Jefri Jack alias Kojek (46) yang dikenal dengan urang bagak di kawasan Simpang Tinju menjadi bulan-bulanan sejumlah penonton acara kim yang digelar di Lapangan Sepakbola Simpang Tinju, Lapai, Nanggalo, Padang, Sabtu (7/7) sekitar pukul 02.30 WIB dinihari.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan, peristiwa penggeroyokan ini terjadi karena suasana permainan kim tersebut sudah tidak kondusif lagi sekitar pukul 01.00 WIB sejak Kojek datang dengan menabrakkan sepeda motornya ke kursi yang tersusun di acara tersebut. Kemudian, dia menantang semua orang yang ada di acara itu sambil mengacungkan tangan kirinya.
“Sia yang madok ka den di siko ha, waang, waang, atau waang, lai tau ang, aden bagak di siko mah,” kata Elegri (49), korban kebingrasan Kojek sambil menirukan gaya bicara Kojek.
Menurutnya, saat itu dia beserta temannya sedang duduk menyaksikan aksi pemain kim sambil melingkar kartu kim yang ada bersamanya. Tiba-tiba datang Kojek dengan ekspresi seperti orang mabuk dan menunjuk dengan tangan kiri kea rah El sambil menantang.
“Lalu dia turun dan memukul saya, serta menghujamkan pisau ke tangan saya. Akibatnya tangan saya mengalami luka,” katanya.
Frengki (32), pemuda yang pertama kali memukuli Kojek mengaku kesal dengan tingkahnya saat berjoged. Dia datang membawa motornya dan menunjuk orang dengan tangan kiri. Setelah memukul orang di bawah panggung, dia naik ke panggung dan mendorong badan saya.
“Saya tidak senang, masa saya dibilang ’Frengki tengkak’, sehingga saya pukul dia, dan dia membalas. Kemudian teman saya yang melihat ikut menghajarnya, untung ada anggota Intel polisi di sana. Kalau tidak, mungkin dia sudah mati,” kata Frengki kepada petugas
Sementara, Kojek sendiri mengaku pada saat kejadian tersebut Frengki tanpa menanya langsung menghajarnya dengan celurit. Padahal saat itu, dia sedang asyik menikmati musik dan berjoged ria. Karena merasa terancam, makanya dia pun membalas serangan Frengki.
“Saya tidak terima lah dihajar seperti itu, masa tidak salah apa-apa saya dihajar,” ucap Kojek kepada penyidik Polsekta Nanggalo.
Sementara itu, Kapolsekta Nanggalo, AKP Zulfatmi menyebutkan, pengakuan dari Kojek adalah bohong, karena pada saat kejadian tersebut, anggotanya Aipda Naspardi yang mengamankan warga untuk tidak bertambah brutal menghajar Kojek.
“Yang menjadi pemicu masalah adalah Kojek. Dia datang dengan sepeda motor lalu menabrakkannya ke kursi yang ada di sana. Kemudian dia menantang semua orang dan mengatakan dirinya urang bagak,” kata Zulfatmi.
Sempat terjadi bacok-bacokan antara Frengki dan Kojek karena keduanya menyiapkan senjata tajam. Kojek sendiri menderita luka di bagian telapak tangan sebelah kanan dengan 40 jahitan. Sementara Frengki menderita 12 jahitan di tangan, dan Elegri juga mendapat 40 jahitan di bagian telapak kanan sebelah kiri dan jari manis sebelah kanan.
“Keduanya saling lapor ke Mapolsek, tapi dari keterangan saksi mata, bisa dikatakan yang menjadi pemicu masalah adalah Kojek,” ujarnya.
Dalam kejadian penggeroyokan itu terjadi kemungkinan karena dipicu masalah dendam lama. Sebelumnya, Kojek yang merupakan urang sumando di kawasan tersebut selalu menunjukkan kalau dirinya paling bagak. Dan dua bulan yang lalu, Frengki dan Kojek juga pernah bertikai, tapi didamaikan warga.
“Mungkin ini adalah puncak kesabaran dari mereka, tapi yang jelas ini sudah masuk ke dalam ranah hukum, mereka harus bersiap menerima hukuman yang diberikan,” lanjutnya. (h/nas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar