Helat tahunan pebalab sepeda antarbangsa Tour de Singkarak (TdS) akan dimulai hari ini. Setelah tiga kali penyelenggaraaan balap sepeda yang sudah masuk kalender internasional organisasi sepeda internasional maka yang senantiasa menonjol dalam dan ditonjolkan oleh tuan rumah adalah segi pariwisatanya. Sementara segi olahraga prestasinya nampaknya nyaris abai sama sekali.
Tahun sebelumnya Pengprov ISSI Sumbar kalang kabut juga menjawab pertanyaan pers ketika ditanya target yang ingin dicapai oleh ISSI Sumbar dalam TdS ini. Jawaban klise tetap saja muncul: sukses menjadi tuan rumah.
Sukses menjadi tuan rumah itu sudah pasti. Dan sukses menjadikan kalender tahunan ini sebagai magnit pengundang wisatawan sudah kita ketahui bersama sebagai target Pemprov Sumbar bersama daerah-daerah ynag dilewati oleh pembalap.
Namun sudah sepatutnya –setelah tiga kali penyelenggaraan—dunia balap sepeda Sumbar jadi bergairah. Apalagi sebentar lagi Sumatera Barat akan mengikuti Pekan Olahraga Nasional di Pekanbaru Riau.
Berkaca pada tiga kali penyelengaraan ini, belum ada pebalap nasional maupun lokal Sumatera Barat yang menuai prestasi. Semua prestasi diborong oleh pebalap asing. Walhasil, kita hanya penggembira belaka kalau tiak mau disebut sebagai penonton.
Khusus Sumatera Barat hanya masuk kategori ‘tuan rumah berprestasi’. Bukan tidak ada tuan rumah yang ikut dalam helat sepeda dunia ini. Ada. Tapi itulah, prestasi belum kunjung melejit. Padahal dalam hal menguasi medan, menghafal lika-liku jalan, tentu pebalap tuan rumah lebih paham. Apalagi kesempatan untuk berlatih menguasai rute semua etape sangat berpeluang dilakukan oleh pebalap tuan rumah dibanding dengan pebalap lain.
Dalam hal ini tentu urusan pembinaan prestasi oleh ISSI dan KONI Sumbar menjadi sangat menentukan bagi tercapainya prestasi yang diinginkan. Kita akhirnya memaklumi kalau jawaban dari pihak ISSI Sumbar bahwa untuk pembinaaan prestasi sangat ditentukan oleh anggaran yang dibagi oleh Pemprov lewat KONI Sumatera Barat.
Meskipun sudah terlambat untuk mengatakannya, tetapi memberi perhatian ekstra kepada ISSI Sumbar oleh KONI dan Pemprov Sumbar adalah hal yang tak dapat tidak. Sekalipun ada pembagian alokasi anggaran yang proporsional (menurut capaian prestasi) tetapi khusus untuk balap sepeda agaknya perlu ada perhatian khusus. Pertama karena cabang balap sepeda pernah jaya di Sumatera Barat. Ada nama Dasrizal, Yoserizal dan Nurhayati yang membawa nama Sumatera Barat dan Indonesia di ajang balap internasional. Untuk alasan melahirkan generasi penerus Dasrizal dan Nurhayati, maka tak ada salahnya memberi ‘bonus anggaran’ kepada ISSI Sumbar.
Yang kedua alasan logis perhatian lebih untuk ISSI Sumbar lantaran daerah ini menjadi tuan rumah Tour de Singkarak yang Insya Allah akan diselenggarakan setiap tahun. Jika setelah bertahun-tahun penyelenggaraan TdS, prestasi pebalap Sumbar tak kunjung masuk ke papan tengah apalagi papan atas, tentu akan memalukan juga.
Yang ketiga adalah alasan penyiapan menuju PON. Bukan PON Riau, tetapi PON berikutnya. Karena untuk PON di Pekanbaru, Sumbar tidak berhasil meloloskan pebalapnya.
Sebenarnya sejak beberapa PON terakhir, prestasi balap sepeda Sumbar sudah sangat melorot. Sejak tak ada lagi Nurhayati, praktis balap sepeda Sumbar sepi dari prestasi dan tidak lolos ke ajang Pekan Olahraga Nasional.
Tahun silam masalah ini sudah didiskusikan di Padang, ketika akan berlangsung Tour de Singkarak 2011. Kesimpulannya, ISSI didesak untuk membangun prestasi lagi tahun depan (maksudnya tahun ini) Dalam diskusi itu ada keluhan bahwa minimnya anggaran, kurangnya intensitas latihan dan kompetisi menjadi salah satu alasan mengapa penampilan pebalap lokal asal Sumbar tidak memuaskan dan minim prestasi di ‘event’ TdS 2010.
Nah, kini setelah sethaun diskusi itu, adakah yang berubah dengan prestasi balap sepeda Sumbar? Ternyata tidak. Ke PON Riau pun tidak lolos.
Kita tidak tahu bagaimana dalam sepekan ini para pebalap yang disiapkan Sumatera barat bisa membuat nama besar. Bisa membesarkan hati masyarakat Sumatera Barat dalam TdS ini. Dengan demikian kita tidak sekedar mengelu-elukan pebalam dunia di ajang bergengsi ini, tetapi juga bisa membuat kita naik gengsi. Siapa tahun?***
Haluan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar