Hasan Fadli (41), mengaku menyesal telah membunuh secara sadis istrinya, Samini (31) dan ketiga anak kandungnya, di rumahnya sendiri, di Desa Babual Baboto, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (Kalteng).
"Iya, dia menyesal sudah membunuh istri dan anaknya. Dia mengakui perbuatannya itu dan menyesal," kata Kapolsek Kotawaringin Lama, Iptu Gunawan Wibisono, dalam perbincangan bersama detikcom Kamis (11/4/2013).
Penyesalannya juga terlihat melalui kondisi fisik pelaku saat diamankan di Polsek Kotawaringin Lama dan dibawa ke Polres Kotawaringin Barat. Pelaku terlihat dengan tatapan kosong dan sesekali menunduk.
"Dia terlihat labil, pandangannya seperti tatapan kosong. Di Polsek, sempat kita kasih minum. Di Polres, kita kasih rokok dan minum lagi, baru sedikit agak tenang," ujar Gunawan.
"Karena dia muslim, di dalam mobil, dia saya minta untuk Istighfar dan dia mengucap Istighfar. Akhirnya dia bisa tenang dan bercerita," tambahnya.
Kepolisian mengesampingkan pengakuan pelaku yang telah membunuh karena bisikan ghaib. Petugas hanya fokus untuk mendalami motif perbuatannya yang akhirnya diketahui diduga akibat tekanan ekonomi.
"Kita tidak terlalu pedulikan alasan (bisikan ghaib), tidak masuk akal. Kita lebih dalami mencari motifnya. Dia juga mengaku sadar membunuh istrinya dan anaknya," terang Gunawan.
"Dia bunuh istrinya dulu menggunakan dodot untuk mengambil tandan sawit dari pohon. Saya tanya kenapa pakai dodot, dia bilang supaya cepat (menghilangkan nyawa istrinya) baru kemudian anak-anaknya," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, Hasan menggorok leher istri dan ketiga anaknya laki-laki berusia 12 tahun, perempuan berusia 4 tahun dan laki-laki berusia 2 tahun, di rumahnya sendiri saat tertidur pulas, Senin (8/4/2013) malam lalu sekitar pukul 22.00 WIB. Hasan melapor dan menyerahkan diri ke pos sekuriti perusahaan perkebunan sawit pada Selasa (9/4/2013) pagi, hingga akhirnya dia dijemput oleh aparat Polsek Kotawaringin Lama dan sekarang ditahan di Polres Kotawaringin Barat.
s
"Iya, dia menyesal sudah membunuh istri dan anaknya. Dia mengakui perbuatannya itu dan menyesal," kata Kapolsek Kotawaringin Lama, Iptu Gunawan Wibisono, dalam perbincangan bersama detikcom Kamis (11/4/2013).
Penyesalannya juga terlihat melalui kondisi fisik pelaku saat diamankan di Polsek Kotawaringin Lama dan dibawa ke Polres Kotawaringin Barat. Pelaku terlihat dengan tatapan kosong dan sesekali menunduk.
"Dia terlihat labil, pandangannya seperti tatapan kosong. Di Polsek, sempat kita kasih minum. Di Polres, kita kasih rokok dan minum lagi, baru sedikit agak tenang," ujar Gunawan.
"Karena dia muslim, di dalam mobil, dia saya minta untuk Istighfar dan dia mengucap Istighfar. Akhirnya dia bisa tenang dan bercerita," tambahnya.
Kepolisian mengesampingkan pengakuan pelaku yang telah membunuh karena bisikan ghaib. Petugas hanya fokus untuk mendalami motif perbuatannya yang akhirnya diketahui diduga akibat tekanan ekonomi.
"Kita tidak terlalu pedulikan alasan (bisikan ghaib), tidak masuk akal. Kita lebih dalami mencari motifnya. Dia juga mengaku sadar membunuh istrinya dan anaknya," terang Gunawan.
"Dia bunuh istrinya dulu menggunakan dodot untuk mengambil tandan sawit dari pohon. Saya tanya kenapa pakai dodot, dia bilang supaya cepat (menghilangkan nyawa istrinya) baru kemudian anak-anaknya," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, Hasan menggorok leher istri dan ketiga anaknya laki-laki berusia 12 tahun, perempuan berusia 4 tahun dan laki-laki berusia 2 tahun, di rumahnya sendiri saat tertidur pulas, Senin (8/4/2013) malam lalu sekitar pukul 22.00 WIB. Hasan melapor dan menyerahkan diri ke pos sekuriti perusahaan perkebunan sawit pada Selasa (9/4/2013) pagi, hingga akhirnya dia dijemput oleh aparat Polsek Kotawaringin Lama dan sekarang ditahan di Polres Kotawaringin Barat.
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar