New Delhi (ANTARA News) - Satu bom berdaya ledak sangat tinggi yang disembunyikan di satu koper meledak di kerumunan orang di luar Pengadilan Tinggi New Delhi, Rabu, menewaskan 11 orang dan mencederai 76 orang lainnya.
Banyak di antara korban adalah pengunjung yang tengah menunggu sidang.
Bahan peledak itu ditempatkan dekat area pendaftaran tamu pintu masuk, tempat lebih dari 100 orang antri untuk mendapatkan tanda masuk ke kompleks pengadilan yang terletak di jantung ibu kota India itu.
Ini adalah serangan besar pertama di wilayah India sejak tiga ledakan di Mumbai pada 13 Juli yang menewaskan 26 orang. Pelakunya masih belum jelas.
"Sebelas orang telah meninggal dalam insiden ini dan 76 orang lainnya luka-luka," kata Kementerian Dalam Negeri.
Gambar saat-saat peristiwa itu terjadi yang diambil oleh telefon selular setelah serangan tersebut disiarkan di televisi, memperlihatkan para korban berteriak dan bersimbah darah.
Perdana Menteri Manmohan Singh mengatakan ada "kelemahan dalam sistem keamanan kita dan para teroris mengambil manfaat."
"Kita harus mengatasi ini," kata Singh.
Sebelumnya Singh mengatakan pemboman itu adalah tindakan pengecut dari sifat teroris".
Amerika Serikat, Prancis, Inggris dan Pakistan semuanya mengutuk pemboman itu, sementara Kepolisian Delhi menyiarkan sketsa dua tersangka berdasarkan laporan para saksi mata.
Para penyidik sedang menyelidiki satu pernyataan bertanggung jawab yang dikirim lewat email oleh Harkat-ul-Jihad al-Islami (HuJI), kelompok militan di Pakistan yang memiliki hubungan dengan serangan-serangan sebelumnya di India.
"Lebih 100 orang antri di tempat penerima tamu," kata Rahul Gupta, pemohon yang kasusnya terdaftar untuk persidangan pada Rabu itu. "Ada ledakan kuat. Saya melihat banyak orang tergeletak berlumuran darah."(*)
SYS/M016Editor: Jafar M Sidik
Teror bom kembali mengguncang India setelah serangan bom
Banyak di antara korban adalah pengunjung yang tengah menunggu sidang.
Bahan peledak itu ditempatkan dekat area pendaftaran tamu pintu masuk, tempat lebih dari 100 orang antri untuk mendapatkan tanda masuk ke kompleks pengadilan yang terletak di jantung ibu kota India itu.
Ini adalah serangan besar pertama di wilayah India sejak tiga ledakan di Mumbai pada 13 Juli yang menewaskan 26 orang. Pelakunya masih belum jelas.
"Sebelas orang telah meninggal dalam insiden ini dan 76 orang lainnya luka-luka," kata Kementerian Dalam Negeri.
Gambar saat-saat peristiwa itu terjadi yang diambil oleh telefon selular setelah serangan tersebut disiarkan di televisi, memperlihatkan para korban berteriak dan bersimbah darah.
Perdana Menteri Manmohan Singh mengatakan ada "kelemahan dalam sistem keamanan kita dan para teroris mengambil manfaat."
"Kita harus mengatasi ini," kata Singh.
Sebelumnya Singh mengatakan pemboman itu adalah tindakan pengecut dari sifat teroris".
Amerika Serikat, Prancis, Inggris dan Pakistan semuanya mengutuk pemboman itu, sementara Kepolisian Delhi menyiarkan sketsa dua tersangka berdasarkan laporan para saksi mata.
Para penyidik sedang menyelidiki satu pernyataan bertanggung jawab yang dikirim lewat email oleh Harkat-ul-Jihad al-Islami (HuJI), kelompok militan di Pakistan yang memiliki hubungan dengan serangan-serangan sebelumnya di India.
"Lebih 100 orang antri di tempat penerima tamu," kata Rahul Gupta, pemohon yang kasusnya terdaftar untuk persidangan pada Rabu itu. "Ada ledakan kuat. Saya melihat banyak orang tergeletak berlumuran darah."(*)
SYS/M016Editor: Jafar M Sidik
terbesar dalam dua bulan terakhir (ANTARANews/Ardika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar