Kejadian dua tahun lalu terulang lagi di Jalan Lintas Sumatera, Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung. Puluhan massa dari Taratak Baru, Kecamatan Tanjung Gadang mengamuk. Sebuah kafe dibakar. Kerugian ditaksir mencapai belasan juta rupiah.
Peristiwa itu diduga dipicu provokasi dari warga Tanjung Lolo, Kecamatan Kamang Baru, daerah asal pemilik warung berinisial “H” ini, balik melakukan penyerangan. Saling lempar tak dapat dielakkan yang mengakibatkan macetnya jalan lintas tersebut.
Informasi yang dihimpun Haluan, kejadian mencekam sehari jelang Ramadan yang melibatkan dua kelompok massa bertetangga ini terjadi di dekat panorama, Jorong Kolek, Nagari Taratak Baru Utara, Kamis (19/7) sekitar pukul 19.30 WIB.
Ketika itu, dua warga Taratak Baru, Budi dan Vera curiga melihat motor tergeletak di warung. Entah apa sebabnya, tiba-tiba Budi dipukul pemilik warung, yang bernama Hendra. Vera yang berhasil menyelamatkan diri lalu melaporkan kejadian yang dialami Budi tersebut kepada warga.
Merasa tidak senang atas kejadian ini, warga Taratak Baru yang sudah berulangkali memperingati pemilik warung, langsung mendatangi warung tersebut. Mengetahui ada massa yang datang, pemilik warung langsung kabur ke Tanjung Lolo. Massa yang sudah marah akhirnya membakar warung beralaskan tanah seukuran 6 x 8 meter ini.
Pada saat yang bersamaan, entah dari mana asalnya, di Tanjung Lolo tiba-tiba berkembang isu tentang warganya yang dikeroyok oleh warga Taratak Baru. Akibatnya, seketika mereka langsung balik menyerang massa Taratak Baru yang membakar warung tersebut.
“Sangat banyak massa yang terlibat. Saya tidak bisa masuk. Polisi akhirnya datang menenangkan warga supaya kejadian ini tidak sampai meluas. Arus lalu lintas langung macet total karena kedua massa terkonsentrasi di jalan lintas,” kata Kepala Kesbang Pol Kabupaten Sijunjung, Afrizal saat dihubungi lewat ponselnya, Jumat (20/7).
“Kondisi baru dapat dikendalikan setelah anggota datang ke lokasi. Dua sepeda motor ikut diamankan sebagi barang bukti. Kerugian ditaksir hanya mencapai Rp7,5 juta,” kata Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Sijunjung Kompol Harizal Abbas.
Sebelumnya, kejadian serupa juga pernah terjadi Minggu (28/3) malam tahun 2010 lalu. Saat itu warung Anton, warga Tanjung Gadang yang menyediakan tempat karaoke di Guguk Naneh, dibakar oleh massa. Massa kampung terprovokasi untuk membela. Bahkan, ratusan warga Tanjung Gadang mendatangi Polsek Tanjung Gadang yang baru memeriksa saksi.
Sebagaimana diketahui, daerah ini memang rawan dijadikan sebagai lokasi transaksi lelaki “hidung belang” dengan wanita pekerja seks komersial (PSK). Modus yang dilakukan di warung remang-remang, si perempuan berpura-pura sebagai pelayan. Sedangkan mucikari bertindak sebagai pemilik warung. Hingga saat ini, sudah tak terhitung lagi jumlahnya pemilik warung dan PSK yang terkena razia di kawasan tersebut. (h/nop)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar