Gunung Marapi telah dipasangi kamera CCTV. Hal serupa juga sudah ada di Pantai Padang. Tahun depan akan dipasang di Lembah Anai dan Gunung Talang.
Gunung Talang masuk dalam deretan 15 gunung yang saat ini sedang berstatus waspada di Indonesia. Pemantauan terus dilakukan. Pantauan atas gunung itu akan bisa dilakukan secara seksama tahun depan, begitu CCTV dipasang.
Jika telah dipasang pemantauan lebih mudah dilakukan karena bisa dilihat 24 jam. Masyarakat juga bisa ikut memantau melalui situs resmi Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalpos PB) Sumbar di http://pusdalopspbsumbar.blogspot .com. Tahun depan kamera serupa baru akan dipasang di Gunung Talang.
“Sejauh ini Gunung Talang masih tergolong aman. Statusnya masih waspada. Namun kemungkinan meningkat menjadi status siaga tetap ada walaupun tak ada tanda-tanda ke sana,” kata Kepala Pusdalops PB Sumbar, Ade Edward, Selasa (4/9).
Ade menjelaskan memang sesekali terlihat Gunung Talang menyemburkan asap dan debu. Itu menurutnya aktivitas biasa sebagai pertanda gunung aktif. Jika gunung sudah menunjukkan tanda-tanda akan mengeluarkan lava dan bebatuan barulah dinamakan meletus dan berbahaya.
Untuk kategori gunung berstatus waspada katanya adalah wajar gunung menyemburkan asap dan debu. Namun, itu tak berbahaya selama tak ada warga yang mendekat pada jarak kurang dari 1,5 kilometer.
“Untuk Talang tak ada masyarakat yang bermukim 1,5 km dari sana. Jadi keadaan aman. Begitu juga dengan Marapi. Masyarakat juga telah dilarang untuk mendaki selama masih berstatus waspada,” katanya.
Bukan hanya di Gunung Talang, rencananya di semua titik-titik paling rawan bencana di Sumbar akan dipasang kamera CCTV. Gunanya agar lebih mudah melakukan pemantauan dan lebih cepat pula melakukan penanggulangannya.
Rencananya tahun depan pemasangan kamera CCTV akan diperbanyak. Tiap titik-titik paling rawan bencana di kabupaten kota akan mendapatkan bagian. Anggarannya telah diajukan untuk APBD tahun 2013. Kamera CCTV menjadi salah satu bukti nyata Sumbar bergegas mengefektifkan manajemen penanggulangan bencana.
“Intinya siaga dulu sebelum bencana. Bukan lagi siaga setelah bencana,” katanya.
sumber
Gunung Talang masuk dalam deretan 15 gunung yang saat ini sedang berstatus waspada di Indonesia. Pemantauan terus dilakukan. Pantauan atas gunung itu akan bisa dilakukan secara seksama tahun depan, begitu CCTV dipasang.
Jika telah dipasang pemantauan lebih mudah dilakukan karena bisa dilihat 24 jam. Masyarakat juga bisa ikut memantau melalui situs resmi Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalpos PB) Sumbar di http://pusdalopspbsumbar.blogspot .com. Tahun depan kamera serupa baru akan dipasang di Gunung Talang.
“Sejauh ini Gunung Talang masih tergolong aman. Statusnya masih waspada. Namun kemungkinan meningkat menjadi status siaga tetap ada walaupun tak ada tanda-tanda ke sana,” kata Kepala Pusdalops PB Sumbar, Ade Edward, Selasa (4/9).
Ade menjelaskan memang sesekali terlihat Gunung Talang menyemburkan asap dan debu. Itu menurutnya aktivitas biasa sebagai pertanda gunung aktif. Jika gunung sudah menunjukkan tanda-tanda akan mengeluarkan lava dan bebatuan barulah dinamakan meletus dan berbahaya.
Untuk kategori gunung berstatus waspada katanya adalah wajar gunung menyemburkan asap dan debu. Namun, itu tak berbahaya selama tak ada warga yang mendekat pada jarak kurang dari 1,5 kilometer.
“Untuk Talang tak ada masyarakat yang bermukim 1,5 km dari sana. Jadi keadaan aman. Begitu juga dengan Marapi. Masyarakat juga telah dilarang untuk mendaki selama masih berstatus waspada,” katanya.
Bukan hanya di Gunung Talang, rencananya di semua titik-titik paling rawan bencana di Sumbar akan dipasang kamera CCTV. Gunanya agar lebih mudah melakukan pemantauan dan lebih cepat pula melakukan penanggulangannya.
Rencananya tahun depan pemasangan kamera CCTV akan diperbanyak. Tiap titik-titik paling rawan bencana di kabupaten kota akan mendapatkan bagian. Anggarannya telah diajukan untuk APBD tahun 2013. Kamera CCTV menjadi salah satu bukti nyata Sumbar bergegas mengefektifkan manajemen penanggulangan bencana.
“Intinya siaga dulu sebelum bencana. Bukan lagi siaga setelah bencana,” katanya.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar