Sehari menjelang memasuki bulan Suci Ramadan 1433 H, tepatnya Kamis (19/7), direncanakan empat menteri dari Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, akan menghadiri acara Potang Balimau di Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota. Rombongan menteri tersebut sebelumnya akan menginap di Pekanbaru.
Para menteri yang datang ke Limapuluh Kota, dalam rangka menghadiri dan mengikuti tradisi masyarakat Pangkalan yang terkenal dengan tradisi Potang Balimau, sehari sebelum memasuki bulansuci Ramadan. Informasi tersebut disampaikan Kabag Humas dan Protokoler, Pemkab Limapuluh Kota, Muhammad.S, Kamis (17/7).
Dijelaskan, acara Potang Balimau merupakan simbol Nagari Pangkalan. Tujuannya, selain untuk mengembangkan budaya lokal, juga untuk melestarikan budaya atau tradisi yang telah diwarisi dari nenek moyang mereka yang terdahulu. Disamping itu, juga untuk menyambut datangnya bulan Ramadan, waktu yang tepat bagi masyarakat, perantau dan masyarakat yang berdomisili di kampung bersilaturahmi, menjalin hubungan ukhuwah islamiyah.
Menurut dia, menteri yang direncanakan datang yakni, Menteri Riset dan Teknologi, Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta, MS, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dr. Mari Elka Pangestu, Menteri Lingkungan Hidup Prof. DR. Balthasar Kambuaya, MBA dan Menteri Pemuda dan Olah Raga, DR Andi Malaranggeng, M.Si
Sejarah Potang Balimau sebenarnya sangat indah sekali. Jika disimak, acara ini merupakan suatu budaya atau tradisi bagi masyarakat Pangkalan. Konon cerita yang berkembang dari dahulu, masyarakat Pangkalan sangat suka berdagang atau berniaga. Saat itu, aktivitas tersebut dilakukan melalui jalur sungai dengan menggunakan perahu.
Sekitar tahun seribu delapan ratusan, para saudagar Pangkalan yang kembali dari Sambas Kalimantan sehabis berdagang, membawa dua buah mimbar masjid melewati sungai Siak, Riau. Satu diantara mimbar itu untuk masjid Raya Pangkalan. Ketika itu bertepatan menjelang bulan suci Ramadan dan masyarakat sedang membangun sebuah masjid. Saat itu, mereka sangat gembira sekali menanti kedatangan mimbar yang dibelikan oleh para pedagang Pangkalan yang telah pulang berniaga dari Kalimantan.
Mereka berbondong-bondong menunggu kedatangan mimbar tersebut di tepian sungai Masjid Raya Pangkalan, yang waktu itu masih berupa masjid lama yang berada di dekat Muaro (sebutan kampung kecilnya). Dan mimbar yang satu lagi untuk Masjid Raya yang ada di Pasar Bawah Pekanbaru, Riau. Mayoritas warga masyarakat Pangkalan merantau ke Pekanbaru.
Mimbar yang di kirim dari Pangkalan melalui sungai melewati Nagari Taratak Buluah, saat itu merupakan sebuah penghormatan pemberian hadiah bagi Raja Siak waktu itu.
Sehingga acara Potang Balimau identik dengan sampan hias berbentuk mimbar masjid ini, kemudian dijadikan sebuah acara adat yang mempunyai nilai-nilai keagamaan dan juga untuk menjalin tali persatuan dan kesatuan masyarakat. Sampai saat ini, acara ini tetap dilestarikan oleh masyarakat Pangkalan, khususnya setiap akan memasuki bulan suci Ramadhan. Kedatangan menteri diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat serta dapat melestarikan budaya yang sangat dibanggakan oleh masyarakat Limapuluh Kota. zkf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar