IRWAN PRAYITNO
BULAN Ramadhan disebut juga sebagai syahrul quran, bulan turunnya Alquran. Rasulullah SAW ketika di bulan Ramadhan melakukan tadarus Alquran bersama malaikat Jibril. “Adalah Jibril menemui Rasulullah tiap malam dalam bulan Ramadhan dan bertadarus Alquran”. (HR Bukhori). Alquran juga menjelaskan tentang syahrul quran ini. “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)” (QS Al Baqarah: 185). Sebagai petunjuk bagi manusia, maka Alquran bisa menjadi rujukan bagi umat manusia dalam menyelesaikan permasalahan hidup. Mungkin kita pernah mengetahui atau membaca di media beberapa waktu lalu, mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair mengakui bahwa dia tiap hari membaca Alquran. Dia membaca Alquran bukan dalam kapasitas sebagai muslim, tetapi untuk memahami berbagai hal yang terjadi di dunia, dan juga karena Alquran sangat instruktif, serta dalam rangka tugas barunya sebagai utusan Timur Tengah bagi PBB, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Rusia. Sebagai umat Islam, kita perlu mencontoh kebiasaan Tony Blair itu, dikaitkan dengan tanggung jawab sebagai muslim. Sebagai muslim yang menjadikan Alquran sebagai petunjuk hidup, agak aneh kalau tidak mengetahui isi Alquran. Saat ini sudah banyak terjemahan Alquran dengan berbagai bahasa. Ketidaktahuan kita tentang isi Alquran akan menyebabkan sulitnya menyampaikan ajaran Islam yang sarat dengan nilai-nilai kebaikan universal. Di bulan Ramadhan ini, dengan balasan yang berlipat ganda, motivasi membaca Alquran seharusnya sudah menjadi orientasi umat Islam. Kedekatan kita kepada Alquran juga merupakan salah satu sebab turunnya pertolongan Allah SWT. “Bacalah Alquran, karena ia akan datang pada hari kiamat, sebagai pembela pada orang yang mempelajari dan mentaatinya”. (HR Muslim). Perlu kita sadari, kewajiban membaca Alquran itu bukanlah berada pada para ustadz, kiyai, ulama, da’i, mahasiswa sekolah agama atau guru/dosen sekolah agama, tetapi merupakan kewajiban untuk seluruh umat Islam. Apa artinya beriman kepada Alquran, tetapi tidak pernah membacanya dan tidak mengetahui isinya. Sebagai umat Islam yang menjadikan Rasulullah SAW sebagai tauladan, kebiasaan tadarus Alquran Rasulullah SAW di bulan Ramadhan seharusnya memotivasi kita untuk mengamalkan sunnah tersebut. Membaca Alquran justru membuat kita semakin modern, semakin maju. Dan membaca artinya/tafsirnya membuat hidup kita lebih terarah. Bukankah Rasulullah SAW dan sahabat telah membuktikan hal itu? “Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya”. (HR. Bukhari). Rasulullah SAW dan sahabat adalah orang-orang yang senantiasa membaca Alquran setiap hari. Imam Abu Hanifah, di bulan Ramadhan mampu mengkhatamkan Alquran 90 kali. Sementara Imam Syafi’i 60 kali. Di bulan Ramadhan, kita diperbolehkan khatam Alquran sebanyak mungkin. Sementara di luar Ramadhan, Rasulullah SAW membatasi mengkhatamkan Alquran paling cepat tiga hari (10 kali dalam sebulan). Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu membaca, mempelajari, menaati dan mengajarkan Alquran. (*) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar