Jualan Goreng Pisang Agunan Harus Rumah
Padang, Singgalang
Di Tanah Datar bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) masih saja meminta agunan untuk plafon Rp20 juta. Ini bertentangan dengan aturan main.
Informasi ini terungkap dalam rapat Sosialisasi Pemanfaatan KUR di Gubernuran Sumbar, Selasa (23/8). Singgalang menemukan, untuk pinjaman serupa, sejumlah bank di Agam, juga masih meminta agunan.
Di Tanah Datar banyak masyarakat mengeluh kesulitan mendapatkan KUR. betapa tidak, bank pelaksana meminta agunan atau boroh untuk semua tingkat plafon. Padahal untuk plafon di bawah Rp20 juta bank pelaksana tak boleh minta agunan. Bank, tetap saja tidak percaya para pribumi, dikiranya, rakyat akan mencuri uang yang dipinjamkan pada mereka. Kondisi ini, menyedihkan, sekaligus melenceng dari program nasional.
“Saya terima banyak SMS keluhan masyarakat tentang KUR ini. Sebagian besar mereka keluhkan agunan yang diminta bank. Masa untuk usaha pisang goreng perlu agunan rumah,” kata Bupati Tanah Datar, Shadiq Pasadigue dalam rapat tersebut.
Di Tanah Datar pula telah dilakukan survei, ternyata banyak penerima KUR bukan untuk plafon Rp20 juta ke bawah yang diartikan usaha ekonomi masyarakat kecil. “Saya yakin di kabupaten kota lain itu juga terjadi. Buktinya dari laporan bank-bank pelaksana kebanyakan realisasi plafon Rp20 juta ke atas. Tolong Pemprov evaluasi ketepatan penerima KUR ini,” katanya.
Pemprov Sumbar akan melakukan survei ke lapangan tentang temuan-temuan yang disampaikan Bupati Tanah Datar. Akan dilakukan survei di kabupaten kota dan bank-bank pelaksana.
“Sejauh ini realisasi KUR kita sangat membang gakan. Tapi kalau memang ada temuan bank pelaksana masih minta agunan untuk plafon Rp20 juta. KUR banyak tak diberikan pada masyarakat kecil. Kita akan evaluasi dan cari solusi,” kata Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno.
Sementara itu Sumbar mendapatkan peringkat kesembilan dari 33 provinsi dari sisi outstanding (dana bergulir atau diterima nasabah). Realisasi KUR hingga akhir Semester I meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Realisasi sudah mencapai Rp726 miliar kepada 96.822 nasabah, atau 2,93 persen dari total outstanding nasional Rp25 triliun.
Realisasi
Realisasi BRI sampai Juli 2011 sudah melebihi target. Jika dibandingkan tahun lalu, sudah terjadi peningkatan 25 persen. Diperkirakan sampai akhir tahun, realisasi KUR BRI semakin meningkat lagi.
Dalam bentuk angka, realisasi KUR BRI sampai Juli 2011, sudah Rp725 Milyar dengan 76.393 debitur. Bisa dikatakan sudah melebihi 125 persen.
“Keunggulan BRI terletak pada banyaknya kantor pelayanan yang mencapai 150 unit yang tersebar sampai ke pelosok Sumbar. Kami pun baru menambah tenaga kerja khusus KUR sebanyak 150 personel,” kata Pimpinan Wilayah BRI Padang, Ano Kurniadi kepada Singgalang, Selasa (23/8).
“Tingkat kemacetan pembayaran kembali sekitar 1,6 persen. Dari jumlah KUR yang tersalurkan tersebut, hanya menyisakan 53,6 miliar lagi yang belum kembali,” tambahnya.
Terkait persyaratan memperoleh KUR di BRI, menurutnya tak ada yang berbeda dengan bank lainnya. Bunganya maksimal 22 persen untuk semua sektor.
Salurkan Rp7,8 miliar
Hingga akhir Juli, Bank Nagari Cabang Lubuk Basung menyalurkan KUR Rp7,8 miliar lebih kepada nasabah. Penerima bergerak di berbagai sektor, terbanyak pertanian dan perdagangan.
Kepala Bank Nagari Cabang Lubuk Basung, Maryanto, Selasa (23/8) mengungkapkan, melalui KUR diharapkan pelaku ekonomi bisa terbantu.
Berkaitan keluhan masyarakat, menurut Maryanto, jangan hanya mendengar cerita dari orang ke orang.
(septri/lk/109)
Padang, Singgalang
Di Tanah Datar bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) masih saja meminta agunan untuk plafon Rp20 juta. Ini bertentangan dengan aturan main.
Informasi ini terungkap dalam rapat Sosialisasi Pemanfaatan KUR di Gubernuran Sumbar, Selasa (23/8). Singgalang menemukan, untuk pinjaman serupa, sejumlah bank di Agam, juga masih meminta agunan.
Di Tanah Datar banyak masyarakat mengeluh kesulitan mendapatkan KUR. betapa tidak, bank pelaksana meminta agunan atau boroh untuk semua tingkat plafon. Padahal untuk plafon di bawah Rp20 juta bank pelaksana tak boleh minta agunan. Bank, tetap saja tidak percaya para pribumi, dikiranya, rakyat akan mencuri uang yang dipinjamkan pada mereka. Kondisi ini, menyedihkan, sekaligus melenceng dari program nasional.
“Saya terima banyak SMS keluhan masyarakat tentang KUR ini. Sebagian besar mereka keluhkan agunan yang diminta bank. Masa untuk usaha pisang goreng perlu agunan rumah,” kata Bupati Tanah Datar, Shadiq Pasadigue dalam rapat tersebut.
Di Tanah Datar pula telah dilakukan survei, ternyata banyak penerima KUR bukan untuk plafon Rp20 juta ke bawah yang diartikan usaha ekonomi masyarakat kecil. “Saya yakin di kabupaten kota lain itu juga terjadi. Buktinya dari laporan bank-bank pelaksana kebanyakan realisasi plafon Rp20 juta ke atas. Tolong Pemprov evaluasi ketepatan penerima KUR ini,” katanya.
Pemprov Sumbar akan melakukan survei ke lapangan tentang temuan-temuan yang disampaikan Bupati Tanah Datar. Akan dilakukan survei di kabupaten kota dan bank-bank pelaksana.
“Sejauh ini realisasi KUR kita sangat membang gakan. Tapi kalau memang ada temuan bank pelaksana masih minta agunan untuk plafon Rp20 juta. KUR banyak tak diberikan pada masyarakat kecil. Kita akan evaluasi dan cari solusi,” kata Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno.
Sementara itu Sumbar mendapatkan peringkat kesembilan dari 33 provinsi dari sisi outstanding (dana bergulir atau diterima nasabah). Realisasi KUR hingga akhir Semester I meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Realisasi sudah mencapai Rp726 miliar kepada 96.822 nasabah, atau 2,93 persen dari total outstanding nasional Rp25 triliun.
Realisasi
Realisasi BRI sampai Juli 2011 sudah melebihi target. Jika dibandingkan tahun lalu, sudah terjadi peningkatan 25 persen. Diperkirakan sampai akhir tahun, realisasi KUR BRI semakin meningkat lagi.
Dalam bentuk angka, realisasi KUR BRI sampai Juli 2011, sudah Rp725 Milyar dengan 76.393 debitur. Bisa dikatakan sudah melebihi 125 persen.
“Keunggulan BRI terletak pada banyaknya kantor pelayanan yang mencapai 150 unit yang tersebar sampai ke pelosok Sumbar. Kami pun baru menambah tenaga kerja khusus KUR sebanyak 150 personel,” kata Pimpinan Wilayah BRI Padang, Ano Kurniadi kepada Singgalang, Selasa (23/8).
“Tingkat kemacetan pembayaran kembali sekitar 1,6 persen. Dari jumlah KUR yang tersalurkan tersebut, hanya menyisakan 53,6 miliar lagi yang belum kembali,” tambahnya.
Terkait persyaratan memperoleh KUR di BRI, menurutnya tak ada yang berbeda dengan bank lainnya. Bunganya maksimal 22 persen untuk semua sektor.
Salurkan Rp7,8 miliar
Hingga akhir Juli, Bank Nagari Cabang Lubuk Basung menyalurkan KUR Rp7,8 miliar lebih kepada nasabah. Penerima bergerak di berbagai sektor, terbanyak pertanian dan perdagangan.
Kepala Bank Nagari Cabang Lubuk Basung, Maryanto, Selasa (23/8) mengungkapkan, melalui KUR diharapkan pelaku ekonomi bisa terbantu.
Berkaitan keluhan masyarakat, menurut Maryanto, jangan hanya mendengar cerita dari orang ke orang.
(septri/lk/109)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar