PETANI SUMBAR MAJU SELANGKAH
PADANG, HALUAN — Field Indonesia dan APEC Digital Opportunity Center (ADOC) meresmikan pusat informasi dan teknologi untuk petani di Lubuk Alung, Padang Pariaman, Rabu (3/8). Dengan hadirnya Pusat Informasi Teknologi tersebut petani diharapkan mampu beradaptasi dan memanfaatkan teknologi informasi untuk mengembangkan produksi maupun pemasaran hasil pertanian.
Demikian dikatakan Direktur Eksekutif Field Indonesia Nugroho Wienarto di Lubuk Alung, Padang Pariaman, Rabu.
“Dengan kemampuan teknologi informasi, petani bisa mendapatkan informasi soal peningkatan kualitas produksi, teknologi pertanian serta untuk promosi,” kata Nugroho Wienarto.
Nugroho Wienarto menyampaikan hal itu ketika menerima bantuan 21 laptop dan perangkat TI lainnya untuk petani Sumbar dari Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) dalam program APEC Digital Opportunity Center (ADOC) melalui Field Indonesia.
“Dengan laptop hasil sumbangan tersebut, dibentuk Pusat Pembelajaran TI untuk petani Sumbar di Lubuk Alung. Jadi, petani bisa mendapatkan pelatihan tentang teknologi informasi di sini,” ujarnya.
Manager Project ADOC Jose Cheng mengatakan, pusat pelatihan komputer dan IT ini merupakan bantuan yang ke-13 di Indonesia.
“Sebelumnya, bantuan yang didanai dari Taiwan ini, juga sudah diberikan di Jakarta, Jawa Barat, Jogja, Sumatra Utara dan Aceh. Kita berharap dengan bantuan peralatan komputer kepada petani, bisa meningkatkan kapasitas dan kualitas petani Indonesia,” ujarnya.
Bantuan kali ini yang berasal dari swasta merupakan fase kedua yang diberikan Taiwan, setelah sebelumnya bersumber dari dana pemerintah. Hadir langsung menyerahkan bantuan dalam kesempatan tersebut, Direktur Divisi Ekonomi Taipei Economic and Trade Office in Indonesia Y.C. Tsai dan Direktur Divisi Informasi Taipei Economic and Trade Office in Indonesia Tommy Lee.
Project Manager Field-Bumi Ceria Syafrizaldi mempersilahkan petani Sumbar untuk datang belajar IT dengan gratis di Lubuk Alung. “Bisa belajar dengan gratis. Tahap pertama, akan dikelola dulu oleh Field Indonesia.”
Ia mengatakan, tantangan petani Indonesia di masa datang semakin berat karena dalam globalisasi saat ini, produksi pertanian lintas negara bisa masuk ke Indonesia. “Hasil pertanian dari China, Thailand bisa masuk (ke Indonesia).
Bagaimana petani kita bisa menjawab tantangan tersebut. ”Globalisasi, lanjutnya, sulit untuk ditolak. “Kita hanya bisa menyiasati dengan memperbaiki kemampuan bersaing, penguasaan teknologi, perbaikan mutu produk dan penguasaan pasar.”
Syafrizaldi mengatakan, untuk melihat mutu produksi pertanian tidak rumit. “Dengan dunia internet sangat gampang melihat mutu produk. Petani kita juga bisa melihat bagaimana mutu produk petani Thailand. Kalau tak bisa langsung, bisa dicari apa teknologinya,” tuturnya.
Dengan adanya Pusat Pembelajaran TI di Lubuk Alung, menurutnya, menjadi awal yang baik bagi peningkatan kemampuan petani Sumbar. “Saya yakin, ini tidak susah-susah amat,” ujar Syafrizaldi. (h/naz)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar