Dentuman musik, dan hiruk pikuk di cafe karaoke Bukit Lampu, Sungai Beremas berubah mencekam. Setelah 50 orang tak dikenal mendatangi dan mengobrak-abrik kawasan kafe tersebut, Senin (9/6) malam.
Tidak itu saja, puluhan orang tak dikenal tersebut, dengan beringas membakar kafe karaoke, warung kecil, dan rumah yang berada di kawasan kafe. Diduga pembakaran terjadi, karena ada sengketa keluarga pemilik tanah.
Massa yang menguasai keadaan bertahan di lokasi dan mengusir seluruh pengunjung kafe. Warga yang mengetahui kejadian melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian.
Ratusan polisi mendatangi lokasi kejadian untuk membubarkan massa yang berbuat anarkis. Dua tembakan peringatan menyalak dari senjata api milik polisi untuk membubarkan massa tersebut. Alhasil, polisi mengamankan dua pria yang diduga melakukan provokator kejadian tersebut.
Pantauan Singgalang di lokasi kejadian, setelah pembakaran terjadi suasana di kawasan Bukit Lampu pada malam itu, terasa mencekam. Ditambah lagi gelapnya malam di area lokasi kejadian.
Puluhan massa yang bersiaga di lokasi kejadian bersiaga memegang balok kayu sembari melihat, satu unit kafe karaoke, satu warung, dan satu rumah hangus dilalap api. Ratusan personel kepolisian yang terdiri dari empat Polsek, yakni Polsek Bungus Teluk Kabung, Polsek Lubeg, Polsek Padang Selatan, Polsek KP3 Teluk Bayur ditambah personel reskrim dari Polresta Padang tampak juga memantau lokasi.
Massa yang kerasukan setan mulai berbuat brutal. Mereka melempari beberapa bangunan yang ada di dekat lokasi kejadian. Aksi provokasi pun dimulai oleh puluhan massa ini, dan menyorakan adanya praktek prostitusi di sana.
Karena kegaduhan mulai terjadi, polisi pun mengeluarkan dua kali tembakan peringatan untuk membubarkan massa tersebut. Personel polisi yang telah lama siaga di lokasi kejadian mengamankan dua pria yang diduga melakukan aksi provokasi.
Suasana yang sedari tadi diam dan mencekam, gaduh karena puluhan massa melarikan diri dari kepungan kepolisian. Polisi berhasil menguasai keadaan dan membubarkan massa tersebut.
Salah seorang saksi mata, Syarif mengatakan, saat itu dirinya pulang dari kerja melihat keributan di kafe tersebut. Tidak itu saja, beberapa pria yang melakukan pembakaran terhadap tiga bangunan. Takut, menjadi korban keganasan massa tersebut, dia pun melarikan diri dari lokasi kejadian dan hanya memperhatikan dari kejauhan.
“Saya melihat segerombolan mengobrak-abrik kafe dan membakarnya,” kata dia.
Lain halnya pengakuan pemilik kafe, Ros (53), dia mengaku tidak mengetahui apa pemicu permasalahan ini. Dijelaskannya, saat itu kondisi kafe tengah ramai pengunjung. Lalu, datang segerombolan pelaku dan meminta kepada dia untuk keluar dari kafe dan mengosongkannya.
“Mereka meminta pada saya agar segera mengosongkan kafe. Sebab tanah ini tengah bermasalah,” ujarnya kepada wartawan, di lokasi kejadian.
Tidak terima, pemilik kafe pun bersikeras bertahan diri dan tidak mau keluar dari kafenya. Perang mulut pun terjadi, antara pemilik kafe dengan segerombolan pria tersebut.
Lalu puluhan massa menyirami bangunan dengan minyak tanah dan langsung membakarnya. Sontak, seluruh pengunjung yang berada di sana langsung keluar dan meninggalkan lokasi kejadian.
“Mereka langsung membakar seluruh bangunan di sini pak,” katanya. Hingga saat ini, pemilik karaoke belum melaporkan kejadian itu kepada polisi karena masih menunggu penyebab pasti kejadian tersebut dan konfirmasi dari pemilik tanah. Ditaksir kerugian mencapai Rp200 juta.
Kapolresta Padang, Kombes Pol Wisnu Andayana membenarkan tentang aksi brutal massa di kawasan Bukit Lampu. Dugaan sementara, kejadian itu adalah keributan antar keluarga bukan antar masyarakat. Sejauh ini, pihaknya sudah mengamankan dua orang yang disebut sebagai provokator di sel tahanan Mapolsek Bungtekab.
“Kami telah mengamankan dua orang yang diduga sebagai provokasi. Saat ini keduanya masih dinterogasi terkait penyerangan tersebut,” kata Wisnu.
Wisnu mengatakan, saat ini beberapa petugas juga telah disiagakan di lokasi kejadian untuk memantau suasana di sana. “ Kami telah menyiagakan beberapa personel untuk mencegah adanya penyerangan lanjutan,” katanya.s
Tidak itu saja, puluhan orang tak dikenal tersebut, dengan beringas membakar kafe karaoke, warung kecil, dan rumah yang berada di kawasan kafe. Diduga pembakaran terjadi, karena ada sengketa keluarga pemilik tanah.
Massa yang menguasai keadaan bertahan di lokasi dan mengusir seluruh pengunjung kafe. Warga yang mengetahui kejadian melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian.
Ratusan polisi mendatangi lokasi kejadian untuk membubarkan massa yang berbuat anarkis. Dua tembakan peringatan menyalak dari senjata api milik polisi untuk membubarkan massa tersebut. Alhasil, polisi mengamankan dua pria yang diduga melakukan provokator kejadian tersebut.
Pantauan Singgalang di lokasi kejadian, setelah pembakaran terjadi suasana di kawasan Bukit Lampu pada malam itu, terasa mencekam. Ditambah lagi gelapnya malam di area lokasi kejadian.
Puluhan massa yang bersiaga di lokasi kejadian bersiaga memegang balok kayu sembari melihat, satu unit kafe karaoke, satu warung, dan satu rumah hangus dilalap api. Ratusan personel kepolisian yang terdiri dari empat Polsek, yakni Polsek Bungus Teluk Kabung, Polsek Lubeg, Polsek Padang Selatan, Polsek KP3 Teluk Bayur ditambah personel reskrim dari Polresta Padang tampak juga memantau lokasi.
Massa yang kerasukan setan mulai berbuat brutal. Mereka melempari beberapa bangunan yang ada di dekat lokasi kejadian. Aksi provokasi pun dimulai oleh puluhan massa ini, dan menyorakan adanya praktek prostitusi di sana.
Karena kegaduhan mulai terjadi, polisi pun mengeluarkan dua kali tembakan peringatan untuk membubarkan massa tersebut. Personel polisi yang telah lama siaga di lokasi kejadian mengamankan dua pria yang diduga melakukan aksi provokasi.
Suasana yang sedari tadi diam dan mencekam, gaduh karena puluhan massa melarikan diri dari kepungan kepolisian. Polisi berhasil menguasai keadaan dan membubarkan massa tersebut.
Salah seorang saksi mata, Syarif mengatakan, saat itu dirinya pulang dari kerja melihat keributan di kafe tersebut. Tidak itu saja, beberapa pria yang melakukan pembakaran terhadap tiga bangunan. Takut, menjadi korban keganasan massa tersebut, dia pun melarikan diri dari lokasi kejadian dan hanya memperhatikan dari kejauhan.
“Saya melihat segerombolan mengobrak-abrik kafe dan membakarnya,” kata dia.
Lain halnya pengakuan pemilik kafe, Ros (53), dia mengaku tidak mengetahui apa pemicu permasalahan ini. Dijelaskannya, saat itu kondisi kafe tengah ramai pengunjung. Lalu, datang segerombolan pelaku dan meminta kepada dia untuk keluar dari kafe dan mengosongkannya.
“Mereka meminta pada saya agar segera mengosongkan kafe. Sebab tanah ini tengah bermasalah,” ujarnya kepada wartawan, di lokasi kejadian.
Tidak terima, pemilik kafe pun bersikeras bertahan diri dan tidak mau keluar dari kafenya. Perang mulut pun terjadi, antara pemilik kafe dengan segerombolan pria tersebut.
Lalu puluhan massa menyirami bangunan dengan minyak tanah dan langsung membakarnya. Sontak, seluruh pengunjung yang berada di sana langsung keluar dan meninggalkan lokasi kejadian.
“Mereka langsung membakar seluruh bangunan di sini pak,” katanya. Hingga saat ini, pemilik karaoke belum melaporkan kejadian itu kepada polisi karena masih menunggu penyebab pasti kejadian tersebut dan konfirmasi dari pemilik tanah. Ditaksir kerugian mencapai Rp200 juta.
Kapolresta Padang, Kombes Pol Wisnu Andayana membenarkan tentang aksi brutal massa di kawasan Bukit Lampu. Dugaan sementara, kejadian itu adalah keributan antar keluarga bukan antar masyarakat. Sejauh ini, pihaknya sudah mengamankan dua orang yang disebut sebagai provokator di sel tahanan Mapolsek Bungtekab.
“Kami telah mengamankan dua orang yang diduga sebagai provokasi. Saat ini keduanya masih dinterogasi terkait penyerangan tersebut,” kata Wisnu.
Wisnu mengatakan, saat ini beberapa petugas juga telah disiagakan di lokasi kejadian untuk memantau suasana di sana. “ Kami telah menyiagakan beberapa personel untuk mencegah adanya penyerangan lanjutan,” katanya.s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar