BOGOTA - SINGGALANG Tersangka kasus suap wisma atlet SEA Games, M Nazaruddin dipulangkan ke Tanah Air mengggunakan pesawat carteran. Tak tanggung-tanggung, biayanya mencapai Rp4 miliar.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kolombia, Michael Menufandu mengungkapkan, urusan Nazaruddin dengan imigrasi Kolombia sudah selesai. ‘Beres,” katanya Kamis (11/8). Menurut dia, pesawat jenis Boeing tersebut sengaja dipesan untuk memulangkan Nazaruddin. Proses negosiasi masih dilakukan, termasuk untuk menentukan harga sewa dan waktu pemberangkatannya. Benarkah harga sewa pesawat tersebut mencapai Rp4 miliar? Michael membenarkannya. Namun dia menegaskan, angka itu masih bisa berubah bila negosiasi lancar. “Dari perhitungan kami memang segitu, tapi masih bisa negosiasi. Perusahan yang bersangkutan menawarkan segitu nilainya Rp4 miliar,” ungkapnya. Enggan berkomentar Dari Jakarta, Menko Polhukam Djoko Suyanto enggan berkomentar seputar tarif pesawat carteran untuk memulangkan Nazaruddin ke Tanah Air seharga Rp4 miliar tersebut. Ia menyerahkan semuanya itu kepada tim penjemput Nazaruddin. “Loh ya nggak tahu, masa tarif pesawat nanya saya,” kata Djoko Suyanto usai rapat terbatas di Kantor Presiden, di Jakarta seperti dikutip detikcom. Untuk hal-hal yang bersifat teknis, Djoko menyerahkan sepenuhnya kepada tim yang saat ini berada di lapangan. “Teknis itu terserah pada tim yang ada di lapangan. Saya kan nggak tahu harga carter pesawat di sana gimana. Itu kan di sana bukan di sini,” ujar Djoko. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Nazaruddin ditangkap polisi Kolombia Minggu (7/8) dini hari waktu setempat. Nazar ditangkap saat berada di Bandara Internasional Cartagena menunggu pesawat komersil menuju Bogota untuk menyaksikan pertandingan sepakbola. Tiba hari ini Informasi terakhir tadi malam, Nazaruddin sudah diterbangkan dari Bogota. Diperkirakan tiba di Bandara Halim Perdana Kusumah, Jakarta Jumat ini. Penjelasan ini disampaikan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam kepada wartawan usai acara buka bersama di Mabes Polri. Anton menuturkan, setelah tiba di Jakarta kemungkinan Nazaruddin akan langsung dibawa ke KPK. Namun ia belum memastikan langkah tersebut kepada KPK. “Saya belum tahu, ini kan punya KPK, mungkin langsung sama KPK,” tandasnya. Rawan Intervensi Perjalanan pulang Mohammad Nazaruddin dari Bogota ke Jakarta rawan terhadap intervensi untuk mengarahkan kesaksian Nazaruddin. Untuk itu, perlu ada pihak independen yang bisa mengawasi proses pemulangan tersebut. Siapa yang bisa menjamin tidak ada intervensi atau pengarahan apa pun terhadap Nazar untuk mengatakan sesuatu atau tidak mengatakan sesuatu. Hal itu dikatakan Ketua BP Setara Institute Hendardi yang dikutip KCM. Di tengah krisis kepercayaan yang mendalam, kata Hendardi, kehadiran pihak ketiga yang independen, termasuk media atau pengacara, menjadi sebuah keniscayaan kalau mau prosesnya dipercaya. Ia mengatakan, Nazaruddin tersangka yang menyimpan dan mengetahui banyak informasi seputar korupsi yang sedang terjadi. “Dalam sebuah korupsi politik, Nazar tak mungkin bekerja sendirian,” katanya. Hendardi mempertanyakan siapa sebenarnya yang bertanggung jawab dalam proses pemulangan tersebut, Polri, KPK, Deplu, atau siapa. “Siapa yang bisa menjamin tidak ada intervensi atau pengarahan apa pun terhadap Nazar untuk mengatakan sesuatu atau tidak mengatakan sesuatu,” katanya seraya menambahkan, “kuncinya adalah proses yang transparan sehingga tak menimbulkan kecurigaan masyarakat.” (*/007) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar