Suasana menegangkan begitu terasa di Stadion Al-Rashid, Dubai, 6 Februari 2013. Seorang pria asal Payakumbuh, Sumatera Barat tak bisa duduk tenang di bangku ofisial tim.
Hampir sepanjang pertandingan, ia berdiri di pinggir lapangan untuk mengamati dan memberikan instruksi saat timnas Indonesia melakoni laga perdana kualifikasi Piala Asia 2015 melawan Irak. Urat lehernya terlihat jelas ketika memberikan instruksi kepada Andik Vermansah dan kawan-kawan dari pinggir lapangan.
Pria itu Nil Maizar, pelatih kepala timnas Indonesia. Ia berjuang keras mendampingi para penggawa Garuda yang sedang berjibaku di lapangan. Sayangnya, bukan apresiasi yang didapat pelatih 43 tahun tersebut. Ia justru mendapat perlakuan tidak manusiawi dari PSSI.
Nil dan pasukannya belum tiba di Tanah Air usai melakoni pertandingan yang berakhir kekalahan tipis 0-1 tersebut. Tetapi, Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin sudah mengumumkan merekrut pelatih asal Argentina, Luis Manuel Blanco untuk menangani Timnas senior, Kamis (7/2), satu hari setelah kekalahan timnas melawan Irak.
Saat itu, Djohar memang tak secara gamblang menyebut Blanco akan menggantikan posisi Nil. Blanco justru disebut akan membantu Nil membentuk program-program matang guna meningkatkan prestasi Timnas.
Nyatanya, semua itu hanya jurus silat lidah. Djohar yang saat itu dicecar wartawan terkait kedatangan Blanco, enggan memberikan kepastian mengenai posisi Nil. Tapi kini, semuanya sudah jelas. Blanco direkrut untuk menggusur Nil Maizar dari kursi kepelatihan timnas.
Badan Tim Nasional (BTN) yang keberadaannya atas prakarsa Djohar, memastikan Blanco akan menjadi pelatih Timnas Indonesia. Pergantian pelatih memang wajar dilakukan dalam sepak bola. Hanya saja, semua itu tentunya harus dilakukan sesuai prosedur. Hal ini yang tak didapatkan Nil, ketika Djohar memutuskan merekrut Blanco.
Nil seolah-olah 'dilepeh' begitu saja. Sejak pertama kali kembali ke Tanah Air usai berlaga lawan Irak, Nil hingga kini belum mendapatkan konfirmasi apapun dari PSSI, khususnya Djohar Arifin terkait pemecatan tersebut.
Jangankan bertatap muka, komunikasi melalui sambungan telepon pun tidak pernah terjadi. "Saya sudah berusaha telepon Pak Djohar belakangan ini, tapi tidak berhasil. Kadang-kadang nomornya sibuk, bahkan lebih sering tidak aktif," kata Nil ketika berbincang dengan wartawan di kawasan Kuningan, Jumat (1/2) malam.
Permintaan Nil sebenarnya sangat simpel. Jika memang ia dianggap sudah tidak dipercaya meningkatkan prestasi timnas, ia hanya meminta Djohar segera memberikan kepastian. Jangan menggantungkan seperti sekarang ini.
Maklum, Djohar hingga kini masih berkelit Nil tetap akan berada di struktur kepelatihan timnas senior. Kepada wartawan, Jumat (1/2), Djohar mengatakan Nil belum diberhentikan.
Nil tetap diproyeksikan berada di bawah BTN, hanya saja tidak menjabat sebagai pelatih kepala. 'Masih ada yang kosong posisi di BTN, sekarang terserah Nil mau memilih di posisi apa," ucap Djohar tanpa mau menyebut posisi apa yang diproyeksikan untuk Nil.
Namun posisi itu bukanlah untuk pelatih kepala ataupun asisten pelatih. Karena, Blanco datang dengan membawa asisten pelatih dan pelatih fisik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar