Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Singapura memanas, Senin 10 Februari 2014. RI berencana menamai salah satu kapal perang barunya dengan nama Usman dan Harun (KRI Usman-Harun), dua pahlawan nasional RI yang juga pengebom MacDonald House di Orchard Road, Singapura, tahun 1965, pada periode konfrontasi Indonesia-Malaysia – di mana Singapura masih menjadi bagian dari Malaysia.
Usman dan Harun telah dieksekusi mati di Singapura pada 17 Oktober 1968. Seluruh upaya diplomasi yang dilakukan pemerintah Indonesia – baik di masa kepemimpinan Soekarno maupun Soeharto – untuk menyelamatkan kedua marinir itu tak berhasil. Presiden Singapura menolak permohonan grasi atas Usman dan Harun yang diajukan oleh pemerintah RI. Lobi Presiden Soeharto ke Singapura lewat PM Malaysia pun tak digubris.
Setelah Usman-Harun dihukum gantung, Indonesia dan Singapura tegang. Sebanyak 400 pelajar Indonesia berupaya memaksa masuk ke Kedutaan Besar Singapura di Jakarta. Kediaman Konsulat Jenderal Singapura di Indonesia juga diserang massa. Demonstran membakar bendera Singapura.
‘Permusuhan’ RI-Singapura itu mulai berkurang ketima mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew, berkunjung ke Jakarta tahun 1973. Di Jakarta, karib Soeharto itu menaburkan bunga di atas pusara Usman dan Harun di Taman Makam Pahlawan Kalibata.
Namun kini, hubungan Indonesia dan Singapura kembali tegang. Lagi-lagi Usman dan Harun yang disoal Negeri Singa. Berikut rentetan adu mulut Indonesia dan Singapura soal rencana penamaan KRI Usman-Harun produksi Inggris yang akan tiba di tanah air pada akhir tahun 2014 ini.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Singapura: Dua tentara marinir Indonesia (Usman dan Harun) saat itu dinyatakan bersalah karena melakukan aksi pengeboman yang menewaskan 3 orang dan melukai 33 orang lainnya.
Usman dan Harun tergabung dalam Pasukan Komando Operasional Khusus RI. Saat itu pemerintah Indonesia di bawah Soekarno menentang penggabungan Federasi Tanah Melayu, Singapura, Brunei, Serawak, dan Sabah (utara Kalimantan) ke dalam satu Malaysia – sebuah gagasan yang direstui Inggris.
Dalam konfontrasi Indonesia-Malaysia itulah Usman-Harun diperintahkan untuk menyusup ke Singapura. Negeri Singa mengatakan keduanya sengaja dikirim RI untuk menyabotase Singapura dan malaysia dengan merusak instalasi penting dan meledakkan bom di tempat umum guna menciptakan kepanikan dan ketegangan.
Keluarga korban aksi pengeboman MacDonald House, Janet: Tiap kali saya melewati Orchard Road, di situlah ibu saya tewas, meninggalkan enam anak-anaknya sebagai yatim piatu dalam sekejap. Dia hilang di tipisnya udara malam. Kami benar-benar bergantung padanya untuk dapat bertahan hidup. Jadi untuk apa mereka (Indonesia) membawa kembali penderitaan kepada ketiga keluarga korban?
Mantan Duta Besar Singapura untuk RI, Lee Khoon Choy: (Pengeboman di MacDonald House) itu cara agresif untuk mencampuri urusan keamanan dalam negeri kami dengan mengebom dan membunuh warga kami. Tapi ketima mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew menaburkan bunga di atas makam keduanya (Usman dan Harun), maka Anda tak perlu lagi mengungkit hal tersebut. Masalah selesai. Mereka sudah dimakamkan sebagai pahlawan.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama Untung Suropati:Tidak ada maksud RI untuk membuat orang mengingat kisah lama. Pemilihan nama KRI harus memiliki nuansa maritim untuk merepresentasikan TNI AL, sementara kedua pahlawan nasional itu sebelumnya bagian dari Korps Komando AL.
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan HAM RI Djoko Suyanto: Penamaan kapal perang Indonesia adalah kewenangan pemerintah RI yang tidak boleh diintervensi negara lain. TNI AL punya otoritas dan pertimbangan matang untuk memberikan penghormatan kepada para pahlawannya dengan cara mengabadikan nama mereka di sejumlah KRI.
Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa: Tidak perlu kirim surat ke Singapura (untuk menjelaskan apapun). Penamaan kapal perang RI sudah sesuai prosedur.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko: Kami tidak ada maksud apapun terhadap Singapura. Tradisi di AL (menamai KRI) memang begitu. Usman-Harun merupakan warga negara yang memiliki jasa-jasa tinggi pada negara. Mereka bukan teroris, tapi aktor negara. Nama KRI Usman-Harun sudah diputuskan sejak 12 Desember 2012 melalui diskusi panjang, dan tak akan diubah.
Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro: Alasan Indonesia kuat (dalam memberi nama kapal perang). Tapi pemerintah Singapura memiliki perspektif berbeda.
Seiring dengan sikap teguh RI untuk tak mengubah nama KRI Usman-Harun, Singapura membatalkan pertemuan antarpetinggi militer kedua negara. Singapura juga membatalkan sekitar 100 undangan Singapore Airshow 2014 untuk para petinggi militer RI. Singapore Airshow adalah pameran dirgantara terbesar di Asia yang mempertontonkan 90 pesawat militer dan komersial dari 47 negara.
Koresponden pertahanan media Singapura Straits Times, David Boey, mengusulkan KRI Usman-Harun tak diizinkan melintas di perairan Singapura. Menurutnya, Harun dan Osman melakukan kejahatan perang yang keji sehingga tak satupun anggota militer patut bangga atas perbuatan mereka.
Staf Khusus Presiden RI, Teuku Faizasyah: Kalau kita rujuk pada peristiwa tabur bunga oleh PM Lee Kuan Yew di pusara Usman dan Harun, sudah ada penyelesaian atas masalah yang terjadi di masa lalu. Janganlah seperti melihat kembali ke masa lalu – yang persoalannya sebenarnya sudah selesai.
s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar