Petugas memeriksa identitas PSK di lokalisasi Dolly Surabaya, Rabu malam (7/9/2011).
SURABAYA, KOMPAS.com — Puluhan petugas Satpol PP dan kepolisian di Kecamatan Sawahan, Surabaya, Rabu (7/9/2011) malam, menggelar razia kartu identitas pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi Dolly, Surabaya. Razia kartu identitas PSK itu untuk memastikan bahwa setelah libur Ramadhan dan Lebaran, penghuni lokalisasi terbesar di Surabaya itu tidak bertambah.
"Sebelum Ramadhan, jumlah PSK tercatat 1.128 orang. Kami berharap setelah Lebaran tidak bertambah, lebih baik justru berkurang," kata Lurah Putat Jaya, Bambang Hartono, di lokasi razia.
Menurut dia, biasanya saat PSK kembali dari pulang kampung membawa teman atau sanak saudaranya untuk menekuni profesi yang sama menjadi PSK. "Malam ini jika ada penghuni baru, pemilik wisma kami minta memulangkannya malam ini juga," tegasnya.
Dalam razia tersebut, petugas memasuki satu per satu wisma di Gang Dolly dan mendata semua PSK untuk dicocokkan dengan data yang dimiliki pihak kecamatan. Hasilnya, ada 22 PSK yang tidak sesuai data kecamatan. Namun, mereka bukan pendatang baru, melainkan hanya PSK lama yang pindah ke wisma lain tetapi belum sempat melapor.
Menurut catatan Kelurahan Putat Jaya, di lokalisasi Dolly terdapat 332 wisma yang dihuni 1.128 PSK. Jumlah itu menurun dibanding dua bulan sebelum Ramadhan yang mencapai 1.137 PSK.
Menurut Bambang, program pemberdayaan kewirausahaan dan pembinaan mental keagamaan berhasil membuat PSK beralih profesi memilih jalan lain dalam mengais rezeki.
"Mereka ada yang pulang dan membuka usaha, memilih menikah, dan menjadi ibu rumah tangga," pungkas Bambang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar