TRIBUN MANADO/RIZKY ADRIANSYAH
Gumpalan abu vulkanik Gunung Lokon, Tomohon, Sulawesi Utara menjulang hingga ketinggian 1.500 meter, Jumat (15/7/2011). Kota Tomohon tidak terancam abu vulkanik karena tiupan angin yang mengarah ke barat, menjauhi pemukiman penduduk.
TERKAIT:
MANADO, KOMPAS.com — Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG Bandung akan mengevaluasi pergerakan vulkanik Gunung Lokon di Sulawesi Utara selama satu bulan.
"Evaluasi ini penting untuk melihat trennya apakah statusnya akan turunkan ke waspada level II atau tidak. Hingga kini statusnya masih siaga level II," ujar Kepala Bidang Mitigasi dan Gerakan Tanah, PVMBG Bandung, Gede Swantika, di Tomohon, Kamis (1/9/2011).
Ada indikator yang akan dilihat untuk menentukan status gunung akan diturunkan, menurut Gede, di antaranya frekuensi gempa vulkanik.
"Semakin sedikit gempa vulkanik yang terekam mengindikasikan, semakin menurun aktivitasnya. Bila seharian semakin banyak gempa vulkanis maka potensi terjadi letusan sangat besar," jelasnya.
Hal lainnya adalah tremor. Semakin kecil amplitudo tremor yang terekam, semakin menurun pula aktivitasnya. "Mudah-mudahan tremor yang masih terekam adalah tremor menuju normal lagi. Kita akan lihat lagi. Kita akan evaluasi lagi selama sebulan. Kalau memang setelah dievaluasi sudah persis menurun, statusnya akan diusulkan untuk diturunkan," tambahnya.
Sementara itu, dijelaskan oleh staf Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Kota Tomohon, Warno, aktivitas gunung sementara menurun. Sejak pukul 00.00-06.00 Wita hanya terjadi satu kali gempa vulkanik dalam dan satu kali gempa vulkanik dangkal. Tremor yang terekam 0,5-19 milimeter, dominan 5 milimeter.
Enam jam berikutnya, pukul 06.00-12.00 Wita, kegempaan yang terekam adalah satu kali gempa vulkanik dalam, dua kali gempa embusan, dan satu kali gempa tektonik jauh. Tremor yang terekam 0,5-20 milimeter, dominan 4 milimeter.
"Tremor memang terus berfluktuatif. Kadang naik, kadang juga turun. Aktivitas gunung memang masih di atas normal," tambah Warno.
Gunung Lokon kembali meletus Minggu (28/8/2011) pukul 07.51 Wita. Hingga Senin (29/8/2011), aktivitasnya mulai menurun dengan frekuensi kegempaan yang semakin sedikit.
"Evaluasi ini penting untuk melihat trennya apakah statusnya akan turunkan ke waspada level II atau tidak. Hingga kini statusnya masih siaga level II," ujar Kepala Bidang Mitigasi dan Gerakan Tanah, PVMBG Bandung, Gede Swantika, di Tomohon, Kamis (1/9/2011).
Ada indikator yang akan dilihat untuk menentukan status gunung akan diturunkan, menurut Gede, di antaranya frekuensi gempa vulkanik.
"Semakin sedikit gempa vulkanik yang terekam mengindikasikan, semakin menurun aktivitasnya. Bila seharian semakin banyak gempa vulkanis maka potensi terjadi letusan sangat besar," jelasnya.
Hal lainnya adalah tremor. Semakin kecil amplitudo tremor yang terekam, semakin menurun pula aktivitasnya. "Mudah-mudahan tremor yang masih terekam adalah tremor menuju normal lagi. Kita akan lihat lagi. Kita akan evaluasi lagi selama sebulan. Kalau memang setelah dievaluasi sudah persis menurun, statusnya akan diusulkan untuk diturunkan," tambahnya.
Sementara itu, dijelaskan oleh staf Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Kota Tomohon, Warno, aktivitas gunung sementara menurun. Sejak pukul 00.00-06.00 Wita hanya terjadi satu kali gempa vulkanik dalam dan satu kali gempa vulkanik dangkal. Tremor yang terekam 0,5-19 milimeter, dominan 5 milimeter.
Enam jam berikutnya, pukul 06.00-12.00 Wita, kegempaan yang terekam adalah satu kali gempa vulkanik dalam, dua kali gempa embusan, dan satu kali gempa tektonik jauh. Tremor yang terekam 0,5-20 milimeter, dominan 4 milimeter.
"Tremor memang terus berfluktuatif. Kadang naik, kadang juga turun. Aktivitas gunung memang masih di atas normal," tambah Warno.
Gunung Lokon kembali meletus Minggu (28/8/2011) pukul 07.51 Wita. Hingga Senin (29/8/2011), aktivitasnya mulai menurun dengan frekuensi kegempaan yang semakin sedikit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar