Menyeberangi Jembatan Akar nan Eksotik

Oleh: Kinanti Desyva

Sungai Batang Bayang di bawah Jembatan Akar

Foto selengkapnya

• 
• 
• 
• 

Sumatera Barat - Hari ini saya dan Nonadita mengunjungi Jembatan Akar. Terus terang saya tidak bisa membayangkan seperti apa bentuknya. Tetapi, pasti layak untuk dikunjungi. Jembatan Akar terletak di Nagari Pulut - pulut, daerah Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan. 
Sepanjang perjalanan kami dimanjakan oleh pemandangan perbukitan yang tentu saja tidak akan kami jumpai di kota-kota besar. Perjalanan dari Bandara Internasional Minangkabau sampai ke objek wisata Jembatan Akar ini memakan waktu kurang lebih 3 jam. Ya, memang cukup jauh ditambah jalanan yang berkelok-kelok. Sekitar 88 km dari selatan Padang, tetapi cukup dekat bila dikunjungi dari arah arah Painan. Untuk sampai ke sini, memang sedikit susah bila anda ingin mencapainya dengan angkutan umum. Daerahnya terletak cukup dalam di perbukitan.

Biaya masuk ke objek wisata ini sebesar Rp.4000,- dengan biaya parkir mobil Rp.3000,-. Tidak ada tiket sebagai bukti pembayaran.

Memasuki area Jembatan Akar, kami melihat kelapa-kelapa yang berjatuhan dari pohon. "Wah, sedang ada yang memetik kelapa", pikir saya. Saya pun hampir tidak percaya saat pendamping tim berkata bahwa seekor beruklah yang sedang memanjat pohon dan memetik kelapa tersebut. Saya melihat pohon kelapa itu sekali lagi dan benar saja, yang di atas pohon itu beruk, sedangkan "empunya" sedang duduk menunggu di bawah. Unik dan kreatif sekali warga di sini.

Kami lalu kembali berjalan menuruni tangga. "Mana jembatannya?", tanya saya. Saat itu yang saya lihat hanya sebuah pohon yang sangat besar yang batang dan rantingnya sudah menjulur kemana-mana membuat kawasan ini teduh dan terasa tenteram.
Suasana elok ini berpadu dengan suara arus sungai Batang Bayang yang deras. Saat kami berjalan semakin dekat, barulah saya melihat Jembatan Akar yang tampak ajaib menurut saya. Bagaimana caranya, akar dan batang pohon beringin yang saya jejaki terjalin dengan akar dan batang pohon beringin di seberangnya?

Penasaran, dengan sok berani saya melintasi jembatan yang konon berumur ratusan tahun tersebut. Pemandangan yang indah kembali terlihat dari jembatan ini. Pohon pohon besar yang batang dan akarnya bisa diduduki untuk berteduh sambil menikmati pemandangan sungai yang membelah kedua bukit. Sayangnya kami tidak bisa merasakan kesejukan air sungai karena arusnya sedang deras. Menurut penduduk sekitar, bila tidak sedang musim hujan kita bisa turun ke sungai dan menyeberanginya melewati bebatuan besar yang menyebar di sisi bawah jembatan. Walau agak kecewa karena tidak bisa merasakan pengalaman tersebut, tetapi tidak apalah, pemandangan dari sini sudah cukup memanjakan saya. Dan ooh, saya hampir lupa. Di hadapan saya yang sedang mencoba menyeberangi Jembatan Akar ini, terdapat air terjun kecil yang terletak persis di sebelah pohon beringin si sumber jembatan ini. Semakin lengkap saja
keindahan objek wisata ini.

Namun sayang, Jembatan Akar serta wilayah sekitar yang menunjang lokasi wisata ini sepertinya kurang dikelola dengan baik. Sampah bertebaran dimana-mana. Bagian jembatan yang rapuh mulai ditambal kasar dengan papan papan kayu. Mungkin ini disebabkan tidak adanya petugas yang yang khusus mengawasi orang-orang yang berkunjung ke jembatan ini. Bahkan sekumpulan remaja yang juga sedang melancong kesini, berfoto di atas jembatan sambil bercanda dan melompat-lompat di atas jembatan yang sudah mulai rapuh ini.

Tetapi tetap, objek wisata ini menjadi termasuk dalam daftar wajib kunjung bagi anda yang ingin berwisata ke Sumatra Barat. Tetapi ingat, jadilah wisatawan yang mencintai dan dicintai alam. Jangan membuang sampah sembarangan dan jagalah keutuhan dari
Jembatan Akar ini.




(Kinanti Desyva / gst)

Artikel Wisata ini adalah artikel yang ditulis oleh Petualang ACI. Sebanyak 66 Petualang ACI berbagi kisah petualangan wisata mereka melalui tulisan maupun foto. Aku Cinta Indonesia (ACI) merupakan program acara keliling Indonesia Gratis yang diselenggarakan oleh detikcom.