Hanya gara-gara berebut air untuk kantong ikan keramba (jala apung) di Linggai, Nagari II Koto Malintang, Kecamatan Tanjungraya, dua kelompok petani dari dua nagari bertetangga di pinggir Danau Maninjau, yaitu Linggai dan Bayua terlibat perkelahian. Dua petani luka-luka akibat pengeroyokan yang dilakukan petani ikan keramba dari Linggai, Senin (3/9) pukul 21.00 WIB.
Suasana mencekam terjadi di lokasi perkelahian dua nagari itu. Dua petani Bayua yang terluka Syafril A, 34, dan Budi Prabowo, 30. Syafril mengalami luka robek dan Budi Prabowo mengalami luka serius pada bagian kepala karena dihantam balok. Ia dirujuk ke RS Yarsi Bukittinggi dan mendapat 26 jahitan.
Informasi warga setempat, pengeroyokan dan perkelahian antarwarga itu terjadi hingga pukul 04.00. Ketika diketahui ada dua warga Bayua terluka, sempat terjadi cakak banyak dan penyerangan. Untung jajaran Polsek Tanjungraya dan Polres Agam cepat melerai tawuran tersebut dengan melepaskan tembakan peringatan ke udara.
Hingga Selasa siang, tujuh warga diamankan di Mapolres Agam untuk menjalani pemeriksaan. Namun, tersangka utama dalam pengeroyokan tersebut belum ditentukan.
Di antara warga yang diperiksa yakni, RM, 22, TC, 27, dan JS, 27. “Senin malam, aparat sudah turun ke lokasi pengeroyokan. Kedua belah pihak sudah berhasil diredam emosinya,” kata Kapolres Agam AKBP Noortjahyo didampingi Kapolsek Tanjungraya, AKP Dedy Novra, kemarin.
“Kondisi sekarang sudah kondusif. Kedua warga nagari ini diminta menahan diri. Ini hanya kesalahpahaman saja,” tambah Kasat Reskrim Polres Agam, AKP Alber Zai.
Korban Membaik
Budi yang ditemui di RS Yarsi Bukittinggi terlihat sudah sadar. Dia tegar, walaupun kepala dibalut perban. Dia menceritakan, saat itu dia bersama lima petani lain mengisi plastik dengan air bercampur oksigen untuk membawa ikan hasil keramba di Linggai.
Karena hujan deras, dia bersama lima temannya berteduh dan meninggalkan semua peralatannya. Sambil berteduh, Budi sedang meramu obat campuran air ke dalam plastik. Tiba-tiba datang sekitar sembilan warga Linggai menendang peralatan yang dibawa Budi dan kawan-kawannya.
Tidak terima dengan perlakuan itu, kedua kelompok petani ini langsung baku hantam. Awalnya masih menggunakan tangan kosong. Kemudian, salah seorang warga Linggai melemparkan batu ke kepala Budi.
“Setelah itu Kepala saya langsung dihantam balok dari samping kiri. Karena darah bercucuran, saya melarikan diri ke Puskesmas Akaik sekitar 250 meter dari lokasi,” kata Budi. Budi mendapat 10 jahitan dalam dan 16 jahitan luar di kepala.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar