Sudah menjadi pemandangan yang biasa jika terjadi antre kendaraan di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten. Hingga kini kapal feri masih menjadi andalan sebagai alat penyeberangan antar Pulau Jawa dengan Sumatra. Ternyata ada alternatif lain yang belum digarap serius oleh pemerintah pusat.
Inilah suasana yang kerap terjadi di Pelabuhan Merak. Ribuan truk ekspedisi tujuan Pulau Sumatra masih mengantre di sepanjang Jalan Cikuasa Atas, Cilegon, Banten. Tingginya jumlah kendaraan tidak diimbangi dengan ketersediaan infrastruktur penyeberangan.
Untuk mengurai kemacetan Merak di masa depan pemerintah sedang menggodok proyek jembatan Selat Sunda. Tidak hanya nantinya antrean terpecahkan proyek itu juga bisa menumbuhkan kantong-kantong perekonomian baru di sekitar wilayah jembatan.
Hingga kini proyek jembatan Selat Sunda belum digarap serius oleh pemerintah. Tarik ulur masih terjadi di tingkat menteri padahal Perpres sudah diteken oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa bulan lalu.
Proyek jembatan Selat Sunda menemui kendala biaya studi kelayakan. Hingga kini biaya serta penjaminan studi kelayakan belum disetujui Menteri Keuangan. Untuk memecah kebuntuan, pihak Pekerjaan Umum dan Kementerian Koordinator Perekonomian membuat skema baru pendanaan.
Pemerintah akan menggandeng investor untuk membiayai 60 persen proyek ini, sementara sisanya 40 persen ditanggung pemerintah. Meski ada skema baru, hingga kini belum juga ada kepastian dari Menteri Keuangan terkait penjaminan biaya studi perencanaan tersebut.
Selama proyek jembatan terkatung-katung selama itu pulalah masyarakat menjadi korban, dengan keluarnya ongkos ekonomi dan sosial akibat panjangnya antrean kendaraan di Merak.(DNI)
http://www.metrotvnews.com
Inilah suasana yang kerap terjadi di Pelabuhan Merak. Ribuan truk ekspedisi tujuan Pulau Sumatra masih mengantre di sepanjang Jalan Cikuasa Atas, Cilegon, Banten. Tingginya jumlah kendaraan tidak diimbangi dengan ketersediaan infrastruktur penyeberangan.
Untuk mengurai kemacetan Merak di masa depan pemerintah sedang menggodok proyek jembatan Selat Sunda. Tidak hanya nantinya antrean terpecahkan proyek itu juga bisa menumbuhkan kantong-kantong perekonomian baru di sekitar wilayah jembatan.
Hingga kini proyek jembatan Selat Sunda belum digarap serius oleh pemerintah. Tarik ulur masih terjadi di tingkat menteri padahal Perpres sudah diteken oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa bulan lalu.
Proyek jembatan Selat Sunda menemui kendala biaya studi kelayakan. Hingga kini biaya serta penjaminan studi kelayakan belum disetujui Menteri Keuangan. Untuk memecah kebuntuan, pihak Pekerjaan Umum dan Kementerian Koordinator Perekonomian membuat skema baru pendanaan.
Pemerintah akan menggandeng investor untuk membiayai 60 persen proyek ini, sementara sisanya 40 persen ditanggung pemerintah. Meski ada skema baru, hingga kini belum juga ada kepastian dari Menteri Keuangan terkait penjaminan biaya studi perencanaan tersebut.
Selama proyek jembatan terkatung-katung selama itu pulalah masyarakat menjadi korban, dengan keluarnya ongkos ekonomi dan sosial akibat panjangnya antrean kendaraan di Merak.(DNI)
http://www.metrotvnews.com
Postingan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar