Tradisi balimau sambut Ramadan diwarnai duka mendalam. Salah satu pasangan pengantin baru tewas tenggelam di Danau Singkarak. Balimau masih terkesan berhura-hura.
Ribuan warga di pelbagai daerah di Sumatera Barat, Kamis (19/7) menyerbu pusat-pusat permandian sejak siang hingga sore. Prosesi balimau jelang masuknya puasa Ramadan, bertahun-tahun telah jadi tradisi masyarakat Sumatera Barat. Tua muda, perempuan-lelaki, tumpah ruah. Kendati awal Ramadan berbeda, ternyata tak menyurutkan minat masyarakat datang balimau.
Ironisnya, pemaknaan balimau yang sebenarnya menyucikan diri untuk memasuki bulan suci Ramadan, telah jauh melenceng dari arti sebenarnya. Selain terkesan berhura-hura dan hedonistis, balimau juga diwarnai duka. Jika tak kecelakaan jalan raya, hilang di lokasi pemandian kerap terjadi.
Tenggelam
Duka jelang Ramadan itu dialami sepasang pengantin baru. Suaminya tewas tenggelam di kawasan perairan Danau Singkarak, batas Tembok Nagari Kacang dengan Nagari Tikalak, Kabupaten Solok, Kamis (19/07) sekitar pukul 14.45 WIB.
Korban itu bernama Yudi (19), warga Nagari Kumani Ateh, Kecamatan Talawi Kota Sawahlunto. yang tengah mandi balimau bersama istrinya. Jasad pengantin baru yang masih menikmati bulan madu dengan sang istri yang identitasnya tak diketahui, berhasil dievakuasi warga dan petugas Tagana Kabupaten Solok dari dalam perairan Danau Singkarak satu jam setelah tenggelam.
Informasi yang berhasil dirangkum Haluan, Kamis siang yang naas itu, pasangan itu tengah asyik mandi-mandi di perairan Danau Singkarak menggunakan pelampung berupa benen mobil.
Menurut salah seorang saksi mata di lokasi kejadian, kedua suami-istri ini terlihat tengah asyik mandi-mandi. Tapi tiba-tiba istri korban tergelincir dari atas ban benen, ternyata tak bisa berenang. Sang suami mencoba menyelamatkan istrinya dengan sekuat tenaga. Dengan susah payah, sang istri pun berhasil dinaikan kembali ke atas ban.
Lalu, sang suami mengayuh menuju tepi danau. Namun, diduga kelelahan, sang suami tenggelam ke dasar danau.
“Saat itulah terdengar teriakan istri korban langsung menarik perhatian warga sekitar dan pengunjung kawasan lokasi obyek wisata air itu,” kata Umar, saksi mata itu, kepada Haluan, Kamis (19/7).
Kapolsek Singkarak AKP Poniman dan sejumlah anggotanya bahu-membahu dengan warga sekitar dibantu petugas Tagana Kabupaten Solok, berupaya melakukan proses pencarian jasad korban yang tenggelam dalam perairan danau.
“Satu jam kemudian jasad korban ditemukan lalu dievakuasi ke Puskesmas Singkarak untuk dilakukan pemeriksaan medis,” kata Poniman.
Tak Menonjol
Dari Bukittinggi dilaporkan, warga Kota Bukittinggi dan sekitarnya tidak terlalu antusias untuk melaksanakan tradisi balimau menjelang puasa. Pasalnya, minim sungai dan tempat pemandian di Kota Bukittinggi menjadi alasan utama yang membuat tradisi balimau di Bukittinggi tidak terlalu menonjol dibanding daerah lainnya.
Sungai Batang Sianok di kawasan Ngarai Sianok sepertinya kurang diminati warga sebagai tempat balimau. Selain kondisi airnya yang tidak terlalu bersih, sungai di kawasan Ngarai Sianok juga terlalu dangkal, yang kedalaman maksimalnya hanya setinggi paha orang dewasa.
Dari pantauan Haluan di sepanjang kawasan Ngarai Sianok, hingga ke kawasan Jorong Lambah, Kabupaten Agam, pusat balimau justru terpusat pada kawasan Tabiang Takuruang, Nagari Sianok VI Suku di Jorong Lambah, Kecamatan IV Koto Agam, yang masih berada di jalur ngarai tersebut.
Potang Balimau Naik Status
Potang balimau di Batang Mahek, Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota berjalan meriah. Beberapa tokoh masyarakat, menginginkan potang balimau menjadi program nasional.
Potang balimau yang dihadiri Gusti Muhammad Hatta Menteri Riset menginginkan potang balimau dipertahankan dan ia berjanji agenda jelang Ramadan ini menjadi program bertaraf nasional. “Jika perlu bertaraf dunia,” katanya.
Selain dihadiri Menteri Ristek dan Teknologi Dr Gusti Muhammad Hatta MS, Sutan Sampono Batuah dan istri, juga dihadiri anggota komisi VII DPR-RI HM Azwir Dainy Tara dan Ny Hj Inggit, Donny Tara fungsionaris pusat Partai Golkar, Dirut Promosi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata Farid Farid Martolo, Deputi Lingkungan Hidup Tri Bangun El Sonny, Wakil Bupati Limapuluh Kota Asyirwan Yunus, Ketua DPRD Darman Sahladi, dan Ketua DPRD Payakumbuh Wilman Singkuan.
Pertautkan Dua Budaya
Selain mempertautkan budaya, kegiatan yang dihadiri dua kepala daerah eks kabupaten PSK (Pesisir Selatan Kerinci), yakni Bupati Nasrul Abit dan Wakil Walikota Sungai Penuh, Provinsi Jambi Ardinal Salim mengembalikan ingatan warga ke masa lampau.
“Antara Indrapura dan Sungai Penuh diikat oleh sejarah dan silsilah keturunan. Makanya ketika datang ke Indrapura kami tidak merasa sebagai tamu, tapi pulang kekampung sendiri,” kata Ardinal Salim saat memberikan sambutan balimau paga Kamis.
Menurutnya, Sungai Penuh dan Kerinci selalu merasa terpanggil untuk “pulang” ke Indrapura mengikuti kegiatan balimau paga dan upacara adat lainnya. Jadi meski telah lama berpisah dari Pesisir Selatan dan Sumatera Barat, warga Sungi Penuh dan Kerinci tidak akan pernah lupa dengan saudaranya di Pesisir Selatan.
“Sungai Penuh dan Kerinci dibesarkan oleh Pesisir Selatan. Bahkan hampir separuh masyarakat di Sungai Penuh dan Kerinci memiliki pertalian darah,” katanya.
Selanjutnya Nasrul Abit mengatakan, kehadiran Wakil Walikota Sungai Penuh merupakan penegasan atas harapan warga di kedua daerah.
“Hubungan kedua daerah perlu ditingkatkan. Selain hubungan bathin, keduanya bisa mebuat jaringan perekonomian dengan adanya jalan Sungai Penuh dan Tapan,” katanya.
Tanah Datar
Kegiatan balimau di Kabupaten Tanah Datar berlangsung meriah dan aman. Lokasi pantai Tanjung Mutiara pinggiran pantai utara Danau Singkarak, di Nagari Batu Taba dan Sumpur menyedot pengunjung cukup ramai.
Lokasi objek wisata ini penuh sesak pengunjung, yang sebagian besar terdiri dari kaum ibu dan anak muda.
Kepala BPBD Tanah Datar Altri Suandi mengatakan, untuk pengamanan lokasi balimau di kawasan bibir Pantai Tanjung Mutiara, ditugaskaan sebanyak 15 orang personil relawan SAR yang dilengkapi sejumlah peralatan renang.
“Satu unit perahu karet bantuan BNPB beserta sejumlah sarana pendukung lainnya seperti pelampung dan lain sebagainya telah ditempatkan di lokasi balimau, sehingga kegiatan tahunan yang cukup ritual ini berjalan dengan tertib dan aman,” tutur Altri Suandi.
Lubuk Minturun Buncah
Kawasan pemandian itu berada di Balai Gadang, Lubuk Minturun, sekitar 10 km dari pusat Kota Padang, buncah. Ribuan warga bersuka cita dalam gemercik air nan jernih. Warga sekitar pun kecipratan rezeki, baik dari perpakiran, dagang makanan, dan pungutan uang masuk.
Pada hari biasa, pengunjung dikenai tiket masuk Rp2.500. Sedangkan pada saat balimau, dikenakan hingga Rp5.000 per orang. Harga karcis yang ditetapkan Dinas Pariwisata Rp2.000 per orang. Setiap karcis yang terjual, pemuda mendapatkan bagi hasil 30 persen. Sedangkan untuk parkir dikenakan Rp2.000 per kendaraan. Bagi yang memanfaatkan fasilitas kamar ganti mesti bayar Rp1.000, sedangkan sewa pelampung Rp5.000.
Terjunkan 769 Personil
Dari Kota Padang dilaporkan, pengamanan tradisi balimau diturunkan sekitar 769 personil yang ditempatkan pada 24 titik yang dinilai rawan.
“Kami telah memberikan instruksi terhadap beberapa anggota untuk menempatkan posisinya langsung sore hari, yang sebelumnya telah ditunjuk dimana pos yang telah diberikan,” kata Kapolresta Padang Kombes Pol. Moch. Seno Putro melalui Kabag Ops Kompol M Yudi Sulistiyo.
Lokasi yang menjadi atensi kepolisian antara lain Pantai Padang, Lubuk Minturun, Lubuk Peraku, Danau Cimpago, Pantai Air Manis, Pasir Jambak dan Pantai Nirwana. Selain itu, beberapa pertokoan atau mall juga dilakukan pengamanan.
“Dari sekian personil yang dilibatkan adalah Satuan Pol PP sebanyak 130 orang, Dishub 40 orang, TNI 45 orang dan tim dari Orari dan Team Sar. Selain itu, 7 mobil ambulance juga akan disiagakan,” ujarnya. (h/ris/wan/snt/one/har/emz/amr/nas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar