kawasan Gunung Marapi, Agam. Kedua pendaki itu adalah Ahmad Asis (19), warga Sanjai Bukittinggi dan Alfian (19), warga Kamang Magek Agam yang berdomisili di Pekanbaru.
Kedua pendaki itu baru diketahui hilang, setelah beberapa anggota keluarga korban dan salah seorang rekan kedua korban bernama Fauzan yang sama-sama mendaki, mendatangi dan melaporkan kejadian itu secara lisan ke Kantor Camat Canduang Agam pada Jumat (22/6) sekitar pukul 15.30 WIB.
Sesuai dengan keterangan keluarga korban yang didapatkan, Camat Canduang Surya Wendri, kedua pendaki itu memulai pendakian melalui kawasan Lasi Agam pada sore Selasa (19/6) lalu. Padahal hingga saat ini belum ada rute pendakian resmi dari kawasan Lasi menuju puncak Marapi.
Biasanya, untuk mendaki Marapi, para pendaki melintasi rute Koto Baru, Kabupaten Tanah Datar. Ketika mencapai kawasan pesanggerahan di atas kaki gunung, biasanya para pendaki akan didata oleh petugas.
Namun karena kedua pendaki itu mencoba melewati kawasan Lasi yang belum ada rute pendakian, secara otomatis kedua pendaki itu tidak terdata oleh petugas, dan petugas tidak akan mengetahui jika mereka tersesat atau hilang di kawasan hutan Marapi.
“Saat akan mendaki, mereka berangkat menggunakan sepeda motor yang berbonceng tiga. Namun saat tiba di kaki gunung, salahseorang di antaranya pulang ke rumah, sementara Ahmad Asis dan Alfian melanjutkan pendakian,” tutur Surya Wendri.
Surya Wendri menambahkan, keluarga korban sempat menerima telepon dari Alfian pada Rabu (20/6) malam, yang mengatakan bahwa mereka berdua saat itu sedang tersesat dan mulai kehabisan stok makanan dan minuman. Setelah itu, keluarga korban tidak pernah lagi menerima telepon, dan hingga saat ini mereka telah putus kontak.
Untuk proses evakuasi, saat ini berbagai elemen tim penyelamat telah siap siaga untuk melakukan pencarian. Namun karena kondisi telah gelap, ditambah hujan lebat dan kabut tebal yang menyelimuti Gunung Marapi, membuat beberapa tim penyelamat belum bisa melakukan pencarian hingga berita ini diturunkan.
Hingga tadi malam, Kantor Camat Canduang dipenuhi oleh beberapa tim penyelamat, seperti dari BPBD Agam, RAPI Bukittinggi, RAPI Tanah Datar, Kepolisian IV Angkek, Mapala STAIN Bukittinggi, Kelompok Siaga Bencana (KSB) Generasi Muda Lasi, serta beberapa tim SAR lainnya.
Kepala BPBD Agam Bambang Warsito menyatakan, kontak terakhir dengan dua orang pendaki yang hilang hanya melalui SMS yang menyatakan mereka berada tersesat di kawasan Ladang Rotan, namun setelah ditelusuri warga dan BPBD bersama tim SAR mereka tidak ditemukan sampai Magrib kemarin.
Informasi yang dihimpun Haluan hingga pukul 18.00, masyarakat Canduang bersama BPBD Agam, TNI, Polri dan MAPALA STAIN Bukittinggi telah melakukan pencarian sejak pukul 15.00, namun karena cuaca hujan deras pencarian dihentikan menjelang Magrib kemarin dan disepakati pencarian dilakukan besok Sabtu hari ini.
Gunung Marapi (2891,3 m dpl) yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar saat ini masih berstatus waspada, yang telah diberlakukan semenjak 3 Agustus 2011 lalu.
Warga dan pendaki juga telah dihimbau untuk tidak melakukan pendakian ke puncak Gunung Marapi dan menjauhi radius tiga kilometer dari puncak Marapi. Gunung itu masih berbahaya, karena bisa mengeluarkan gas vulkanik yang berbahaya bagi kehidupan. Ancaman potensi letusan abu lontar material pijar dan pasir juga membuat gunung itu harus dijauhi radius tiga kilometer dari puncak. (h/wan/jon)http://www.harianhaluan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar