Kepala Divisi Aerospace Rolls Royce Mark King mengundurkan diri karena tuduhan korupsi. Padahal, King baru empat bulan dipromosikan untuk memimpin divisinya untuk mengawasi produksi mesin pesawat untuk penerbangan sipil.
Tuduhan korupsi King berhubungan dengan kasus penyuapan yang dilakukannya terkait dengan kontrak di Cina dan Indonesia pada rentang waktu 1980an dan 1990an. Meski demikian, pihak Rolls Royce masih menolak berkomentar.
Akan tetapi, juru bicara King mengatakan King mengundurkan diri karena alasan pribadi. "Dia bekerja di bawah tekanan selama beberapa tahun sehingga ingin mengambil istirahat sementara dan mencoba beralih profesi lain," ujarnya, dilansir dari the Guardian, Jumat (3/5).
Klaim tentang malpraktik di Indonesia diajukan oleh Dick Taylor, mantan karyawan Rolls Royce yang sebelumnya menjadi whistleblower. Taylor juga menuduh perusahaan memberikan putra mantan Presiden Indonesia sebuah mobil seharga 20 juta dolar AS.
Mobil tersebut sebagai 'pelicin' agar bisa membujuk maskapai penerbangan Garuda Indonesia untuk memesan mesin pesawat dari Rolls Royce berjenis Trent 700.
Kepala Eksekutif Lord Gold yang menjadi kantor pengacara yang menangani kasus ini, John Rishton mengatakan perusahaan tidak akan menolerir prilaku bisnis yang tak tepat.
"Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan pelanggaran ini. Rolls Royce adalah perusahaan dengan prospek luar biasa dan aku tidak akan menerima prilaku yang merusakan kesuksesan perusahaan ini dimasa depan," ujarnya.
King akan keluar dari perusahaan terhitung 1 Juni mendatang. Dia akan digantikan Tony Wood, kepala bisnis Rolls Royce bidang kelautan. Aerospace adalah divisi terbesar Rolls Royce yang menyumbang lebih dari 70 persen pendapatan perusahaan pada 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar