Pemerintah Kabupaten Mentawai menggelar iven selancar internasional level Asia, Asian Surving Champions (ASC) 21-29 April 2013 yang akan menyertakan 23 surfer’s profesional dari berbagai negara.
Menurut pemerintah setempat melalui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Desti Seminora kejuaraan itu mempertontonkan kemampuan 16 peringkat teratas peselancar ASC, yang bersaing dengan tujuh pemenang wildcard internasional dan satu peselancar lokal pemenang uji coba di Lance‘s Right, nama salah satu spot ombak terbaik dunia di Mentawai, khusus untuk peselancar yang sudah berpengalaman.
Desti menyebut, iven ini sebenarnya sudah dilaksanakan sejak 2010 lalu untuk level lokal. Namun, setelah dinilai punya nilai besar, levelnya ditingkatkan menjadi internasional karena setiap pelaksanaan iven ini selalu mendapat respon besar dari peselancar, terutama dari luar negeri. Pro Surf Competition 2013, katanya, merupakan kejuaraan paling bergengsi bagi surfer’s profesional.
“Kejuaraan ini memberikan dampak positif bagi banyak hal, mulai dari perekonomian masyarakat setempat hingga tingkat kunjungan pariwisata. Tercatat, sejak tahun 2009 lalu tingkat kunjungan ke Mentawai selalu meningkat. Jika ditahun 2009 kunjungan turis mencapai 3389 orang, maka di tahun 2011 lalu,jumlahnya meningkat menjadi 4010 orang yang sebanyak besar peselancar dunia yang tertantang dengan ombak Mentai,”katanya.
Direktur ASC, Rivi, mengatakan Pro Surf Competition, merupakan kejuaraan premium, dengan peserta sangat terbatas dari peselancar profesional tingkat dunia, juga dari lokal.
Sedangkan Bupati Mentawai, Yudas Sabaggalet, akan mengupayakan kejuaraan surfing Mentawai masuk dalam agenda wisata nasional dan internasional, seperti Tour de Singkarak. Karena surfing ini salah satu andalan wisata di Mentawai dan dapat meningkatkan kunjungan, khususnya wisatawan asing. Selain itu, ia juga meminta dukungan kepada pemerintah Sumbar dan masyakarat lokal untuk mempromosikan iven tersebut. Mengingat iven itu lebih banyak dipromosikan orang luar negeri dibanding negeri sendiri.
Ombak di pantai Katiet selama ini terkenal dengan julukan Surgery Table atau meja operasi karena sangat menantang dan berbahaya dan hanya untuk peselancar yang pengalaman. Karena di balik ombak yang sempurna di dasarnya yang dangkal terdapat karang-karang yang tajam yang bisa melukai peselancar, bahkan menyebabkan bagian tubuh bisa diamputasi.
Kejuaraan selancar itu menyediakan total hadiah Rp80 juta, dengan hadiah utama Rp25 juta. Kejuaraan tersebut berlangsung di Kattiet, di bagian selatan Pulau Sipora, salah satu tempat yang memiliki beberapa spot ombak terbaik di dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar