foto: detikcom
Jakarta Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menilai kebijakan Menkes Nafsiah Mboi mensosialisasikan kondom untuk remaja terlalu maju. Kebijakan semacam ini sulit diterima rakyat Indonesia."Memang pandangan yang terlalu maju dari Menkes kita yang baru sehingga bisa menimbulkan berbagai tafsir mengenai masalah itu. Karena di satu sisi kalau keluhan itu tidak tepat dan seolah-olah melegalkan pergaulan bebas. Kondomisasi ini tidak cocok diterapkan di Indonesia,"kata Priyo kepada detikcom, Sabtu (23/6/2012).
Karena itu Priyo mendorong Komisi IX DPR lekas melakukan klarifikasi. Agar bisa memberikan masukan sebelum kebijakan ini sepenuhnya dilaksanakan.
"Karena itu kita mendorong Komisi IX DPR untuk meminta penjelasan Menkes mengenai masalah ini. Saya mendukung dan mendorong Komisi IX DPR segera meminta penjelasan Menkes supaya ini tidak menjadi masalah berkepanjangan,"imbaunya.
Sebelumnya diberitakan Menkes Nafsiah Mboi sebelumnya menyampaikan perlu ditingkatkannya pendidikan agama dan pendidikan kesehatan reproduksi untuk melindungi para remaja dari perilaku seks berisiko. Juga dengan kampanye ABAT (Aku Bangga Aku Tahu) dengan target usia 15-24 tahun.
Menkes mendorong penggunaan kondom untuk kelompok seks berisiko, tak terkecuali remaja yang terlibat perilaku seks berisiko. Namun bukan berarti Menkes akan bagi-bagi kondom gratis kepada remaja.
Menkes menjelaskan dewasa ini pengidap HIV/AIDS meningkat, demikian pula penderita penyakit kelamin. Hal ini ditengarai karena meningkatnya seks berisiko. Kegiatan ini bisa dipicu oleh pendidikan agama yang tidak cukup kuat, iman yang tidak cukup kuat, dan beredarnya VCD porno di mana-mana, serta stimulan untuk meningkatkan kegairahan seks.
http://news.detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar