batu sangkar - Singgalang Dalam dua bulan terakhir terjadi beberapa kali kebakaran di bangunan publik, yaitu Pasar Raya Padang, Pasar Padang Panjang dan kebakaran terbaru di Terminal Pariaman yang terjadi Minggu (25/9). Fenomena alam ‘halo matahari,” kemarin berhasil mencuri perhatian masyarakat Batusangkar. Sebelumnya, matahari dikelilingi uap air bak pelangi itu pernah disaksikan warga di Padang, Padang Panjang dan Bukittinggi, termasuk saat akan terjadinya gempa dan tsunami yang menghantam Kabupaten Mentawai tahun silam. “Inilah kali pertama saya melihat dengan mata kepala sendiri, selama ini halo matahari hanya saya baca di koran dan pembicaraan dari mulut ke mulut. Saya berharap, ini hanyalah fenomena alam biasa, bukan pertanda akan datangnya bencana, sebagaimana yang kerap dibicarakan orang,” ujar Hen, 28, seorang warga yang ditemui Singgalang, Senin (26/9) di Pasar Batusangkar. Menurut tukang ojek itu, dia baru melihat ke arah matahari sekitar pukul 12.45 sampai 14.10 WIB. Ketika menerima pesan singkat dari salah seorang temannya yang memberi kabar matahari dilingkari pelangi. Kontan saja dia langsung melihat ke arah matahari yang posisinya persis di atas ubun-ubun itu. Pengakuan Hen, informasi tentang apa yang dia lihat serta-merta menyebar ke sejumlah warga lainnya. Beberapa di antaranya berusaha untuk mengabadikan fenoema alam itu, walaupun hanya dengan menggunakan kamera telepon genggam. Abbas Kumar Daud, warga Batusangkar lainnya menyatakan, dirinya sudah meli hat fenomena halo matahari di langit ibukota Kabupaten Tanah Datar itu sebelum menunaikan Shalat Zuhur. “Dari tadi sudah saya lihat. Cuma, karena saya menilai itu hanyalah fenomena biasa saja, jadi tidak perlu pula diributkan. Saya termasuk orang yang tidak percaya, kalau ini dikait-kaitkan dengan pertanda bencana,” ucapnya. Helo matahari adalah hasil pembelokan cahaya matahari oleh partikel uap air di atmosfer. Informasi yang dihimpun Singgalang dari bera gam referensi, halo mata hari memang sering muncul pada saat posisi matahari sedang tegak lurus terhadap bumi. Fenomena halo matahari sebenarnya sama saja dengan proses terbentuknya pe langi. Lengkungan pelangi sering terlihat di bagian bawah cakrawala, karena partikel uap air yang membelokkan cahaya matahari berkumpul di bagian bawah atmosfir. Di sisi lain, pada pagi atau sore, matahari pun berada pada sudut yang rendah. Saat matahari pada posisi tegak lurus terhadap bumi, kemampuan pembelokan cahaya menjadi rendah, sehingga warna yang terlihat sangat terbatas.(006) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar