Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, Kai Sauer, mengaku memberi masukan kepada Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan industri kreatif. Salah satunya, dia menyarankan agar Pemerintah turut membuat permainan Angry Birds versi Indonesia.
Demikian ungkapan Sauer, ketika menemani Menteri Ekonomi Finlandia, Jan Vapaavouri, memberikan keterangan pers di Bali Room, Hotel Kempinski, pada Kamis, 24 Oktober 2013. Menurut Sauer, pemerintah Indonesia menyambut baik ide tersebut.
"Mengapa Indonesia tidak membuat permainan Angry Birds dengan menampilkan ciri khas negeri ini. Misalnya para Angry Birds itu dipakaikan batik atau latar permainannya menggunakan Candi Borobudur," kata Sauer.
Ide ini, lanjut Sauer, tidak hanya memberikan keuntungan bagi industri kreatif Finlandia tetapi juga citra pariwisata Indonesia. "Karena permainan itu akan dimainkan oleh ratusan juta orang," ujarnya.
Sauer berharap idenya itu dapat direalisasikan dalam waktu mendatang.
Permainan Angry Birds dibuat oleh perusahaan asal Finlandia, Rovio Entertainment. CEO Rovio, Mikael Hed, mengaku dari game itu, perusahaannya dapat meraup pendapatan sebesar US$106,3 juta atau sekitar Rp975 miliar di tahun 2011 silam.
Belum lagi laba sebelum pajak yang mereka terima sebesar US$67,6 juta atau Rp620 miliar di tahun yang sama. Seperti perusahaan start up lainnya, Rovio memanfaatkan peluang pertumbuhan smartphone dan komputer tablet dalam beberapa tahun belakangan.
Perwakilan perusahaan Rovio baru-baru ini juga berkunjung ke Indonesia bersama Menteri Pendidikan dan Sains Finlandia, Krista Kiur pada 21 Agustus lalu. Salah satu agenda yang dibawa yakni ingin menjalin kemitraan di bidang riset dan teknologi dengan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar