Pd. Panjang - Singgalang Langit Kota Padang Panjang, Jumat (17/6), terlihat biru. Puncak Gunung Marapi di utara kota berjuluk Serambi Mekkah itu tersuguh indah. Pemandangan serupa juga bisa dinikmati, bila penglihatan diarahkan ke Gunung Singgalang dan Tandikek. Tiba-tiba warga dikagetkan oleh munculnya sekelompok awan. Formasinya membentuk tulisan berbahasa Arab yang dapat dibaca dengan ‘Allah’. Sontak suasana jadi heboh. Beragam penafsiran pun bermunculan. Ada yang menilai itu adalah pertanda akan datang bencana. Ada juga yang menyatakan fenomena alam biasa.
“Dulu, menjelang gempa 7 Maret 2007 yang membuat ratusan rumah rubuh di Padang Panjang dan Tanah Datar, fenomena alam seperti ini juga ada yang melihat. Bahkan setelah gempa pun, fenomena tulisan ‘Allah’ juga terlihat di sebuah batu di Bukit Tui,” ujar Rohmat, 37 kepada Singgalang, di kawasan Bancah Laweh.
Kabut yang merangkai tulisan Arab dengan bacaan Allah itu, terlihat jelas pada pukul 08.45 WIB, persis di langit utara Padang Panjang, antara Gunung Marapi dan Singgalang. Kondisinya bertahan hingga pukul 09.10 WIB. Kendati demikian, Singgalang yang berhasil menjepret fenomena itu sekitar pukul 09.15 WIB, masih bisa membaca dengan jelas tulisan ‘Allah’ sebagaimana dimaksud.
Salah seorang ulama terkemuka di Padang Panjang, Ustad H. Ade Sehabudin mengingatkan, kendati fenomena itu dianggap langka oleh sebagian kalangan, namun umat diminta untuk tidak membaca dan menafsirkannya dengan hal yang tidak-tidak, sebagai pertanda akan datang bencana, misalnya.
“Itu adalah bagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Fenomena alam seperti demikian, janganlah ditafsirkan sebagai isyarat alam akan datangnya bencana dan kematian. Waspada boleh, tapi jangan sampai mendahului ilmu Allah,” tegas Ketua Komisi Ukhuwah Islamiyah dan Kerukunan Hidup Beragama MUI Padang Panjang itu.
Di dalam Alquran Surat Luqman ditegaskan, ada beberapa ilmu yang hanya Allah mengetahui, yakni menyangkut datangnya hari kiamat, turunnya hujan, dan apa yang ada di dalam perut ibu. Setiap manusia, juga tidak akan pernah tahu dengan apa yang akan terjadi besok. Tak ada pula manusia yang tahu, di bumi mana dia akan mati.
Dikatakan, fenomena alam didatangkan Allah ke tengah-tengah kehidupan manusia, terkadang juga untuk mengingatkan agar berhenti melanggar perintah-Nya dan kembali kepada ajaran-Nya.
Pada zaman Nabi Musa, sebut Ustad Ade, Allah memang pernah mendatangkan fenomena alam sebagai pertanda akan datangnya bencana guna menegur manusia yang telah ingkar, yakni dengan mendatangkan belalang dalam jumlah mencemaskan, topan dan badai, air penuh darah, dan banjir. “Fenomena ini sudah sering juga menghampiri kehidupan kita hari ini,” katanya. (006) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar