Arif Rizki Arrahman Mansur (15) hanya bisa terkulai lemah. Di paha sebelah kanannya, ada dua bongkah daging yang sudah membusuk. Dokter menamakannya Hemi Plegia. Tapi, apa pun nama penyakit tersebut, keluarga siswa SMPN 4 Lembah Gumanti ini tak kuasa menanggungnya. Dengan membawa duka yang teramat berat, pada Jumat (26/8), Surya Harmi, ibu dari Arrahman mengadu ke Singgalang. Kalaulah Surya Harmi orang yang mampu, tentu akan lain ceritanya. Sayangnya, ia hanya mem besarkan Arrahman dan empat anak lainnya seorang diri. Barangkali karena sudah tak tahu harus mengadu kemana lagi, ia jauh-jauh dari Air Keruh Jorong Salimpat membawa foto Arrahman dan salinan surat keterangan tidak mampu, dari Walinagari Salimpat ke kantor suratkabar ini di Padang. Di foto tersebut, terlihat betapa penyakit tumor ganas itu hampir menghabisi kaki anaknya. Penyakit tumor ganas itu sudah ditanggung anaknya sejak 2010. Sejak sakit itu mulai bercokol, ia sudah membawa anaknya berobat ke sana ke mari. Namun dengan keterbatasan biaya, kesembuhan justru semakin jauh. Akibatnya kekurangan biaya, terhitung Januari lalu, Surya hanya merawat anaknya yang sudah terlanjur lumpuh di rumahnya. Ia merawat dengan cara tradisional, dan seadanya. “Saat ini ia sudah lumpuh separuh badan dan sangat tidak berdaya,” ujar Surya kepada Singgalang dengan iba hati. Kata Surya, semenjak Arrahman, buah hatinya itu terkena penyakit ganas itu, ia tidak lagi pernah masuk sekolah. Hari-harinya dihabiskan di tempat tidur, di tengah rumahnya yang terbuat dari bangunan semi permanen. Sebelumnya, ia sempat membawa Arrahman ke puskesmas di Alahan Panjang. Usaha itu tak sepenuhnya memberi hasil yang baik, sebab Puskesmas tak sanggup menyelesaikan persoalan dengan keterbatasan peralatan dan tenaga. Beratnya penyakit yang didiagnosa, membuat Puskesmas merujuknya ke RSUD Solok. “Tapi pihak Rumah Sakit juga menyerah. Kini saya merawatnya sendiri di rumah dengan seadanya saja,” lanjut Surya. Surya memang tak bisa berbuat banyak. Setiap hari yang ia lakukan hanyalah mengelap dan membersihkan tumor busuk di paha anaknya tersebut. Namun sebenarnya ia paham, dibersihkan dengan cara apapun, tumor itu tak akan sembuh begitu saja. Ia berharap, ada masyarakat yang tergerak untuk membantunya meringankan beban penderitaan anaknya. Ia mengaku rindu melihat keceriaan anaknya kembali. Ia juga menginginkan anaknya bisa kembali masuk sekolah, demi mengubah haluan nasib keluarga mereka.(*) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar