Bagi yang suka memacu adrenalin, mungkin tepat dengan olahraga motor trail. Apalagi melintasi trackdengan tingkat kesulitan dan tantangan tinggi. Bagi penggila motor trail, jika sudah berada di tunggangan kuda besi, rasa jenuh, letih dan takut hilang seketika.
Salah satunya komunitas Motrap (Motor Trail Adventure Padang). Yang membedakan komunitas ini dengan komunitas sejenis lainnya, komunitas ini lebih suka memacu motor trailnya di hutan atau di alam bebas. “Setiap hari Minggu, kami selalu menyempatkan diri untuk terabas bersama,” kata Eka, anggota Komunitas Motrap kepada Padang Ekspres, kemarin.
Bermain motor trail, diakui Eka mengasyikan. Apalagi jika dimainkan di alam bebas, track-nya yang menantang serta memacu adrenalin, akan membuat orang jadi ketagihan untuk mencoba dan mencobanya kembali. “Selain itu, kita juga bisa melihat pemandangan yang indah,” kata Eka.
Komunitas ini sering menjelajah beberapa kawasan hutan dan bukit di wilayah Batubusuk, Lubuk Minturun dan Sungai Bangek. Motrap juga sering terabas bareng dengan komunitas lainnya di sejumlah daerah di Sumbar dan luar Sumbar. “Meski menyenangkan, namun mengandung risiko tinggi. Jatuh dari motor hal biasa,” sebut Eka.
Karena itu, tutur Eka, mereka selalu menggunakan perlengkapan pelindung saat menjelajahi alam liar. Seperti helm, google, sepatu motor, body protektor, dan lain sebagainya. “Termasuk mencek kesiapan motor trail sebelum terabas,” ujar Eka.
Motor trail yang digunakan komunitas Motrap kadang dirakit sendiri. “Lebih mudah mengubah jenis motor Satria, Honda CB, Jupiter MX, RX King, menjadi motor trail. Sebuah kebanggaan bagi jika berhasil merakit sendiri motor trail itu,” tutur Eka.
Spirit kebersamaan di antara anggota komunitas begitu kental, terlebih ketika sedang main. Udin, anggota lainnya, mengakui berpetualang dengan trail menumbuhkan rasa kebersamaan. Selama berpetualang nyaris tak ada perbedaan. “Manusia itu hidup tidak bisa sendiri-sendiri, tapi juga butuh bantuan orang lain,” ujarnya.
Tak hanya terabas bareng, sebut Syafrudin, mereka juga sering mengelar kegiatan sosial. “Ketika gempa empat tahun lalu, kami yang pertama menembus wilayah Gunungtigo, Padangpariaman dan mendistribusikan bantuan,” ucapnya sekadar memberi contoh.
Bergabung dengan Motrap benar-benar memberikan pengalaman dan kepuasan tersendiri. Komunitas ini digandrungi kaum muda hingga usia 50 tahunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar