Juru kunci Situs Megalit Gunung Padang, di Kecamatan Campaka, Cianjur, Jabar, Senin, mengaku telah menemukan pintu masuk situs yang terletak dibagian timur 40 tahun yang lalu bersama ayahnya.
Dadi (52), juru kunci itu, menceritakan saat usianya 12 tahun, dia sering menemani ayahnya mencari sarang madu lebah liar yang ada di daerah tersebut. Ketika itulah, dia pernah masuk ke dalam perut situs melalui goa yang memiliki gerbang layaknya sebuah rumah.
"Posisinya sejajar dengan teras pertama, di sebelah timur. Ketika itu, rasa penasaran sempat membuat saya nekad untuk masuk lebih dalam, namun ayah saya melarang saya untuk terus masuk ke bagian dalam," kisahnya.
Ketika itu, ayahnya bercerita perihal pantangan masuk ke bagian dalam situs tersebut karena di dalamnya terdapat harta karun yang berlimpah, namun dijaga beberapa ekor ular besar.
"Sejak saat itu, saya tidak berani melanggar larangan ayah saya itu, termasuk masyarakat di sekitar situs ini. Tidak ada yang berani masuk sekalipun mereka mengetahui gerbang masuk ke dalam situs," katanya.
Ketika itu, ayahnya bercerita perihal pantangan masuk ke bagian dalam situs tersebut karena di dalamnya terdapat harta karun yang berlimpah, namun dijaga beberapa ekor ular besar.
"Sejak saat itu, saya tidak berani melanggar larangan ayah saya itu, termasuk masyarakat di sekitar situs ini. Tidak ada yang berani masuk sekalipun mereka mengetahui gerbang masuk ke dalam situs," katanya.
Pengakuan Dadi tersebut, membuat tim ahli, dengan menggunakan alat canggih berusaha memindai dari atas altar pertama, tepatnya dari permukaan maupun tebing. Hasil geolistrik dan georadar 3D ditemukan dua pintu masuk dalam lorong. Saat ini, lorong tersebut diupayakan untuk dibuka.
Pemindaian yang dilakukan, memperkuat indikasi keberadaan lorong tersebut. Setelah para geolog bekerja, kata ketua tim ahli, Danny Hilman, selanjutnya pihaknya menyerahkan penelitian selanjutnya ke tim arkeolog.
"Untuk memastikan titik tersebut, kami masih melakukan penelitian, namun kami melihat ada lapukan batuan, sehingga kondisinya labil, sehingga dapat mengakibatkan langit-langit runtuh," kata Ali Akbar, ketua tim arkeolog.
"Untuk memastikan titik tersebut, kami masih melakukan penelitian, namun kami melihat ada lapukan batuan, sehingga kondisinya labil, sehingga dapat mengakibatkan langit-langit runtuh," kata Ali Akbar, ketua tim arkeolog.
Sementara itu, beberapa orang arkeolog masih bekerja di lokasi, untuk mencari kebenaran gerbang masuk situs tersebut. Mereka bekerja dengan sangat hati-hati, menggunakan alat sederhana seperti pacul, kuas, untuk membuat kotak ekskavasi.
"Temuan terbaru saat ini, tim telah menemukan tangga yang kondisinya rusak. Diduga tangga tersebut, menuju pintu utama bangunan di perut Gunung Padang," tandasnya.
"Temuan terbaru saat ini, tim telah menemukan tangga yang kondisinya rusak. Diduga tangga tersebut, menuju pintu utama bangunan di perut Gunung Padang," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar