Kerbau memakai kongkorak (Fitraya/detikTravel)
Warung Teh Anyah (Fitraya/detikTravel)
Pantai Sumur yang bersih (Fitraya/detikTravel)
Pulau Umang (Fitraya/detikTravel)
Nelayan membawa ikan (Fitraya/detikTravel)
Kalau Anda berlibur ke Ujung Kulon, atau hendak menyeberang ke Pulau Umang, singgahlah dulu di Pantai Sumur. Nikmati semilir angin pantai dengan suara ritmik lonceng kerbau, sambil mereguk minuman dingin di warung Teh Anyah. Mantap!
Kongkorak atau lonceng kerbau yang terbuat dari kayu, mungkin bukan benda yang biasa dilihat di perkotaan. Nah di Pantai Sumur, jika waktunya pas, Anda bisa melihat puluhan kerbau merumput sambil memakai Kongkorak.
Pada Sabtu (16/6/2012) lalu, detikTravel, WWF, sejumlah media dan para blogger Blogdetik melakukan trekking Rhino Run 10 km dari Kampung Kopi menuju Pantai Cinibung. Di tengah perjalanan, tibalah kami di Pantai Sumur, tepat di hadapan sebuah pertigaan jalan.
Pasir putih bersih dan air laut yang biru langsung memesona mata. Batu-batu besar untuk mencegah abrasi, tidak mengganggu kita untuk menikmati pemandangan.
Sementara tak jauh di seberang lautan, kita bisa melihat Resor Pulau Umang dengan arsitektur khas menyerupai kulit kerang raksasa. Namun, lamat-lamat kuping ini mendengar alunan ritmik seperti gamelan bambu. Klung! Klung! Klung!
Rupanya, asal suara berasal dari puluhan kerbau yang sedang merumput di lapangan di dekat Pantai Sumur, yang mengarah ke Desa Kertajaya. Di leher para kerbau terkalung sebuah lonceng kayu yang ukurannya lumayan besar.
Setiap kali kerbau makan dan mengunyah, kalungnya bergoyang dan mengeluarkan suara. Nah, kalau ada puluhan kerbau menggoyangkan loncengnya, barulah terdengar seperti orkestra. Ritmik dan harmonis.
Di pinggir lapangan, ada warung sederhana di sana. Penjaga warung adalah perempuan muda bernama Teteh Anyah. Senyumnya ramah menyambut pembeli yang datang. Saat cuaca panas, yang cocok dilakukan adalah menikmati minuman ringan dingin di warungnya.
Hempaskan badan Anda di bale-bale yang ada di warung Teh Anyah. Biarkan minuman dingin membasahi tenggorokan. Nikmatilah alunan nyiur melambai sambil mata Anda menyapu langit yang biru. Debur ombak Pantai Sumur menambah damai suasana. Sementara, kuping Anda dihibur orkestra kongkorak dari para kerbau. Klung! Klung! Klung!
Kongkorak atau lonceng kerbau yang terbuat dari kayu, mungkin bukan benda yang biasa dilihat di perkotaan. Nah di Pantai Sumur, jika waktunya pas, Anda bisa melihat puluhan kerbau merumput sambil memakai Kongkorak.
Pada Sabtu (16/6/2012) lalu, detikTravel, WWF, sejumlah media dan para blogger Blogdetik melakukan trekking Rhino Run 10 km dari Kampung Kopi menuju Pantai Cinibung. Di tengah perjalanan, tibalah kami di Pantai Sumur, tepat di hadapan sebuah pertigaan jalan.
Pasir putih bersih dan air laut yang biru langsung memesona mata. Batu-batu besar untuk mencegah abrasi, tidak mengganggu kita untuk menikmati pemandangan.
Sementara tak jauh di seberang lautan, kita bisa melihat Resor Pulau Umang dengan arsitektur khas menyerupai kulit kerang raksasa. Namun, lamat-lamat kuping ini mendengar alunan ritmik seperti gamelan bambu. Klung! Klung! Klung!
Rupanya, asal suara berasal dari puluhan kerbau yang sedang merumput di lapangan di dekat Pantai Sumur, yang mengarah ke Desa Kertajaya. Di leher para kerbau terkalung sebuah lonceng kayu yang ukurannya lumayan besar.
Setiap kali kerbau makan dan mengunyah, kalungnya bergoyang dan mengeluarkan suara. Nah, kalau ada puluhan kerbau menggoyangkan loncengnya, barulah terdengar seperti orkestra. Ritmik dan harmonis.
Di pinggir lapangan, ada warung sederhana di sana. Penjaga warung adalah perempuan muda bernama Teteh Anyah. Senyumnya ramah menyambut pembeli yang datang. Saat cuaca panas, yang cocok dilakukan adalah menikmati minuman ringan dingin di warungnya.
Hempaskan badan Anda di bale-bale yang ada di warung Teh Anyah. Biarkan minuman dingin membasahi tenggorokan. Nikmatilah alunan nyiur melambai sambil mata Anda menyapu langit yang biru. Debur ombak Pantai Sumur menambah damai suasana. Sementara, kuping Anda dihibur orkestra kongkorak dari para kerbau. Klung! Klung! Klung!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar