Chris Coleman, wali kota Negara Bagian Minnesota, Amerika Serikat, meminta kepolisian St Paul menindaklanjuti kasus anggota polisi yang melecehkan umat Islam.
Kontroversi ini bermula dari tweet yang dikirimkan Mukhtar Ibrahim, jurnalis asal Washington DC. Ia memverifikasi sebuah foto kepada kepolisian St Paul.
Foto itu menunjukkan sosok pria mengenakan jilbab berwarna merah jambu. Digambarkan ia sedang menerima telepon genggam. Namun, ia tidak menggengam ponsel itu dengan tangan, tetapi dengan jilbabnya.
Di dada pria itu menempel pin yang bertuliskan target sasaran operasi yang berasal dari Somalia. "Saya sendiri akan mengawal masalah ini," komentar Coleman seperti dikutip Star Tribune, Rabu (6/2).
Secara terpisah komunitas Muslim menilai kasus ini mengancam keberagaman yang terbina dengan baik di St Paul.
"Aku benar-benar tidak tahan melihat foto itu. Identitasku bukanlah lelucon, itu tidak masalah buatku ketika itu berbentuk karikatur," kata Bile Ramla, warga Muslim Minneapolis.
Direktur Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) Minnesota, Lori Soraya, mengatakan insiden ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Untuk itu, aparat kepolisian harus bertindak tegas.
"Kita semua tengah menghadapi masalah stereotipe negatif. Hal yang konyol akan terus berlanjut bila tidak ditangani dengan cepat," kata dia.
Di dunia maya, pemilik akun Twitter mengecam kasus itu dengan menggunakan hashtag #CultureNOTCostume. "Tidak lucu, mengejek identitas budaya seseorang," kata salah seorang pemilik akun.
Direktur Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) Minnesota, Lori Soraya, mengatakan insiden ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Untuk itu, aparat kepolisian harus bertindak tegas.
"Kita semua tengah menghadapi masalah stereotipe negatif. Hal yang konyol akan terus berlanjut bila tidak ditangani dengan cepat," kata dia.
Di dunia maya, pemilik akun Twitter mengecam kasus itu dengan menggunakan hashtag #CultureNOTCostume. "Tidak lucu, mengejek identitas budaya seseorang," kata salah seorang pemilik akun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar