cnet.com
Dengan semakin meluasnya penggunaan layar sentuh berukuran besar sebagai perangkat input utama pada perangkat mobile, kualitas tampilan pun menjadi makin penting karena menentukan kenyamanan pengguna dalam memakai gadget yang bersangkutan.
Berbagai istilah seperti AMOLED, IPS, dan Retina display digunakan sebagai embel-embel teknologi layar perangkat tertentu untuk menarik pembeli.
Namun, secara umum terdapat 2 jenis layar utama yang dipakai pada kebanyakan perangkat mobile, yaitu LCD dan AMOLED. Perbedaan berikut kelebihan dan kekurangannya dari keduanya akan KompasTekno ulas di artikel ini.
LCD
Layout pixel layar LCD In-Plane Switching milik LG Optimus 4X HD (gambar:bestboyz.de)
LCD atau Liquid Crystal Display telah digunakan sebagai layar berbagai macam perangkat selama berpuluh-puluh tahun, mulai dari monitor komputer, layar smartphone, sampai jam tangan.
Sesuai namanya, layar LCD menggunakan medium kristal cair yang diselipkan diantara beberapa panel kaca atau material transparan lain.
Ketika dilihat dari jarak sangat dekat, tampak unit-unit pixel berwarna merah, hijau, dan biru yang menyusun tampilan gambar pada layar LCD.
Beberapa layar LCD menggunakan teknologi In-Plane Switching atau IPS untuk meningkatkan kualitas reproduksi warna dan sudut pandang optimal yang lebih luas. Layar "Retina Display" milik iPhone 4/4s misalnya, adalah layar LCD dengan teknologi IPS yang memiliki resolusi tinggi.
Layar LCD mampu mereproduksi warna dengan sangat realistik, tetapi memerlukan lampu penerang tambahan (backlight) karena tidak menghasilkan cahaya sendiri.
Beberapa perangkat populer yang menggunakan layar LCD: iPhone 4/4s, iPad, dan HTC One X
AMOLED
Sesuai namanya, layar LCD menggunakan medium kristal cair yang diselipkan diantara beberapa panel kaca atau material transparan lain.
Ketika dilihat dari jarak sangat dekat, tampak unit-unit pixel berwarna merah, hijau, dan biru yang menyusun tampilan gambar pada layar LCD.
Beberapa layar LCD menggunakan teknologi In-Plane Switching atau IPS untuk meningkatkan kualitas reproduksi warna dan sudut pandang optimal yang lebih luas. Layar "Retina Display" milik iPhone 4/4s misalnya, adalah layar LCD dengan teknologi IPS yang memiliki resolusi tinggi.
Layar LCD mampu mereproduksi warna dengan sangat realistik, tetapi memerlukan lampu penerang tambahan (backlight) karena tidak menghasilkan cahaya sendiri.
Beberapa perangkat populer yang menggunakan layar LCD: iPhone 4/4s, iPad, dan HTC One X
AMOLED
Layout pixel layar AMOLED dengan "pentile display" milik HTC One S (gambar:bestboyz.de)
Teknologi layar AMOLED atau Active Matrix Organic Light Emitting Diode sebenarnya juga sudah ada sejak lama, sejarahnya membentang hingga ke dekade 50-an.
Belakangan, layar tipe ini ramai diterapkan di perangkat-perangkat gadget karena memiliki beberapa kelebihan dibanding LCD seperti tidak memerlukan lampu backlight dan memiliki tingkat kontras yang lebih tinggi.
Belakangan, layar tipe ini ramai diterapkan di perangkat-perangkat gadget karena memiliki beberapa kelebihan dibanding LCD seperti tidak memerlukan lampu backlight dan memiliki tingkat kontras yang lebih tinggi.
Layar AMOLED (kiri) memiliki tingkat kontras yang lebih tinggi dibandingkan LCD (gambar:oled-display.net)
AMOLED terbuat dari lapisan polimer organik tipis yang menyala ketika dialiri listrik. Karena konstruksinya yang sederhana, layar AMOLED bisa dibuat sangat tipis.
Kebanyakan layar AMOLED memiliki struktur pixel yang disebut "pentile display", di mana dua sub-pixel merah dan biru berukuran lebih besar dan ditempatkan diantara dua sub-pixel berwarna hijau yang berukuran normal. Dengan kemikian, susunan pixel-nya menjadi' Red-Green-Blue-Green (RGBG), bukan Red-Green-Blue seperti pada LCD.
Keuntungan dari "pentile display" adalah sebuah layar AMOLED bisa dibuat seterang layar konvensional dengan hanya sepertiga jumlah sub-pixel yang biasanya diperlukan.
Kekurangannya, dikarenakan oleh ukuran sub-pixel merah dan biru yang lebih besar, layar jadi terlihat "grainy" atau tampak seperti memiliki resolusi rendah, walau sebenarnya tidak demikian.
Layar AMOLED biasanya sulit dilihat di bawah pancaran cahaya matahari langsung, tetapi teknologi Super AMOLED Plus dari Samsung yang tidak menggunakan "pentile display" telah memberi peningkatan dalam hal ini.
Beberapa perangkat-perangkat populer yang menggunakan layar AMOLED: Samsung Galaxy S series, Nokia Lumia 900, and HTC One S.
Keputusan di Tangan Anda
Kebanyakan layar AMOLED memiliki struktur pixel yang disebut "pentile display", di mana dua sub-pixel merah dan biru berukuran lebih besar dan ditempatkan diantara dua sub-pixel berwarna hijau yang berukuran normal. Dengan kemikian, susunan pixel-nya menjadi' Red-Green-Blue-Green (RGBG), bukan Red-Green-Blue seperti pada LCD.
Keuntungan dari "pentile display" adalah sebuah layar AMOLED bisa dibuat seterang layar konvensional dengan hanya sepertiga jumlah sub-pixel yang biasanya diperlukan.
Kekurangannya, dikarenakan oleh ukuran sub-pixel merah dan biru yang lebih besar, layar jadi terlihat "grainy" atau tampak seperti memiliki resolusi rendah, walau sebenarnya tidak demikian.
Layar AMOLED biasanya sulit dilihat di bawah pancaran cahaya matahari langsung, tetapi teknologi Super AMOLED Plus dari Samsung yang tidak menggunakan "pentile display" telah memberi peningkatan dalam hal ini.
Beberapa perangkat-perangkat populer yang menggunakan layar AMOLED: Samsung Galaxy S series, Nokia Lumia 900, and HTC One S.
Keputusan di Tangan Anda
Dapatkah Anda melihat smartphone mana yang menggunakan layar LCD atau AMOLED?(gambar: digitaltrends.com)
Baik LCD maupun AMOLED memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Saat ini, kedua jenis layar sudah mampu menghasilkan tampilan berkualitas sangat tinggi. Kualitas tampilan pun bervariasi antar produk dan merk, walaupun menggunakan jenis layar yang sama.
Satu-satunya cara untuk menentukan jenis layar mana yang sesuai dengan selera adalah dengan memegang perangkat dan melihat sendiri tampilan layarnya.
Anda akan dengan mudah mengetahui layar mana yang memberikan viewing angle, kontras, dan reproduksi warna yang paling cocok untuk kebutuhan setelah memakai perangkat yang bersangkutan selama beberapa menit.
Satu-satunya cara untuk menentukan jenis layar mana yang sesuai dengan selera adalah dengan memegang perangkat dan melihat sendiri tampilan layarnya.
Anda akan dengan mudah mengetahui layar mana yang memberikan viewing angle, kontras, dan reproduksi warna yang paling cocok untuk kebutuhan setelah memakai perangkat yang bersangkutan selama beberapa menit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar