Komposer dituntut mampu menciptakan musik yang dapat mengubah selera pasar. Seperti musik tradisi Minangkabau yang ternyata memiliki komposisi musik terbaik di Indonesia. Untuk itu, musik tradisi perlu diangkat kembali dan komposer-komposer muda harus dilahirkan.
“Anak muda cenderung menganggap musik luar itu hebat. Padahal, musik kita diakui memiliki komposisi terbaik di Indonesia pada 2012 lalu,” kata Kepala Taman Budaya Sumbar, Muasri di sela-sela workshopkomposisi musik berbasis tradisi yang dilaksanakan di Galeri Taman Budaya, Padang, sejak Kamis (16/5) hingga hari ini (18/5).
Disebutkannya, Minang kaya dengan beragam musik. Setiap daerah memiliki seni khas musik daerah setempat. Sayangnya, kreativitas untuk seni tradisi menurun dalam lima tahun terakhir. Generasi muda, lebih mengidolakan musik asing.
“Meskipun semangat itu telah kendor, kita harus terus berusaha agar anak muda mencintai musik tradisi. Jika ada seratus orang yang mencintai musik asing, setidaknya 20 orang kita usahakan cinta musik tradisi,” terang Muasri di ruang tamu Galeri Taman Budaya, Padang.
Dalam workshop itu, peserta disuguhi beragam materi. Di antaranya, bagaimana melahirkan inspirasi, konsep-konsep dalam meformulasikan ide. Terungkap di sana, hal terpenting dalam menggagas ide bukan persoalan baik dan buruknya ide. Tetapi kenapa memilih ide tersebut.
Workshop dihadiri mahasiswa dan pelajar di beberapa sekolah di Padang. Ada yang dari Teater UK-Kes UNP, IB IAIN, UPI, Sanggar Indojati, Teater nan Tumpah dan sendratasik UNP. Ada juga dari SMK N 7 Padang, Teater Imaji dan RK Serunai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar