Oleh: Hafidz Muftisany
Seorang penduduk surga juga dipastikan akan memiliki pasangan meskipun di dunia ia meninggal dalam keadaan membujang.
Seorang penduduk surga juga dipastikan akan memiliki pasangan meskipun di dunia ia meninggal dalam keadaan membujang.
Surga menjadi idaman setiap Muslimin. Gambaran tentang keindahan surga yang tak akan tergambar dengan angan keindahan apa pun menjadi semangat beramal.
Surga tak luput dari doa-doa selepas shalat sebagai tempat tinggal abadi. Salah satu kenikmatan surga bagi seorang Muslim adalah bidadari.
Disebut dalam surah an-Naba ayat 33, dijelaskan jika bidadari adalah gadis-gadis yang sebaya. Ibnu Katsir menerangkan, gadis-gadis dalam ayat tersebut perawan dan umurnya sebaya dengan penghuni surga yang akan menjadi suaminya.
Jika seorang lelaki Muslim mendapat balasan dinikahkan dengan bidadari, lalu apa balasan bagi Muslimah yang mendapat kenikmatan surga?
Para wanita juga akan mendapat pasangan meski tidak disebutkan secara eksplisit dengan istilah bidadara yang lazim berkembang di masyarakat. Meski dalam beberapa ayat, Allah SWT menyebutkan bidadari (huru ‘ien) atau gadis yang masih perawan, dalam ayat lain hanya disebut sebagai pasangan (azwaj).
Penyebutan azwaj sebagai balasan di surga terdapat di beberapat ayat, antara lain, al-Baqarah ayat 25, Ali Imran ayat 13, an-Nisa ayat 57, dan Yasin ayat 56. Penyebutan azwaj ini menunjukkan jika para wanita juga akan mendapat pasangan kelak di surga.
Selain itu, di dalam surga semua kebutuhan akan terpenuhi. Semua kenikmatan akan diberikan. Semua pinta akan dituruti. Allah SWT berfirman, “... di dalamnya kamu memperoleh semua yang kamu inginkan dan memperoleh pula semua yang kamu minta. Sebagai hidangan dari (Allah) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Fushshilat [41]: 31-32).
Syekh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin menerangkan, ayat tersebut berlaku bagi Muslimin dan Muslimah. Dan, salah satu kebutuhan yang diinginkan seseorang adalah mendapat pasangan. Artinya, seorang wanita yang diberikan kelezatan memasuki surga juga akan mendapat pasangan layaknya laki-laki.
Disebut dalam surah an-Naba ayat 33, dijelaskan jika bidadari adalah gadis-gadis yang sebaya. Ibnu Katsir menerangkan, gadis-gadis dalam ayat tersebut perawan dan umurnya sebaya dengan penghuni surga yang akan menjadi suaminya.
Jika seorang lelaki Muslim mendapat balasan dinikahkan dengan bidadari, lalu apa balasan bagi Muslimah yang mendapat kenikmatan surga?
Para wanita juga akan mendapat pasangan meski tidak disebutkan secara eksplisit dengan istilah bidadara yang lazim berkembang di masyarakat. Meski dalam beberapa ayat, Allah SWT menyebutkan bidadari (huru ‘ien) atau gadis yang masih perawan, dalam ayat lain hanya disebut sebagai pasangan (azwaj).
Penyebutan azwaj sebagai balasan di surga terdapat di beberapat ayat, antara lain, al-Baqarah ayat 25, Ali Imran ayat 13, an-Nisa ayat 57, dan Yasin ayat 56. Penyebutan azwaj ini menunjukkan jika para wanita juga akan mendapat pasangan kelak di surga.
Selain itu, di dalam surga semua kebutuhan akan terpenuhi. Semua kenikmatan akan diberikan. Semua pinta akan dituruti. Allah SWT berfirman, “... di dalamnya kamu memperoleh semua yang kamu inginkan dan memperoleh pula semua yang kamu minta. Sebagai hidangan dari (Allah) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Fushshilat [41]: 31-32).
Syekh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin menerangkan, ayat tersebut berlaku bagi Muslimin dan Muslimah. Dan, salah satu kebutuhan yang diinginkan seseorang adalah mendapat pasangan. Artinya, seorang wanita yang diberikan kelezatan memasuki surga juga akan mendapat pasangan layaknya laki-laki.
Seorang penduduk surga juga dipastikan akan memiliki pasangan. Meskipun di dunia ia meninggal dalam keadaan membujang.
Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda, Tidak ada orang yang melajang di surga. Pasangan Muslimah yang masuk surga tersebut adalah seorang laki-laki yang menjadi pasangannya semasa di dunia.
Allah SWT berfirman, “Ya Tuhan kami, masukkanlah kami ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, dan keturunan mereka.” (QS al-Mukmin [40] : 8).
Syekh Jibrin menerangkan, jika seorang wanita pernah menikah dua kali di dunia maka ia diperbolehkan memilih siapa yang akan menjadi pendampingnya di surga.
Jika seorang wanita ditakdirkan tidak menikah selama di dunia, Allah akan menikahkannya dengan seseorang yang ia sukai di surga.
Ada juga riwayat yang menerangkan jika seorang wanita ditinggal wafat suami atau dicerai, ia menikah lagi maka suami yang terakhir yang akan menjadi pasangannya kelak. Wanita manapun yang ditinggal mati suaminya, kemudian si wanita menikah lagi, maka dia menjadi istri bagi suaminya yang terakhir. (HR Thabrani).
Imam Al Qurthuni di dalam At Tadzkirahmeriwayatkan bahwa Hudzaifah Ibnul Yaman RA berujar kepada istrinya, “Jika engkau ingin menjadi istriku di surga, janganlah engkau menikah lagi setelah aku. Karena, wanita adalah milik suaminya yang terakhir. Karena itulah, para istri Rasulullah tidak menikah lagi setelah ditinggal wafat Rasulullah SAW.”
Muawiyah bin Abi Sufyan pernah melamar Ummu Darda. Namun, Ummu Darda menolak sembari berkata, “Aku pernah mendengar Abu Darda menceritakan sebuah hadis yang menyatakan, ‘Sesungguhnya wanita akan menjadi istri dari suami terakhirnya kelak di surga’.”
Begitu juga halnya dengan Ummahatul Mukminin, kata Abu Muhammad Jamal dalam buku Imra’atus Sami’in bi Aushafil Huril Iin, kelak di surga akan menjadi istri-istri Rasulullah, meskipun sebelum dinikahi Rasulullah mereka pernah dinikahi orang lain.
Jika ada pertanyaan saat seorang wanita bersanding lagi dengan suaminya di dunia, di sisi lain suaminya mendapat pasangan bidadari surga, bukankah muncul rasa cemburu? Allah SWT akan menghilangkan semua rasa cemburu dan kenikmatan surga lebih dari cukup dari kenikmatan apa pun.
Allah SWT berfirman, “Kami hilangkan segala rasa kebencian yang berada dalam hati mereka. Mereka semua merasa bersaudara. Mereka dudukberhadap-hadapan di atas dipan-dipan.” (QS al-Hijr [15]: 47). Wallahu a’lam.r
Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda, Tidak ada orang yang melajang di surga. Pasangan Muslimah yang masuk surga tersebut adalah seorang laki-laki yang menjadi pasangannya semasa di dunia.
Allah SWT berfirman, “Ya Tuhan kami, masukkanlah kami ke dalam surga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, dan keturunan mereka.” (QS al-Mukmin [40] : 8).
Syekh Jibrin menerangkan, jika seorang wanita pernah menikah dua kali di dunia maka ia diperbolehkan memilih siapa yang akan menjadi pendampingnya di surga.
Jika seorang wanita ditakdirkan tidak menikah selama di dunia, Allah akan menikahkannya dengan seseorang yang ia sukai di surga.
Ada juga riwayat yang menerangkan jika seorang wanita ditinggal wafat suami atau dicerai, ia menikah lagi maka suami yang terakhir yang akan menjadi pasangannya kelak. Wanita manapun yang ditinggal mati suaminya, kemudian si wanita menikah lagi, maka dia menjadi istri bagi suaminya yang terakhir. (HR Thabrani).
Imam Al Qurthuni di dalam At Tadzkirahmeriwayatkan bahwa Hudzaifah Ibnul Yaman RA berujar kepada istrinya, “Jika engkau ingin menjadi istriku di surga, janganlah engkau menikah lagi setelah aku. Karena, wanita adalah milik suaminya yang terakhir. Karena itulah, para istri Rasulullah tidak menikah lagi setelah ditinggal wafat Rasulullah SAW.”
Muawiyah bin Abi Sufyan pernah melamar Ummu Darda. Namun, Ummu Darda menolak sembari berkata, “Aku pernah mendengar Abu Darda menceritakan sebuah hadis yang menyatakan, ‘Sesungguhnya wanita akan menjadi istri dari suami terakhirnya kelak di surga’.”
Begitu juga halnya dengan Ummahatul Mukminin, kata Abu Muhammad Jamal dalam buku Imra’atus Sami’in bi Aushafil Huril Iin, kelak di surga akan menjadi istri-istri Rasulullah, meskipun sebelum dinikahi Rasulullah mereka pernah dinikahi orang lain.
Jika ada pertanyaan saat seorang wanita bersanding lagi dengan suaminya di dunia, di sisi lain suaminya mendapat pasangan bidadari surga, bukankah muncul rasa cemburu? Allah SWT akan menghilangkan semua rasa cemburu dan kenikmatan surga lebih dari cukup dari kenikmatan apa pun.
Allah SWT berfirman, “Kami hilangkan segala rasa kebencian yang berada dalam hati mereka. Mereka semua merasa bersaudara. Mereka dudukberhadap-hadapan di atas dipan-dipan.” (QS al-Hijr [15]: 47). Wallahu a’lam.r
Tidak ada komentar:
Posting Komentar