Eksekusi penggusuran rumah di dekat Waduk Ria Rio, Pedongkelan, Jakarta, (30/11). Penggusuran dilakukan untuk mengembalikan fungsi Waduk Ria Rio sebagai tempat penampungan air dan ruang terbuka hijau.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Dedy Priyatna, mengatakan Indonesia akan menghadapikelangkaan air bersih dalam beberapa tahun kedepan.
Sebab, kata Dedy, aliran mata air kebanyakan tidak ditampung dan langsung masuk ke laut. "Indonesia berlimpah air, tapi daya tampungnya sangat rendah," kata dia dalam paparan di kantornya, Selasa, 24 Desember 2013.
Data Bappenas tahun 2012 menyebutkan daya tampung air di Indonesia hanya mencapai 54 meter kubik per kapita per tahun. Angka ini jauh lebih rendah dari kebutuhan air sebanyak 1.975 meter kubik per kapita per tahun.
Menurut Dedy, fakta tersebut menunjukkan peringkat Indonesia dalam hal penyediaan air yang berada hanya satu tingkat di atas Ethiopia. Dibandingkan negara berkembang dan maju, daya tampung air Indonesia jauh lebih rendah.
Dedy mencontohkan daya tampung air di Thailand yang mencapai 1.277 meter kubik per tahun per kapita, Meksiko 1.104 meter kubik per tahun per kapita, dan Amerika Serikat 5.991 meter kubik per tahun per kapita.
Untuk mendongkrak daya tampung air, Dedy mengatakan, pemerintah akan menggenjot pembangunan dam, waduk, dan situ. Proyek-proyek tersebut sangat penting untuk menambah daya tampung air di setiap daerah agar tidak terbuang percuma.
Dedy juga mencontohkan DKI Jakarta yang minim waduk dan hanya mampu mengelola air sebanyak 2,7 persen dan sisanya masuk ke sungai. "Karena itu, seringkali saat musim hujan kita kebanjiran dan kekeringan di musim kemarau," ujar Dedy.
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar